Jangan Bingung Pilih Prioritas, Pakai MoSCoW untuk Project Management!
Isi Artikel
Apa yang kamu lakukan jika stakeholder tiba-tiba meminta penggantian prioritas dalam proyekmu? Idealnya, hal ini tentu tak sembarangan dilakukan. Agar tak perlu ada konflik, kamu bisa menggunakan MoSCoW method.
Lewat teknik ini, kamu punya alasan atas pemilihan prioritas pekerjaan. Dengan begitu, kamu bisa menjelaskannya dengan baik pada stakeholder.
Memangnya, apa itu teknik MoSCoW? Glints akan mengupas tuntas tentangnya dalam artikel ini. Simak, yuk!
Mengenal MoSCoW Method
Waktu dan tenaga yang dimiliki manusia tentu ada batasnya. Dengan alasan ini, kamu tidak bisa melakukan semua hal di waktu yang sama. Sebagai solusi, kamu bisa menyusun skala prioritas.
Nah, hal ini terjadi tak hanya dalam skala personal, lho. Dalam konteks manajemen proyek, kamu juga harus memilih apa yang harus dinomorsatukan, apa yang bisa ditunda dulu.
Mengutip Tools Hero, semua anggota proyek kerap ingin semuanya dikerjakan secepatnya.
Sayangnya, kondisi ideal ini hampir tidak mungkin terjadi. Sumber daya yang dimiliki perusahaan tentu terbatas.
Dengan alasan ini, seorang project manager membutuhkan teknik memprioritaskan pekerjaan. Teknik MoSCoW alias MoSCoW method adalah salah satunya.
Dalam teknik ini, pekerjaan akan “dikotak-kotakkan” ke dalam beberapa kategori. Dirangkum dari Product Plan, kategori itu di antaranya:
1. Must-have
Pertama, ada must–have alias harus dimiliki. Pekerjaan yang masuk kategori ini harus diselesaikan.
Misalnya, kamu sedang membangun aplikasi to–do list. Fitur yang masuk ke kategori ini adalah penulisan to–do list itu sendiri.
Tak apa-apa jika aplikasi belum punya fitur voice recognition. Fitur ini tak menjadi prioritas karena aplikasi tetap bisa digunakan tanpanya.
2. Should-have
Kategori kedua dalam MoSCoW method adalah should–have. Ia tentu berbeda dengan must–have.
Pekerjaan di dalamnya memang penting. Meski begitu, tanpanya, produkmu tetap bisa berfungsi dengan baik.
Contohnya adalah bug kecil dalam aplikasi. Kamu tetap bisa merilis produk terkait walau bug itu masih ada. Meski begitu, bug itu tentu harus tetap kamu hilangkan.
3. Could-have
Selanjutnya, ada could–have. Tahap dalam teknik MoSCoW ini berada di bawah should–have.
Walau pekerjaan dalam kategori ini tak dikerjakan, proyek tetap bisa selesai dengan baik. Sebab, tugas di dalamnya bersifat opsional.
Meski begitu, jika benar diselesaikan, pekerjaan ini bisa membuat proyek makin baik lagi.
4. Will not have (untuk saat ini)
Kategori terakhir bernama will not have. Ia berisi pekerjaan yang takkan dikerjakan, setidaknya untuk saat ini.
Beberapa pekerjaan di dalamnya akan diprioritaskan dalam proyek atau kesempatan lainnya. Akan tetapi, ada pula yang takkan dikerjakan sama sekali.
Kadang kala, ada yang memisah dua pekerjaan tadi menjadi dua kategori tersendiri.
Plus Minus MoSCoW Method
Layaknya semua hal di dunia ini, teknik MoSCoW punya kelebihan dan kekurangan. Informasi soal plus minusnya akan membantumu mempertimbangkan penggunaan metode ini.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tiap anggota tim tentu punya pendapat soal pekerjaan apa yang harus didahulukan. Nah, kata Tech Target, MoSCoW bisa hadir sebagai penengah.
Pendapat tiap orang tentu didengar. Setelahnya, semuanya dikategorikan berdasarkan urgensi dan kepentingan pekerjaan, bukan berdasarkan jabatan atau lainnya.
Selain itu, proses ini juga bisa digunakan untuk membuat minimum viable product (MVP). Sebab, fitur yang penting untuk produk terlihat dengan jelas.
Sayangnya, MoSCoW method juga punya kekurangan. Salah satunya terletak di kategori will not have.
Apakah pekerjaan itu akan ditinggalkan begitu saja? Jangan-jangan, mereka malah akan jadi prioritas dalam proyek selanjutnya.
Selesai sudah penjelasan dari Glints. Bagaimana, apakah kamu tertarik menggunakan MoSCoW method untuk proyek selanjutnya?
Jika memang belum, tenang saja. Masih ada banyak teknik lain selain MoSCoW yang bisa membuat proyekmu makin lancar.
Kira-kira, apa sajakah itu? Kamu bisa membacanya di newsletter blog Glints.
Isinya tak hanya itu saja, lho. Kamu juga akan mendapat kabar terbaru dan tepercaya soal dunia kerja, personal finance, dan pengembangan diri.
Tak cukup sampai di situ saja. Langganan ini juga bersifat gratis. Jadi, tunggu apa lagi? Daftarkan emailmu sekarang, yuk!