Microaggression di Tempat Kerja: Bentuk dan Cara Mengatasinya

Diperbarui 16 Sep 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Salah satu cara menciptakan lingkungan kerja inklusif dan menjunjung keberagaman adalah dengan menghindari microaggression.

    Terkadang, setiap ujaran maupun komentar yang kamu ungkapkan secara tidak sadar adalah bentuk dari microaggression. 

    Apalagi di tempat kerja yang terdiri dari banyak latar belakang, lebih sulit untuk mengenali bahwa suatu tindakan termasuk dalam microaggression.

    Lalu, apa itu microaggression dan bagaimana kamu bisa mengenalinya di tempat kerja? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Arti Microaggression

    Melansir Medical News Today, microaggression adalah bentuk tindakan yang terkesan tidak menyakiti, namun menargetkan satu kelompok tertentu secara negatif.

    Bentuk dari microaggression di tempat kerja sendiri bermacam-macam, bisa dari verbal, perilaku, atau kondisi lingkungan kerja itu sendiri.

    Microaggression juga diartikan sebagai pernyataan, tindakan, atau kejadian yang secara tidak langsung menyinggung kelompok marjinal atau minoritas.

    Microaggression dikenal sebagai unintentional discrimination atau tindakan diskriminasi yang tidak disengaja.

    Mengapa disebut tidak sengaja? Hal ini karena orang yang melakukan microaggression tidak memahami bahwa tindakan maupun pernyataannya bersifat menyakiti.

    Berlitz mengatakan, microaggression sulit dikenali di tempat kerja karena beberapa hal, seperti:

    • adanya bias dari kelompok atau individu tertentu
    • sulit membedakan antara rasa kesal dan terdiskriminasi

    Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

    3 Bentuk Utama dari Microaggression

    Ada 3 bentuk utama dari microaggression, yaitu:

    1. Microassaults

    Microassaults juga dikenal dengan bentuk rasis terdahulu atau old-fashioned racism. Hal ini karena orang yang melakukannya sengaja berperilaku diskriminatif.

    Mereka juga tidak memiliki intensi untuk menyinggung dan menyakiti orang lain melalui tindakannya.

    Namun, mereka tetap tidak mau mengakui bahwa apa yang ia lakukan adalah bentuk diskriminasi.

    2. Microinsults

    Bentuk microaggression ini terjadi saat secara tidak sengaja seseorang berperilaku atau bertindak secara diskriminatif.

    Saat seseorang melakukan microinsults, mereka akan berpikir bahwa sebenarnya mereka memberikan pujian.

    Padahal apa yang mereka katakan merupakan hal yang menyinggung.

    3. Microinvalidations

    Bentuk microaggression yang satu ini adalah saat orang tidak mengakui tindakannya sebagai bentuk diskriminasi dan rasisme.

    Mereka bukan hanya menolak untuk mengakuinya, namun memang tidak mempercayai bahwa ada tindakan diskriminasi dan rasisme.

    Baca Juga: Ageism di Tempat Kerja: Arti, Tanda-Tanda, dan Cara Menghadapinya

    Dampak Microaggression di Tempat Kerja

    Sebuah studi yang dirilis oleh Urban Education dilansir Medical News Today menyatakan bahwa seseorang yang mengalami microaggression di tempat kerja akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang rendah.

    Sering kali pernyataan yang sifatnya ofensif dan bentuk microaggression lainnya akan memengaruhi produktivitas dari pekerja.

    Biasanya seseorang yang mengalami microaggression berisiko alami masalah fisik dan mental.

    Beberapa contoh masalah mental yang mungkin terjadi karena microaggression seperti:

    • depresi
    • gangguan kecemasan
    • niat untuk mengakhiri hidup
    • kebiasaan minum minuman beralkohol
    • sulit percaya diri

    Lebih jauh, saat kamu merasa tidak memiliki nilai/value dan self-esteem berkurang, ini juga berdampak berupa:

    • ketakutan untuk melamar pekerjaan
    • tidak berani negosiasi gaji
    • kesulitan mendapatkan promosi

    Contoh Microaggression di Tempat Kerja

    Christine Mallinston, seorang profesor bahasa, literasi, dan budaya dari University of Maryland dilansir Insider mengatakan bahwa karena microaggression biasanya terjadi saat komunikasi, penting untuk memperhatikan bagaimana kamu berbicara, terutama di tempat kerja.

    Berikut adalah beberapa contoh microaggression yang terjadi di tempat kerja:

    1. Mengomentari cara teman kantor berbicara

    Sering kali, apa yang kamu pikir adalah sebuah pujian, bisa jadi merupakan bentuk dari microaggression. 

    Sangat mudah bagi siapa saja di lingkungan kerja untuk berkomentar tentang cara rekan kerjanya berbicara dan berkomunikasi.

    Misalnya, ada seseorang yang berasal dari etnis tertentu lalu berbicara bahasa yang berasal dari etnis tersebut, komentar seperti:

    • “bahasa mandarin kamu ternyata bagus, ya” atau “your mandarin is so good”. 

    Bagaimana cara mengatasinya? Hindari untuk berkomentar tentang bagaimana seseorang menggunakan bahasa ibu mereka.

    2. Bercanda tentang keadaan mental seseorang

    Saat ini, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental bukan hanya dibarengi dengan hal positif melainkan juga negatif.

    Apalagi di tempat kerja saat banyak orang mencoba untuk menyeimbangkan pekerjaan dan personal lalu diterpa stres berkepanjangan, bercanda tentang mental seseorang bukanlah hal yang baik.

    Contoh yang biasanya terjadi seperti “kamu mengerjakan tugas ini rapi sekali, OCD ya?”.

    Atau pernyataan seperti pujian “wah, kamu pintar multi-tasking ya, apa kamu ADHD?”.

    Pernyataan-pernyataan seperti itu harus dihentikan di tempat kerja agar tidak menjadi kebiasaan.

    Tempat kerja seharusnya bisa membuat karyawannya merasa aman dari mental health stigmabukan sebaliknya.

    Cara Mengatasi Microaggression di Tempat Kerja

    Untuk mengatasi microaggression di tempat kerja, kamu harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana mengatasi bias di tempat kerja.

    Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pelatihan anti-bias. Langkah utama yang bisa dilakukan yaitu melatih kesadaran siapa saja yang ada di tempat kerja.

    Beberapa langkah yang bisa kamu lakukan untuk bisa mengenali dan mengatasi microaggresion di tempat kerja, yaitu:

    • pikirkan bias dan stereotipe apa yang berkembang di kantor kamu
    • lihat dampaknya kepada karyawan yang terlibat
    • apakah tindakan tersebut memiliki dampak yang lebih luas kepada perusahaan dan budaya kerja
    • mengubah cara komunikasi atau komentar serta tindakan bersifat microaggression

    Saat seseorang menyadari dan memahami konsep dari anti-bias serta bagaimana microaggression di tempat kerja bisa terjadi, maka perusahaan bisa menciptakan lingkungan kerja yang inklusif.

    Jika kamu sudah memahami microaggression, maka akan lebih mudah membuat lingkunga kerja yang aman dan adil.

    Baca Juga: Jadi Satu-satunya Wanita di Tempat Kerja? Manfaatkan dengan 6 Tips Ini!

    Itu dia serba-serbi microaggression yang perlu kamu pahami. Semoga kamu tidak lagi mengalaminya, ya.

    Untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif memang diperlukan kerja sama dari segala pihak, dari pekerja, atasan, hingga petinggi perusahaan.

    Dalam upaya mencapainya, kamu juga harus tahu cara menghadapi diskriminasi di tempat kerja.

    Bagaimana caranya? Yuk, simak informasi selengkapnya dengan baca artikel ini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait