7 Tips Mengungkapkan Kekecewaan kepada Atasan secara Profesional
Isi Artikel
Sah-sah saja bagi karyawan untuk mengungkapkan kekecewaan yang dirasakan kepada atasan.
Namun, satu hal yang harus dipahami yaitu untuk tetap melakukannya dengan profesional.
Jangan sampai kamu bereaksi berlebihan dan akhirnya melakukan konfrontasi secara kasar.
Selain dinilai tidak profesional, hal tersebut juga akan membuatmu mendapatkan nilai performa yang buruk.
Pastinya, hal itu bisa membuat posisimu di kantor jadi tidak aman.
Lantas, bagaimana cara mengungkapkan kekecewaan kepada atasan dengan cara yang profesional?
Jangan bingung, Glints sudah menyiapkan beberapa tips-nya di bawah ini. Simak terus, yuk!
1. Pahami apa sebenarnya hal yang membuatmu kesal
Sebelum mengungkapkan kekecewaan kepada atasan secara langsung, pastikan kamu sudah memahami apa yang sebenarnya kamu rasakan.
Jangan sampai kamu hanya merasakan emosi sesaat. Kehidupan kerja memang tak mudah sehingga tak sedikit orang yang sulit mengontrol emosi.
Namun, sebelum kamu protes ke atasan karena emosi yang dirasakan, baiknya kamu ambil waktu sesaat untuk menenangkan diri.
Menurut The Balance Careers, ambil sedikit waktu untuk memahami perasaan dan mengumpulkan fakta yang dibutuhkan untuk mendukung argumenmu saat berbicara ke atasan.
Jika kesulitan menenangkan diri saat di kantor, kamu bisa mencoba melakukan meditasi. Ketahui cara mudahnya dengan membaca artikel berikut:
2. Tahu apa yang kamu inginkan
Setelah memahami bagaimana perasaanmu, kini pikirkan pula apa respons yang ingin kamu dapat setelah mengungkapkan kekecewaan kepada atasan.
Kekecewaan biasanya terjadi karena ada harapan yang tidak bisa terpenuhi.
Makanya, saat berbicara dengan atasan pastikan kamu tahu apa maksud dan tujuanmu mengungkapkan kekecewaan tersebut.
Apakah kamu ingin atasan mengubah keputusannya atau ingin idemu lebih didengar dan didukung.
Dengan tahu apa tujuanmu, tentu akan lebih mudah mengarahkan pembicaraan.
3. Jadwalkan pertemuan
Langkah selanjutnya yang harus kamu lakukan adalah untuk menjadwalkan pertemuan dengan atasan.
Sebaiknya kamu tanyakan langsung kepada atasan mengenai maksud dan tujuanmu ingin bicara secara pribadi.
Menyadur Chron, jelaskan pula bahwa kamu ingin mendiskusikan beberapa masalah yang membuatmu frustasi.
Dengan begitu, atasanmu akan memiliki gambaran mengenai pertemuan yang akan dilakukan.
Jadi, ia bisa menyiapkan diri dan memahami apa yang kamu harapkan setelah pertemuan tersebut.
4. Pilih kata-kata yang sopan saat bicara
Supaya usahamu dalam mengungkapkan kekecewaan kepada atasan bisa lebih lancar, sebaiknya perhatikan kata-kata yang dipilih terlebih dahulu.
Bagaimanapun tidak mudah untuk membicarakan hal yang membuatmu kecewa apalagi kepada atasan.
Itulah mengapa kamu perlu mempersiapkan seperti apa kata-kata yang akan disampaikan.
Hindari kata-kata yang kasar apalagi untuk menyudutkan atasan. Usahakan tetap memilih kata-kata yang sopan selama kamu menuangkan isi hatimu.
Selain itu, perhatikan juga komunikasi nonverbal seperti gerakan tubuh, ekspresi wajah, dan kontak mata yang kamu lakukan.
Hal itu berguna untuk menghindari kesalahpahaman dan menjaga perasaan atasanmu.
Ingin tahu lebih banyak soal komunikasi nonverbal? Kamu bisa membaca penjelasan selengkapnya di bawah ini:
5. Tetap tenang dan profesional
Meskipun kamu sudah menyiapkan kata-kata yang sopan, tapi bisa saja proses diskusi malah jadi perdebatan.
Tidak mudah menghadapi beda pendapat dengan atasan. Kamu tetap harus mengontrol diri karena bagaimanapun ia adalah atasanmu di kantor.
Dalam artikel yang lain, Chron menyebutkan untuk tetap menjaga nada bicara dengan tenang.
Lalu, tetap tunjukkan profesionalitas dan jangan mudah terpancing.
Saat atasan menjadi defensif dan diskusi tidak dapat berlanjut dengan kondisi yang tenang, sebaiknya tawarkan untuk meneruskannya di lain waktu saja.
6. Hormati keputusan yang diambil
Setelah kamu mengungkapkan kekecewaan kepada atasan dan diskusi berjalan tanpa ada masalah, pasti akan ada keputusan yang dibuat.
Keputusan yang diambil itu tentu sudah dipikirkan baik-baik oleh atasanmu. Ia juga mempertimbangkan keluhan dan masukan yang sudah kamu berikan kepadanya.
Entrepreneur juga menjelaskan agar karyawan selalu mengikuti kebijakan dari atasan dan perusahaan.
Jika terjadi masalah antar karyawan atau dengan atasan, tetap harus mengikuti kebijakan yang ada dalam perusahaan untuk menyelesaikannya.
7. Bersiap untuk konsekuensi yang akan kamu dapatkan
Segala hal yang dilakukan pasti akan ada konsekuensinya. Begitu juga setelah kamu berani mengungkapkan kekesalanmu kepada atasan.
Selain harus menghormati segala keputusan yang dibuat, kamu juga harus mempersiapkan diri untuk kemungkinan lainnya.
Misalnya, kamu memiliki atasan yang otoriter pastinya dengan sikapmu yang berani akan membuat mereka tidak nyaman.
Karena itu, pikirkan baik-baik seperti apa konsekuensi yang akan kamu dapatkan setelah berani mengungkapkan kekesalanmu kepada atasan.
Apakah setelah melakukan hal itu akan membuatmu mendapatkan hasil yang sepadan?
Jika tidak, mungkin kamu perlu memikirkan lagi urgensi untuk berbicara langsung kepada atasan.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu perhatikan saat akan mengungkapkan kekecewaan kepada atasan agar tetap profesional dan terhindar dari konflik.
Sebenarnya jika budaya kerja perusahaan tempatmu bekerja terbuka bagi karyawan yang ingin memberikan feedback, maka tak ada salahnya untuk mencoba hal di atas.
Akan tetapi, kamu harus tetap berpikir ulang dan menyiapkan diri dengan baik sebelum mulai mengungkapkan isi hati apalagi kekecewaan kepada atasan.
Mau tahu tips lain berkaitan dengan cara menghadapi berbagai jenis atasan? Tenang, Glints punya banyak artikel terkait yang bisa kamu baca secara gratis di Glints Blog!
Mulai dari atasan yang sulit diajak berdiskusi, yang cuek, hingga yang memiliki kepemimpinan otoriter.
Dengan mempelajarinya, kamu dapat menemukan cara agar tetap bisa bekerja secara optimal sekaligus menghadapi sitausi tersebut dengan baik.
Langsung saja klik link ini untuk temukan kumpulan artikelnya!