GMP: Apa Itu, Tujuan, Jenis, Prinsip, dan Contoh Penerapannya
Apakah kamu pernah mendengar apa itu GMP? Good manufacturing practice (GMP) adalah sistem yang dirancang untuk memastikan proses produksi berjalan sesuai standar agar menghasilkan produk yang aman, berkualitas, dan efektif.
Jika kamu memiliki minat bekerja di bidang manufaktur, memahami GMP adalah langkah penting untuk meningkatkan kompetensi dan menjaga kepuasan konsumen.
Lalu, apa tujuan GMP? Bagaimana dengan penerapannya?
Langsung saja, simak penjelasan lengkap mengenai apa itu GMP, tujuan, jenis, dan contoh penerapannya yang telah Glints rangkum dari berbagai sumber di bawah ini!
Isi Artikel
Apa Itu GMP?
GMP adalah serangkaian pedoman dan prinsip yang bertujuan memastikan produk konsumsi dihasilkan dengan kualitas tinggi, aman, dan konsisten sesuai standar yang berlaku.
Istilah GMP merupakan singkatan dari good manufacturing practice, atau dikenal di Indonesia sebagai cara produksi yang baik (CPB).
Dilansir dari ISPE, pedoman ini tidak hanya diterapkan untuk meminimalkan risiko kesalahan seperti kontaminasi atau pencampuran bahan, tetapi juga untuk melindungi konsumen dari produk yang berpotensi berbahaya.
Salah satu aspek penting dari GMP adalah fleksibilitasnya.
Oleh karena itu, setiap perusahaan dapat menyesuaikan penerapan GMP sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka, selama tetap memenuhi standar yang telah ditentukan.
GMP juga dikenal sebagai cGMP, di mana huruf ‘c’ berarti “current” atau terkini, menekankan pentingnya penggunaan teknologi yang up-to-date.
Tujuan GMP
Dikutip dari Ease.io, GMP memiliki beberapa tujuan penting yang perlu dipahami:
1. Aman dikonsumsi konsumen
Salah satu tujuan utama GMP adalah memastikan produk aman untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Sebagai contoh, dalam industri makanan dan minuman, penerapan GMP memastikan kualitas produk tetap terjaga. Dengan demikian, risiko keracunan atau dampak kesehatan negatif lainnya dapat diminimalkan.
2. Meningkatkan kepercayaan konsumen
Produk yang dibuat sesuai prosedur GMP harus memiliki kualitas tinggi secara konsisten, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap merek.
Konsumen cenderung merasa lebih yakin untuk menggunakan produk yang diproduksi dengan standar yang baik, terutama ketika informasi kualitas tersebut jelas ditampilkan pada kemasan produk.
3. Melindungi pasar dan citra perusahaan
GMP adalah cara bagi perusahaan untuk membangun citra positif di mata konsumen.
Produk yang sesuai standar akan lebih mudah diterima di pasar, sehingga memperkuat daya saing perusahaan.
Lebih lanjut, sebuah perusahaan yang konsisten dalam menerapkan GMP juga dapat menarik mitra bisnis baru karena memiliki reputasi yang dapat diandalkan.
4. Mengurangi biaya operasional
Penerapan GMP yang baik dapat mengurangi kesalahan produksi yang dapat menimbulkan kerugian besar, seperti:
- penarikan kembali produk (recall)
- denda
- kehilangan lisensi operasional
Selain itu, proses produksi yang efisien akan menekan biaya dan memaksimalkan keuntungan perusahaan.
Jenis GMP
Di Indonesia, GMP diterapkan dalam berbagai sektor industri dengan jenis-jenis berikut:
1. Cara pembuatan makanan yang baik (CPMB)
CPMB dalam GMP adalah standar yang mengatur produksi makanan untuk memastikan produk aman dikonsumsi.
Misalnya, memastikan proses pengolahan makanan bebas dari bahan kimia berbahaya.
2. Cara pembuatan obat yang baik (CPOB)
CPOB memastikan kualitas obat atau bahan obat sesuai standar yang berlaku. Setiap tahapan, mulai dari pengolahan hingga pengemasan, diawasi untuk mencegah kontaminasi.
3. Cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB)
CKPB dalam GMP adalah standar yang menjamin proses produksi kosmetik berjalan konsisten dan terkendali.
Contohnya, penggunaan bahan baku kosmetik diuji terlebih dahulu sebelum proses produksi dimulai.
4. Cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB)
Prosedur ini bertujuan memastikan obat tradisional memenuhi persyaratan kualitas dan keamanan. Hal ini termasuk memastikan setiap bahan alami yang digunakan bebas dari pestisida atau zat berbahaya.
Prinsip GMP
Dikutip dari Safety Culture, GMP memiliki 10 prinsip dasar yang wajib dipatuhi. Apa saja prinsip GMP itu?
1. Standar operasional prosedur (SOP)
Setiap proses dalam produksi harus memiliki SOP yang jelas.
SOP ini menjadi panduan utama bagi karyawan untuk melaksanakan tugasnya, seperti prosedur sanitasi fasilitas. SOP juga penting untuk mengurangi risiko kesalahan yang dapat memengaruhi kualitas produk.
2. Penerapan SOP
Tidak cukup hanya memiliki SOP, prinsip GMP selanjutnya adalah memastikan SOP tersebut diterapkan secara konsisten.
Supervisor atau manajer produksi bertanggung jawab memastikan semua karyawan mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
3. Dokumentasi
Semua aktivitas produksi dan proses harus terdokumentasi dengan baik.
Contohnya, catatan terkait bahan baku, proses produksi, dan hasil akhir akan memudahkan pelacakan jika terjadi masalah. Dokumentasi ini juga menjadi bukti penting saat audit.
4. Validasi SOP
Sebelum SOP digunakan, perlu dilakukan validasi untuk memastikan prosedur tersebut efektif. Misalnya, melalui uji coba atau simulasi untuk memastikan SOP sesuai dengan tujuan produksinya.
5. Sistem kerja efisien
Prinsip GMP selanjutnya adalah memastikan tata letak fasilitas produksi dirancang untuk mendukung alur kerja yang efisien.
Contohnya, memisahkan area penyimpanan bahan baku dari area produksi untuk menghindari kontaminasi.
6. Pemeliharaan fasilitas dan peralatan
Fasilitas dan peralatan produksi harus dirawat secara berkala.
Peralatan yang rusak perlu diperbaiki atau diganti untuk memastikan proses produksi berjalan tanpa hambatan dan tetap aman bagi produk.
7. Pelatihan karyawan
Karyawan yang terlibat dalam proses produksi harus mendapatkan pelatihan sesuai dengan tanggung jawab mereka.
Dengan pelatihan yang memadai, mereka dapat memahami standar GMP dan menjalankan tugas dengan baik.
8. Sanitasi dan kebersihan
Kebersihan area produksi sangat penting untuk mencegah kontaminasi produk.
Sebelum memulai produksi, ruangan dan peralatan harus dibersihkan dan disterilkan. Prosedur ini wajib dilakukan secara rutin.
9. Pengendalian kualitas
Setiap produk harus melalui uji kualitas sebelum didistribusikan.
Ini termasuk pengujian fisik, kimia, hingga mikrobiologi untuk memastikan produk aman dan sesuai standar.
10. Audit rutin
Audit internal atau eksternal dilakukan untuk menilai kepatuhan terhadap standar GMP.
Melalui audit ini, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan menjaga kualitas proses produksi secara berkelanjutan.
Apa Saja Contoh Penerapan GMP?
Penerapan GMP dapat berbeda tergantung pada industri. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Industri farmasi
Dikutip dari US Food & Drug Administration, dalam industri farmasi, penerapan GMP dilakukan dengan memastikan bahwa setiap obat diproduksi sesuai pedoman ketat, termasuk pengujian rutin terhadap bahan baku dan produk akhir.
Selain itu, mereka menjaga dokumentasi terperinci untuk setiap batch, mencakup catatan produksi, pengujian kualitas, dan kondisi penyimpanan sesuai aturan yang berlaku.
2. Industri makanan dan minuman
Dalam industri makanan dan minuman, GMP diterapkan untuk menjaga kualitas serta keamanan produk.
Contoh penerapan GMP adalah praktik kebersihan yang ketat, seperti mencuci tangan, membersihkan peralatan secara berkala, dan menjaga kebersihan fasilitas produksi.
Selain itu, perusahaan memastikan bahan baku diuji secara rutin, penyimpanan dilakukan dengan baik, dan kontrol suhu selama proses produksi diterapkan dengan ketat.
Karyawan juga dilatih mengenai pentingnya sanitasi agar prosedur yang dijalankan dapat mencegah kontaminasi dan menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi.
3. Industri kosmetik
Dalam industri kosmetik, GMP adalah standar yang memastikan produk yang dihasilkan aman dan berkualitas tinggi.
Perusahaan kosmetik biasanya menggunakan bahan-bahan yang telah teruji kualitasnya. Mereka juga menjalankan proses pengujian yang detail terhadap bahan baku dan kemasan.
Semua produk dilengkapi dengan informasi penting, seperti tanggal kedaluwarsa dan petunjuk penggunaan, untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi konsumen.
4. Industri alat kesehatan
Penerapan GMP dalam industri alat kesehatan meliputi pemeriksaan dan pemeliharaan rutin terhadap peralatan produksi untuk memastikan fungsinya tetap optimal.
Pengecekan secara berkala juga dilakukan untuk mencegah produk cacat dan memastikan alat kesehatan memenuhi standar keselamatan.
Dengan mengikuti GMP, setiap perusahaan dapat memastikan produknya berkualitas tinggi, aman digunakan, dan dapat dipercaya oleh konsumen.
5. Industri elektronik
Industri elektronik juga menerapkan GMP dalam proses produksinya, terutama pada pengujian bahan yang digunakan dalam perangkat elektronik.
Manufaktur harus memastikan tidak ada bahan berbahaya dalam produk akhir, seperti radiasi berlebih pada smartphone.
Selain itu, perusahaan harus memiliki SOP yang jelas untuk pembuangan bahan kimia berbahaya dengan cara yang aman.
Demikian informasi mengenai apa itu gmp, tujuan, jenis, hingga contoh penerapannya dalam berbagai industri berbeda.
Jika tertarik dengan informasi soal pengembangan diri, kamu bisa terus kunjungi Glints Blog.
Ada banyak informasi dan tips soal pengembangan diri yang tepercaya yang bisa bantu kamu mendapatkan gaji tinggi, promosi, atau peningkatan karier lainnya.
Yuk, cek berbagai infonya di sini.