Market Gap: Definisi, Contoh, dan Cara Memaksimalkannya

Diperbarui 25 Jul 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Market gap adalah sebuah peluang bisnis yang cukup sulit untuk diidentifikasi dan dimanfaatkan dengan baik.

    Peluang inilah yang umumnya melatar belakangi lahirnya sebuah bisnis atau inovasi baru.

    Agar kamu dapat mengoptimalkan peluang ini di kemudian hari, ayo simak pembahasan lengkap dari Glints berikut ini!

    Definisi Market Gap

    Dilansir dari The Balance Moneymarket gap adalah sebuah peluang bagi para pelaku bisnis untuk menawarkan sesuatu yang dibutuhkan oleh konsumen, namun saat ini belum ada yang menyediakannya di pasaran.

    Kebutuhan tersebut dapat berbentuk apa saja, mulai dari produk atau jasa yang belum pernah ada atau solusi baru dalam hal sistem pengiriman.

    Jadi, gap yang dimaksud mengarah pada kesenjangan antara penawaran dan permintaan (supply & demand).

    Sebagai entrepreneur, business development, product developer, atau marketer, kamu harus jeli melihat gap ini untuk menarik hati banyak konsumen.

    Inovasi yang ditawarkan untuk mengisi gap tersebut pun tidak harus berupa hal yang besar atau revolusioner.

    Ada banyak kesulitan konsumen yang terlihat sepele, namun sebenarnya mereka sangat memerlukan solusi untuk memudahkan kehidupannya.

    Baca Juga: Tertarik Tumbuhkan Bisnis? Pahami Riset Konsumen dan Cara Melakukannya

    Contoh Market Gap

    Pada dasarnya, hampir semua brand yang kita tahu saat ini memiliki daya saing berkat kecerdikan mereka dalam mengidentifikasi peluang bisnis dari market gap tersebut.

    Berikut beberapa contoh market gap di antaranya adalah sebagai berikut.

    1. Netflix

    Netflix memulai bisnisnya dengan menyediakan jasa sewa DVD pada tahun 1997.

    Berbeda dengan penyewaan DVD pada umumnya, Netflix mencoba memberi solusi bagi konsumen yang tinggal di daerah yang tak memiliki toko penyewaan DVD.

    Jadi, mereka akan mengirimkan DVD melaui pos ke rumah para konsumennya dan mengenakan biaya sewa bulanan.

    Seiring berkembangnya teknologi, Netflix kemudian menyewakan DVD tersebut melalui streaming platform hingga saat ini.

    2. Gojek

    Contoh market gap yang selanjutnya adalah Gojek, layanan transportasi online yang didirikan pada tahun 2009.

    Pendiri Gojek, Nadiem Makariem, mendirikan perusahaan teknologi ini berdasarkan pengalaman pribadinya menggunakan transportasi ojek.

    Ia merasa waktu yang dihabiskan pengemudi ojek untuk menunggu penumpang sangatlah tidak efektif. Padahal, mereka bisa menambah penghasilan dengan cara terus mencari penumpang.

    Selain itu, ia juga merasa bahwa seharusnya ada layanan yang dapat menghubungkan kedua belah pihak agar penumpang juga bisa menemukan ojek di manapun saat membutuhkannya.

    3. Amazon

    Awalnya, Jeff Bezos mendirikan Amazon karena merasa bahwa konsumen membutuhkan sebuah tempat untuk membeli buku secara online.

    Pada tahun 1994, ia memutuskan untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui Amazon.

    Hingga saat ini, tak hanya buku saja yang bisa konsumen temukan, melainkan hampir semua jenis barang kebutuhan sehari-hari seperti elektronik, pakaian, furnitur, makanan, dan masih banyak lagi.

    Dilansir dari Ask Careermarket gap yang terjadi saat itu cukup besar terutama terkait permintaan masyarakat akan adanya layanan online shopping.

    Baca Juga: 7 Tools yang Dapat Menunjang Kerja Market Research

    Cara Memaksimalkan Peluang Market Gap

    Lantas, bagaimanakah caranya agar kita peka terhadap peluang serta mampu memaksimalkannya? Simak beberapa tips berikut yang dilansir dari British Business Bank.

    1. Kenali ciri-cirinya

    Beberapa ciri peluang market gap di antaranya adalah:

    • Berupa hal yang benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya.
    • Berupa hal yang sudah ada, namun ada bagian yang perlu diperbaiki dan dioptimalkan.
    • Berupa hal yang sudah ada, namun belum memaksimalkan potensi pasar yang lain.

    Jadi, ingat ketiga ciri-ciri tersebut terlebih dahulu sebelum atau ketika kamu mendapatkan sebuah ide.

    Jika dirasa memenuhi salah satu di antara ketiganya, sebaiknya terus kembangkan ide tersebut menjadi rencana bisnis yang lebih lengkap.

    2. Ambil contoh bisnis yang ada di luar negeri

    Ada banyak sekali produk dan jasa yang kini kita nikmati yang merupakan hasil dari inspirasi bisnis luar negeri.

    Mulai dari thai tea hingga ramen, semuanya bisa diimitasi dan disesuaikan dengan kultur lokal.

    Kamu dapat melihat startup di Asia, Eropa, Amerika, dan wilayah lainnya dan coba pikirkan apakah ada ide yang bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan masyarakat Indonesia.

    Selama peluangnya cukup besar, tak ada salahnya untuk mengambil inspirasi dari sana selama kamu tidak menjiplak identitas dan ide mereka 100%.

    3. Brainstorm dengan tim

    Cara lain untuk mengidentifikasi peluang market gap adalah dengan melakukan sesi tukar pikiran dengan rekan kerjamu.

    Siapa tahu rekan kerjamu mengetahui beberapa tren pasar yang belum pernah kamu dengar sebelumnya, begitu juga sebaliknya.

    Jangan hanya melihat dari kacamata bisnis, coba tempatkan diri sebagai konsumen lalu tanyakan pada diri sendiri apakah ada masalah di kehidupan sehari-hari yang menurutmu belum ada solusinya.

    Selain itu, kamu dapat langsung saling mengevaluasi ide yang terkumpul agar lebih cepat maju ke tahap riset selanjutnya.

    4. Riset niche bisnismu

    Market gap adalah suatu kesenjangan atau kekosongan yang dapat berupa hal-hal kecil. Coba telaah kembali, apa saja komponen dalam niche bisnismu yang memiliki ruang untuk inovasi?

    Misalnya, di industri skincare, belum ada produk pelembab yang mengeluarkan kemasan refill sehingga konsumen bisa membeli produk yang lebih ekonomis dan hemat tempat.

    Jadi, inovasi bisa tercipta dalam bentuk apa saja, mulai dari kemasan, customer experience, sistem pengiriman, dan lain-lain.

    Baca Juga: Pilihan 6 Aplikasi untuk Mempermudah Customer Relationship Management

    5. Validasi ide

    Langkah terakhir adalah dengan memvalidasi idemu dengan berbagai metode riset pasar.

    Mulai dari survei kualitatif hingga riset kuantitatif, semuanya dapat kamu coba demi memvalidasi asumsimu.

    Tidak semua ide bisa dituangkan ke dalam rencana bisnis. Ada banyak bisnis yang gagal karena ternyata produk atau jasanya tidak diperlukan oleh konsumen.

    Pada intinya, market gap merupakan peluang untuk mengembangkan suatu bisnis. Selama idenya diolah sampai matang, tak ada salahnya mengeksekusi inovasi tersebut.

    Selain market gap, ada banyak bahasan menarik lainnya seputar dunia marketing yang bisa kamu baca di Glints Blog.

    Mulai dari topik tentang strategi digital marketing hingga media sosial, semuanya tersedia secara gratis.

    Tertarik? Ayo klik link ini sekarang juga untuk temukan kumpulan artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait