16 Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit, Kupon, Jaminan, dan Jatuh Tempo

Diperbarui 27 Nov 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Ada banyak sekali jenis obligasi yang perlu kamu pelajari sebelum memutuskan untuk membeli.

    Seperti yang kita tahu, dalam berinvestasi, kita harus berhati-hati dan memahami dengan baik instrumen investasi yang akan kita pilih.

    Dengan mempelajari jenis-jenisnya, kamu bisa tahu mana obligasi yang paling cocok dengan kebutuhan dan keinginanmu.

    Tak perlu berlama lagi, berikut penjelasan lengkapnya dari Glints khusus untuk kamu!

    Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit

    1. Obligasi pemerintah (government bonds)

    Sesuai namanya, obligasi ini merupakan surat utang yang resmi diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia.

    Itulah mengapa obligasi pemerintah dinilai memiliki keamanan yang lebih tinggi.

    Salah satu jenis obligasi pemerintah adalah Obligasi Negara Ritel (ORI).

    ORI adalah salah satu instrumen Surat Berharga Negara yang penjualannya bisa kamu akses melalui e-SBN, sebagaimana dilansir dari situs resmi Kementerian Kuangan RI.

    Surat Berharga Negara juga terdiri dari dua instrumen, yaitu Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

    Baca Juga: Ingin Investasi? Pelajari 13 Istilah Berikut Beserta Pengertiannya!

    2. Obligasi korporasi (corporate bonds)

    Jenis obligasi ini diterbitkan oleh sebuah korporasi atau perusahaan, baik perusahaan BUMN, BUMD, maupun swasta.

    Menurut Investopedia, alasan perusahaan memilih untuk menerbitkan obligasi adalah karena pasar obligasi biasanya memiliki ketentuan yang lebih mudah, serta bunga yang lebih rendah.

    Salah satu risiko obligasi korporasi adalah ketidakmampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya, yaitu kupon obligasi maupun pokok obligasi.

    Walaupun jarang terjadi, risiko ini tetap perlu kamu perhitungkan.

    Meskipun begitu, obligasi korporasi juga memiliki kelebihan, yaitu bunga yang ditawarkan obligasi umumnya lebih tinggi daripada bunga yang diberikan deposito.

    3. Obligasi pemerintah daerah (municipal bonds)

    Dilansir dari Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, obligasi daerah adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah daerah melalui penawaran umum di pasar modal.

    Biasanya, obligasi ini diterbitkan untuk membantu pemerintah daerah dalam merealisasikan program pembangunan.

    Bagi pemerintah daerah yang ingin menerbitkan obligasi, mereka harus memenuhi beberapa persyaratan dari pemerintah pusat.

    Salah satunya adalah kesediaan pembayaran pokok dan bunga sebagai akibat penerbitan obligasi daerah.

    Jenis Obligasi Berdasarkan Kupon

    1. Obligasi tanpa kupon (zero-coupon)

    Apabila membeli jenis obligasi yang satu ini, kamu tidak akan menerima kupon secara berkala.

    Penerbit hanya akan membayarkan bunga sekaligus pada saat jatuh tempo sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

    2. Obligasi kupon tetap (fixed coupon)

    Fixed coupon bond adalah obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

    Tingkat suku bunga kupon ini nilainya akan bersifat tetap sampai jatuh tempo.

    3. Obligasi kupon variabel (variable coupon)

    Jenis obligasi ini hampir mirip dengan fixed coupon. Namun, variable coupon memiliki suku bunga yang bisa berubah sewaktu-waktu.

    Perubahan nilai bunga tersebut bisa dipengaruhi oleh suku bunga perbankan.

    Baca Juga: 7 Tips Investasi Saham Bagi Pemula

    Jenis Obligasi Berdasarkan Perhitungan Imbal Hasil

    1. Obligasi konvensional

    Jenis obligasi yang satu ini merupakan jenis surat utang pada umumnya, yaitu diterbitkan oleh pihak tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal mereka.

    Kemudian, investor yang membeli surat utang tersebut akan mendapatkan bunga dalam jangka waktu yang sudah ditentukan.

    2. Obligasi syariah

    Obligasi syariah atau sukuk adalah surat berharga yang kegiatan jual belinya dilaksanakan berdasarkan prinsip syariah Islam.

    Jadi, semua perhitungan dan komponen dalam obligasi jenis ini tidak mengandung unsur riba.

    Hal ini merupakan kebalikan dari obligasi konvensional yang tidak menerapkan prinsip syariah tersebut.

    3. Obligasi berimbal hasil tinggi (junk bond)

    Jenis obligasi junk bond memiliki rating obligasi yang cukup rendah dalam pemeringkatan investasi. Rating atau peringkat ini diberikan oleh agensi atau lembaga pemeringkat kredit.

    Itulah mengapa risiko obligasi ini cukup tinggi.

    Namun, karena risikonya yang tinggi itulah, akhirnya para investor juga memiliki ekspektasi yang tinggi.

    Jenis Obligasi Berdasarkan Syariah

    1. Obligasi syariah sukuk mudarabah

    Obligasi syariah juga disebut dengan sukuk. Salah satu jenisnya ialah sukuk mudarabah.

    Sukuk mudharabah merupakan sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad mudharabah antara investor dan penerbit obligasi.

    Akad mudarabah terjadi ketika ada satu pihak yang menyediakan modal dan pihak lain yang bersedia menyediakan tenaga atau keahliannya.

    Keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan persetujuan yang telah disepakati sebelumnya.

    2. Obligasi syariah sukuk ijarah

    Sukuk jenis ini diterbitkan berdasarkan akad ijarah, yaitu kesepakatan antara satu pihak yang mau menyewakan atau menyerahkan hak manfaat asetnya ke pihak lain.

    Kesepakatan ini terjadi tanpa adanya perpindahan kepemilikan aset tersebut dari pihak satu ke pihak lainnya.

    Pihak yang memberikan atau menyewakan hak manfaat aset tersebut bisa melakukan akad ijarah melalui wali atau langsung melalui dirinya sendiri.

    3. Obligasi syariah sukuk istishna

    Pihak-pihak yang terlibat dalam akad istishna sepakat untuk melakukan jual beli dalam rangka membiayai suatu project atau barang.

    Sebelum kesepakatan tercapai, pihak-pihak yang terlibat akan mendiskusikan terlebih dahulu terkait spesifikasi barang atau detail project tersebut.

    Baca Juga: Intip 7 Situs Simulasi Jual-beli Saham Ini agar Kamu Semakin Mahir

    Jenis Obligasi Berdasarkan Jatuh Tempo

    1. Obligasi jangka panjang

    Sesuai namanya, obligasi ini memiliki jatuh tempo yang cukup lama, yaitu antara 1-10 tahun.

    Jadi, hasil dari investasimu tidak bisa kamu cairkan sebelum satu tahun.

    Ada beberapa risiko obligasi jangka panjang, mulai dari risiko inflasi, risiko suku bunga yang naik turun, hingga risiko likuiditas di mana penerbit tidak bisa memenuhi kewajiban karena tak memiliki aset cair.

    2. Obligasi jangka pendek

    Obligasi jangka pendek biasanya memiliki waktu jatuh tempo selama maksimal satu tahun.

    Dilansir dari Acorns, obligasi jangka pendek termasuk ke dalam jenis investasi low risk dan low return.

    Artinya, investasi ini memiliki risiko rendah namun menghasilkan keuntungan yang rendah juga. Akan tetapi, obligasi jangka pendek ini tetap bagus untuk menambah keberagaman dalam portofoliomu.

    Jenis Obligasi Berdasarkan Jaminan

    1. Secured bonds

    Ketika penerbit obligasi menyertakan jaminan untuk obligasi yang mereka terbitkan, maka obligasi tersebut masuk ke dalam tipe secured bonds.

    Jaminan tersebut bisa berupa aset milik penerbit maupun milik pihak ketiga.

    Ada 3 jenis secured bonds, di antaranya adalah:

    • mortgage bond (surat utang dengan jaminan berupa aset gedung atau bangunan)
    • collateral trust bond (surat utang dengan jaminan saham atau obligasi milik penerbit)
    • equipment trust certificate (surat utang obligasi yang hasil penjualan obligasinya digunakan untuk membeli beberapa aset, lalu aset tersebut dipinjamkan ke perusahaan)

    2. Unsecured bonds

    Kebalikan dari secured bonds, unsecured bonds merupakan jenis obligasi tanpa jaminan apapun dari penerbit.

    Jadi, investor hanya mengandalkan kesepakatan dengan penerbit.

    Meskipun begitu, The Balance Money menyebutkan bahwa obligasi ini bukan berarti sebuah investasi yang kurang baik.

    Beberapa investasi dengan risiko default yang rendah (kegagalan penerbit untuk memenuhi kewajibannya) justru merupakan  instrumen investasi yang termasuk ke dalam unsecured bonds.

    Baca Juga: Analisis Fundamental dan Teknikal: Apa Saja Perbedaannya?

    Demikian penjelasan Glints mengenai jenis-jenis obligasi. Semoga artikel kali ini bisa menjawab pertanyaanmu, ya.

    Mau belajar lebih banyak tentang investasi? Yuk, baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Ada kategori khusus yang membahas topik finansial, mulai dari tips mengelola keuangan pribadi hingga tips investasi.

    Dengan mempelajarinya, kamu akan mengetahui mana jenis investasi yang paling cocok untukmu serta cara meminimalkan risiko yang mungkin akan terjadi.

    Tunggu apa lagi? Ayo baca artikel lainnya di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait