Gaji Kotor: Pengertian dan Bedanya dengan Take Home Pay

Diperbarui 27 Feb 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Gaji kotor adalah istilah yang akan mulai ditemui para fresh graduate ketika memasuki masa mencari kerja.

    Umumnya, kita menganggap kalau istilah yang digunakan untuk menjelaskan pembayaran upah kerja berhenti pada kata ‘gaji‘ saja.

    Nyatanya, cukup banyak istilah-istilah lain yang perlu dipahami ketika bicara soal upah kerja, salary, atau gaji.

    Nah, agar kamu tahu apa itu gaji kotor dan bagaimana cara menghitungnya, yuk simak penjelasannya di artikel Glints berikut ini.

    Baca Juga: Tak Perlu Bingung, Ini Perbedaan Gaji Pokok dan UMK

    Apa itu Gaji Kotor?

    gaji kotor adalah

    © unsplash.com

    Gaji kotor atau gross salary adalah total gaji yang diterima setelah menjumlahkan upah insidentil, benefit dan tunjangan, namun belum terpotong oleh jenis pajak apapun.

    Besaran angka gaji kotor biasanya akan diberikan ketika memasuki tahap offering. Namun, ada juga beberapa perusahaan yang terlewat untuk memberikan detail mengenai hal ini.

    Jika menemui situasi seperti itu, kamu bisa bertanya kepada HRD atau pihak yang melakukan negosiasi dengan kamu untuk memastikannya.

    Melansir Coverfox, dari kacamata perusahaan, gaji kotor masuk sebagai pengeluaran Cost to Company (CTC).

    Cost to Company adalah sejumlah dana yang harus dikeluarkan perusahaan pada seorang karyawan per bulan atau per tahunnya.

    Sebagai contoh, kamu mencapai kesepakatan untuk menerima gaji kotor Rp4.000.000 setiap bulannya.

    Di dalam angka tersebut, terdapat biaya-biaya dari benefit serta tunjangan yang kamu terima sebagai karyawan. Angka tersebut juga belum terpotong pajak yang wajib untuk dibayarkan.

    Jadi, kamu mungkin tidak akan menerima bulat angka Rp4.000.000 tadi ketika hari penerimaan gaji.

    Detail dari rincian gaji kotor bisa kamu cek apabila kamu mendapat atau meminta slip gaji pada perusahaan.

    Komponen-komponen Gaji Kotor

    gaji kotor adalah

    © Pexels.com

    Yang cukup umum ditemui, komponen gaji kotor adalah sebagai berikut:

    • gaji pokok
    • asuransi
    • tunjangan kesehatan
    • tunjangan pensiun
    • tunjangan keluarga
    • tunjangan tempat tinggal
    • tunjangan pendidikan

    Sebenarnya, komponen dari gaji kotor bukan itu saja. Ada beberapa komponen lain yang mungkin kerap kali luput untuk disertakan.

    Merangkum penjelasan dari Coverfox, komponen-komponen pembentuk gaji kotor adalah sebagai berikut:

    • Segala upah yang diterima dari perusahaan: gaji pokok, renumerasi, upah lembur, sisa tunggakan gaji, komisi, bonus, insentif.
    • Semua benefit dari perusahaan: akomodasi tempat tinggal, listrik, bensin, air, dan biaya telekomunikasi.
    • Tunjangan: tunjangan transportasi, tunjangan kesehatan, tunjangan pensiun, dan jenis tunjangan lainnya.

    Untuk memperjelas, ada juga benefit-benefit yang tidak masuk menjadi komponen gaji kotor. Komponen yang dimaksud misalnya:

    • Makanan, minuman, atau snack yang disediakan secara cuma-cuma oleh kantor ketika jam kerja berlangsung.
    • Reimburse (penggantian biaya) untuk transportasi, makan, atau biaya lainnya ketika melakukan tugas keluar kota.

    Baca Juga: 3 Cara Klaim JKK BPJS Kesehatan

    Cara Menghitung Gaji Kotor

    gaji kotor adalah

    © unsplash.com

    Setelah mengetahui komponen-komponen pembentuk tadi, kamu mungkin akan lebih mudah untuk menghitung gaji kotor.

    Nah, apabila disimulasikan secara sederhana dan kasar, cara menghitung gaji kotor adalah sebagai berikut:

    Gaji kotor = gaji pokok + upah lembur + tunggakan gaji + bonus + insentif + benefit + tunjangan

    Beda Gaji Kotor dengan Take Home Pay

    gaji kotor adalah

    © Pexels.com

    Sebelumnya, kita sudah menyinggung kalau besaran gaji kotor bukanlah jumlah nominal uang yang kita terima ketika hari gajian.

    Lalu, apa beda gaji kotor dengan take home pay (THP) atau net salary?

    Menurut Indeed, gaji kotor adalah angka tertinggi yang akan muncul di slip atau laporan gaji yang kamu terima.

    Sementara itu, take home pay (THP) atau net salary merupakan jumlah akhir uang yang akan kamu terima setelah dipotong biaya pajak, tunjangan, dan benefit.

    Angka take home pay masih bisa bertambah jika kamu mendapatkan pendapatan insidentil dari kantor.

    Misalnya, kamu melakukan lembur atau mungkin kamu memperoleh bonus karena performa yang baik selama sebulan.

    Jika ingin melakukan penghitungan take home pay, kamu bisa menggunakan cara kasar dan sederhana ini:

    “THP = gaji kotor – semua komponen pengurang (beban pajak + benefit + tunjangan-tunjangan + asuransi wajib + BPJS + dan biaya lain-lain)”

    Kamu juga bisa menghitung berapa THP-mu secara mudah dengan download kalkulator PPh 21 dari Glints. 

    Di kalkulator ini, kamu cukup mencantumkan berapa gaji pokok atau kotor yang didapatkan per bulannya. 

    Nantinya, kalkulator PPh 21 akan menjabarkan berapa THP yang kamu dapatkan dan besaran pajak yang dibayarkan setiap bulannya. 

    Menarik bukan? Klik tombol di bawah untuk download kalkulator PPh 21 Glints secara gratis!

    DOWNLOAD GRATIS

    Baca Juga: Panduan dan Tips Sukses Negosiasi Gaji (Plus Template Latihan Gratis)

    Itu tadi penjelasan sederhana tentang gaji kotor, cara menghitungnya, dan bedanya dengan take home pay.

    Semoga ketika kamu sudah masuk ke tahapan offering, kamu sudah paham dengan istilah ini, ya.

    Selain tentang gaji kotor, kamu bisa membaca artikel lain seputar “Dunia Kerja” yang dirangkum dari sumber-sumber terpercaya di Glints Blog.

    Tertarik? Kamu tinggal klik di sini untuk membacanya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait