Flexing: Definisi, Contoh, Penyebab, Dampak, dan Cara Menyikapinya
Flexing adalah salah satu istilah yang sering diperbincangkan di media sosial.
Contohnya, saat kamu sedang scrolling Instagram dan melihat temanmu sedang upload Instagram Stories dan flexing tentang tas barunya.
Tidak hanya di media sosial, fenomena ini juga tak jarang ditemukan dalam kegiatan sehari-hari.
Namun, apa arti sebenarnya dari flexing? Dan mengapa fenomena ini bisa terjadi?
Cari tahu semua jawabannya melalui paparan berikut ini!
Isi Artikel
Apa Itu Flexing?
Dikutip dari Urban Dictionary, flexing sendiri adalah sebuah tindakan menyombongkan diri tentang hal-hal yang berhubungan dengan uang atau barang mahal.
Secara sederhana, flexing sendiri dapat berarti sebagai sebuah tindakan pamer.
Misalnya, salah satu temanmu baru saja membeli jam tangan mewah dan ia unggah fotonya di Instagram Stories.
Namun, jika ada temanmu yang hanya menceritakan pengalamannya tentang hal-hal bersifat material apakah selalu dianggap sebagai flexing?
Jawabannya adalah tidak semuanya secara otomatis dianggap sebagai flexing.
Perbedaan utama antara sekedar bercerita biasa dengan flexing adalah niatnya.
Orang yang menceritakan pengalamannya biasanya hanya ingin berbagi informasi tanpa merendahkan atau membandingkan diri dengan orang lain.
Sementara, orang yang flexing, biasanya ingin menunjukkan kelebihan dirinya kepada orang lain, dengan tujuan untuk memuaskan diri sendiri, dikutip dari Psychology Today.
Contoh Flexing
Fenomena flexing sendiri sudah tak lazim ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, ada rekan kantormu yang pamer gadget terbarunya atau salah satu following Instagram-mu baru saja upload foto-foto liburan mewah di Instagram.
Tidak hanya contoh-contoh di atas, flexing ini juga dapat dikaitkan dengan hal-hal lainnya.
Dirangkum dari Later, beberapa contoh lainnya seperti:
1. Pencapaian diri
Flexing sendiri bentuknya tidak hanya berupa barang-barang saja, namun flexing seputar pencapaian diri juga umum didengar.
Contohnya seperti mereka habis menerima penghargaan tertentu, pencapaian karier atau akademis, traveling, atau peristiwa penting lainnya.
Dalam dunia kerja sendiri, fenomena flexing yang umum dijumpai seperti ketika salah satu rekan kantor ada yang baru naik jabatan atau naik gaji.
Dengan flexing biasanya orang tersebut ingin dipandang sebagai orang yang sukses atau berpengaruh.
Bercerita terkait pengalaman-pengalaman yang kita miliki bukanlah hal yang salah atau dilarang.
Namun, tanpa cara penyampaian yang tepat, kamu bisa dianggap seperti sedang flexing.
2. Kemampuan
Tidak hanya pencapaian tertentu, seseorang yang ingin menunjukkan skills, bakat, atau keahlian yang luar biasa di bidang-bidang tertentu dapat dikatakan sebagai flexing.
Dengan ini, mereka ingin dinilai sebagai seseorang yang mahir hingga dan mendapatkan pengakuan.
Namun, bukan berarti kamu tidak boleh menceritakan hal tersebut.
Jika kamu hendak menceritakan skills yang kamu miliki, hindari membandingkan dirimu dengan orang lain, sehingga kamu tidak dianggap pamer.
3. Barang-barang mahal
Flexing barang-barang mahal atau mewah juga menjadi salah satu bentuk flexing yang umum dijumpai di kehidupan sehari-hari maupun media sosial.
Misalnya temanmu baru saja makan di restoran mahal atau membeli gadget keluaran terbaru yang harganya tinggi.
Biasanya, mereka berharap mendapat pengakuan bahwa mereka memiliki kekayaan tertentu.
Penyebab Flexing
Lantas, bagaimana fenomena flexing ini bisa muncul?
Apa saja hal yang dapat memicu fenomena ini terjadi? Dirangkum dari Psychology Today, faktor-faktor yang dapat memicu fenomena flexing yaitu:
1. Rasa insecure
Menurut Dosen Ilmu Psikologi Dewi Ilma Antawati, mengutip laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, perilaku flexing dapat dihubungkan dengan rasa insecurity terhadap diri sendiri.
Karena perasaan tersebut, maka timbul rasa keinginan untuk memamerkan apa yang menurutnya lebih unggul dari orang lain.
Contohnya, rasa insecure ini dapat timbul ketika kita harus menghadiri sebuah pesta di mana banyak orang mengenakan barang mewah, timbul perasaan takut akan tidak diterima pada pesta tersebut.
2. Ingin mendapat pengakuan
Faktor yang satu ini juga berkaitan dengan rasa insecure yang dapat dimiliki oleh seseorang.
Setiap orang ingin merasa bahwa mereka diterima dan dihargai oleh orang lain.
Flexing dapat menjadi cara bagi seseorang untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain.
Orang yang senang flexing mungkin merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup perhatian atau pengakuan dari orang lain.
Maka dari itu, mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari banyak orang dengan cara pamer.
3. Meningkatkan rasa percaya diri
Fenomena ini juga umum dilakukan untuk membuat seseorang merasa merasa lebih baik tentang dirinya sendiri.
Contohnya dengan memamerkan barang-barang mewah, pencapaian, atau prestasi, seseorang tersebut dapat merasa lebih sukses dan berharga dari orang lain.
4. Ingin membandingkan diri dengan orang lain
Orang yang senang flexing mungkin merasa bahwa mereka tidak cukup baik atau sukses.
Untuk merasa puas akan dirinya sendiri, mereka berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka lebih baik dari orang lain melalui flexing.
5. Ingin menunjukkan status tertentu
Flexing juga dapat menjadi salah satu cara bagi seseorang untuk menunjukkan status atau kekuasaan.
Orang yang flexing mungkin merasa bahwa mereka perlu menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka memiliki status atau kekuasaan yang tinggi.
Selain itu, orang tersebut mungkin ingin merasa dihormati atau disegani oleh orang lain.
Cara Menyikapi Flexing
Flexing sendiri menjadi sesuatu yang umum ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tidak perlu dihiraukan
Jika ada rekan kantormu yang gemar flexing, kamu tidak perlu dihiraukan orang tersebut.
Yang perlu kamu lakukan adalah dengan fokus pada diri sendiri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
Fokuslah pada hal-hal yang kita miliki dan telah capai, tanpa perlu merasa rendah diri atau insecure karena apa yang dimiliki orang lain.
2. Bersyukur dan jaga rasa percaya diri
Wajar jika kamu merasa menjadi tidak percaya diri dan merasa terintimidasi saat seseorang sedang flexing hal-hal yang tidak kamu miliki.
Namun, jangan sampai hal ini membuatmu sedih hingga merasa tidak termotivasi untuk menjalani kegiatan sehari-hari.
Kamu perlu ingat bahwa setiap orang tentunya memiliki kelebihannya masing-masing dengan jalan hidup yang berbeda.
Kamu bisa mensyukuri setiap hal yang telah kamu miliki dan fokus pada kelebihan yang kita miliki.
Istilah yang satu ini memiliki arti yang positif dan negatif.
Namun, flexing sendiri bisa kamu manfaatkan sebagai sumber motivasi bagi dirimu sendiri untuk terus berkembang.
Nah, itu dia rangkuman seputar flexing dari definisi hingga cara menyikapinya.
Selain flexing, istilah lainnya yang marak diperbincangkan di media sosial yaitu toxic.
Toxic sendiri adalah istilah yang sering dikaitkan dengan hal-hal negatif. Ingin tahu serba-serbinya? Baca artikelnya di sini!