Pernahkah kamu diberitahu bahwa kamu “belum cukup umur” atau “terlalu tua” untuk mengerjakan suatu hal? Nah, hal ini adalah bentuk ageism.
Ageism sendiri juga masuk dalam bentuk diskriminasi di tempat kerja, lho.
Contoh lainnya, pernahkah kamu mengungkapkan ide saat meeting, tapi ditolak mentah-mentah karena umurmu yang masih terlalu muda?
Atau proses rekrutmen untuk sebuah posisi tak dilanjutkan karena seorang kandidat berusia terlalu tua?
Makanya, berikut Glints berikan penjelasan apa itu ageism, tanda-tanda keberadaannya di tempat kerja, hingga cara untuk menghadapinya. Simak, yuk!
Definisi Ageism
Ageism adalah sebuah bentuk prasangka buruk terhadap umur seseorang dan jadi faktor utama yang membuatnya dianggap tak cocok pada posisi atau tanggung jawab tertentu.
Mengutip dari Hired, salah satu contoh ageism seperti mengabaikan kandidat berusia tua yang qualified demi merekrut kandidat muda meski kualitas dan pengalamannya belum memenuhi standar.
Selain itu, prasangka yang menyebutkan bahwa orang yang lebih tua sudah tidak bisa produktif karena tidak mahir menggunakan teknologi pun merupakan bentuk ageism.
Meski begitu, ageism sendiri tidak hanya dialami kandidat yang sudah berumur.
Mereka yang masih muda pun dapat menjadi korban ageism.
Bahkan menurut BBC, dampak dari ageism cenderung lebih buruk terhadap generasi pekerja muda.
Sebab, ada anggapan bahwa generasi milenial dan Gen Z yang manja serta memiliki etos kerja buruk pun jadi bentuk ageism di tempat kerja.
Berikut adalah contoh kasus dari ageism di tempat kerja baik untuk pekerja yang berusia tua maupun muda.
- Kamu tidak mendapatkan promosi ke bagian upper-management karena dianggap terlalu muda untuk menjabat posisi tersebut meski track record-mu baik.
- Seorang pekerja di-PHK karena dianggap perusahaan sudah terlalu tua untuk menjalani pekerjaan.
- Idemu ditolak karena dianggap masih muda dan tidak tahu apa-apa.
Tanda-Tanda Ageism
Sayangnya, praktik ageism sering tak terlihat secara kasat mata.
Meskipun sebuah perusahaan memastikan bahwa tidak akan ada prejudice sama sekali di dalamnya.
Nah, menurut TopResume, berikut adalah beberapa tanda bahwa sebuah kantor memiliki ageism.
- Kesempatan belajar (program pelatihan, biaya untuk melanjutkan pendidikan, konferensi, dan lainnya) langsung ditawarkan ke pegawai yang lebih muda, bukan yang senior.
- Orang yang masih muda tidak diberikan tugas yang “menantang”, sedangkan pegawai senior diberikan tugas “membosankan”
- Tidak dilibatkan dalam rapat bersama klien atau kegiatan perusahaan karena dianggap terlalu muda.
- Asumsi tertulis atau tidak tertulis bahwa kamu tidak bisa mengambil cuti untuk keluarga karena belum punya anak di rumah.
- Ucapan atau komentar merendahkan mengenai usia. Hal ini termasuk candaan yang merendahkan kemampuan seseorang yang berkaitan dengan usia.
- Tidak diberikan kesempatan untuk mendapatkan kenaikan gaji atau promosi.
Meski begitu, untuk poin terakhir sendiri sangatlah tricky.
Sebab, perbedaan kenaikan gaji atau mendapatkan promosi bisa didasari oleh ageism atau berdasarkan performa pekerja.
Cara Menghadapi Ageism
Merangkum dari Hired, Harvard Business Review, dan Ageism, berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi ageism di tempat kerja.
1. Jangan lakukan diskriminasi
Salah satu cara yang bisa kamu lakukan untuk menghadapi ageism yaitu dengan tidak melakukan diskriminasi baik terhadap orang yang lebih tua atau muda.
Oleh karena itu, buanglah anggapan jika orang tua hanya memperlambat proses kerjamu. Bantulah mereka untuk tetap bisa bekerja di era digital.
Selain itu, jika ada pegawai muda yang memberi pendapat, dengarkanlah mereka karena bisa jadi kamu mendapatkan perspektif baru.
2. Kolaboratif ketika bekerja
Tunjukkan bahwa dirimu adalah seorang team player dan mau belajar juga bersikap fleksibel.
Hal ini akan menunjukkan bahwa dirimu memiliki mindset yang tepat untuk bekerja di posisi yang sedang dijalani atau ingin dilamar.
3. Tunjukkan sikap positif
Perusahaan selalu mencari pekerja yang penuh semangat dan selalu bersikap positif.
Karena itu, tunjukkan bahwa dirimu adalah seseorang yang passionate ketika bekerja atau mencari pekerjaan.
Beberapa caranya adalah dengan menunjukkan body language yang baik atau sikap terbuka pada rekan kerja.
3. Bergabung atau berbicara dengan sesama profesional
Memang sulit untuk menempatkan diri pada lingkungan yang tidak seusia.
Ada rasa canggung dan takut tidak nyambung yang muncul.
Namun, tidak ada salahnya, bukan untuk mencoba?
Hal ini pun menjadi safe space bagimu untuk sharing dan bertukar ide untuk menghadapi ageism.
4. Beritahu atasan atau HR
Ketika mendapatkan perlakuan ageism, cobalah untuk membicarakan hal tersebut ke atasanmu terlebih dahulu.
Mungkin saja dia bisa menawarkan solusi berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.
Kamu pun bisa membicarakan masalah ageism ke departemen HR di perusahaanmu.
Dengan begitu, kamu bisa tahu bagaimana perusahaan menindak hal ini.
Jika ternyata tidak ada peraturan yang membahas ageism di perusahaanmu, kamu pun bisa mengusulkannya melalui kerja sama dengan pihak HR.
5. Mencari mentor
Untuk milenial dan Gen Z, Glints menyarankan untuk mencari mentor untuk membantumu lebih dipercaya serta mengembangkan skill.
Dengan punya mentor, kamu bisa berdiskusi seputar diskriminasi yang dialami.
Tidak hanya itu, dengan membentuk dialog antar-generasi, kamu pun dapat mengurangi ageism di tempat kerja.
6. Berbicara langsung dengan pelaku
Kamu pun bisa mencoba untuk berbicara langsung dan melakukan dialog terbuka dengan pelaku diskriminasi ageism.
Namun, tetap jaga emosimu dan tetap tenang, ya. Kamu pun bisa mengirim email dengan contoh seperti ini.
Komentar yang Anda buat pada tempo hari lalu membuat saya tidak nyaman. Ketika Anda membawa usia ke percakapan, hal ini seakan saya tidak qualified untuk pekerjaan ini.
Dari sana, kamu bisa memulai percakapan tentang ageism dan bagaimana untuk menanggulanginya.
Tidak hanya itu, kamu pun bisa menawarkan diri untuk mengerjakan suatu projek bersama untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan keahlianmu.
7. Berikan data
Ketika kamu sedang interview promosi, namun usiamu dianggap terlalu muda, berikan data tentang performa sebagai alasan kamu layak untuk mendapatkannya.
Dengan hal ini, kamu memberikan gambaran objektif bahwa terlepas berapapun usiamu, performa kerjamu akan selalu lebih baik dari yang lain.
Nah, itu adalah beberapa hal yang perlu kamu ketahui seputar ageism. Apakah kamu merasa kantormu memiliki masalah serupa?
Jika ya, yuk, diskusikan solusinya dengan para pakar industri di Glints Feed.
Dalam fitur terbaru aplikasi Glints ini, kamu bisa berdiskusi dan bertanya jawab seputar hal-hal yang berkaitan dengan dunia kerja.
Sehingga, kamu bisa mendapatkan insight menarik yang mungkin belum kamu tahu.
Menarik bukan? Makanya, yuk, tap tombol di bawah untuk download aplikasi Glints dan gabung di Glints Feed.