8 Cara Elegan Menghadapi Rekan Kerja Tukang Pamer

Tayang 08 Des 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Tidak ada yang bertanya, tapi satu rekan kerja terus-menerus menceritakan gadget barunya. Itu adalah salah satu bukti rekan kerja tersebut adalah tukang pamer.

    Pasti kamu pernah bertemu sosok seperti itu, kan, di kantor?

    Nah, agar kamu tak mudah terganggu dan bisa bekerja seperti biasa, Glints punya tips menghadapinya untuk kamu. Yuk, simak!

    Ciri-Ciri Rekan Kerja Tukang Pamer

    rekan kerja tukang pamer

    © Pexels.com

    Sebelum tahu cara menghadapi rekan kerja tukang pamer, ketahui dulu ciri-ciri selain yang Glints sebutkan di atas.

    Berikut beberapa ciri-cirinya menurut Inc.

    • Seorang narsistik. Sehingga cenderung melebih-lebihkan pencapaiannya agar mendapat pujian.
    • Memiliki self-esteem yang rendah. Sehingga meyakini bahwa dirinya lebih tinggi dari yang lain untuk merasa lebih baik.
    • Tidak ingin terlihat bodoh di depan yang lain. Sehingga cenderung memiliki FOMO (Fear Of Missing Out).
    • Ingin orang lain tidak mendapatkan kesempatan yang sama. Sehingga cenderung melakukan praktek bullying hingga balas dendam.
    • Menjilat orang lain terutama atasan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan perhatian mereka.

    Cara Menghadapi Rekan Kerja Tukang Pamer

    1. Berhati-hati ketika berbicara

    rekan kerja tukang pamer

    © Pexels.com

    Seorang tukang pamer selalu mencari perhatian orang lain. Sehingga, mengabaikannya begitu saja, tak akan membuat rekan kerja tersebut berhenti.

    Salah satu cara terbaik adalah dengan memujinya. Namun, tetap berhati-hati dalam memilih kata-kata pujiannya.

    Jangan arahkan pujian kepada orang tersebut, tapi ke hal-hal yang dia lakukan.

    Sehingga, ketimbang mengatakan “kamu hebat dalam hal ini”, lebih baik ucapkan “tugas ini sudah bagus”.

    2. Berikan pujian secara tiba-tiba

    rekan kerja tukang pamer

    © Pexels.com

    Ketika memberikan pujian pun, sampaikan secara tiba-tiba. Sebagai contoh, ketika dia sedang fokus bekerja.

    Menurut Inc, memberikan pujian secara tiba-tiba bisa membantu rekan kerja tukang pamer untuk mengurangi kebiasaannya.

    Ini juga membantu si rekan kerja untuk sadar bahwa untuk dapat pujian, tak perlu sampai pamer. Orang lain akan memberikan pujian saat ia benar-benar melakukan sesuatu yang baik.

    Perlu diingat, seperti Glints paparkan, selalu fokuskan pujian pada hal yang dilakukan, bukan ke orangnya.

    Karena, jika kamu memberikan pujian yang diarahkan ke orang tersebut, hal tersebut hanya memperbesar egonya.

    3. Beri data

    tukang pamer

    © Pexels.com

    Setiap individu tidak selalu bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri dengan baik.

    Karena itu, berikan informasi berupa metrik atau data ke rekan kerja tukang pamer untuk menunjukkan apakah memang dirinya sebaik yang dipikirkan.

    Namun, jangan berikan data dengan maksud menyudutkan dia.

    Tunjukkan informasi tersebut untuk membantunya berkembang dan mengevaluasi diri sendiri.

    Baca Juga: Menghadapi Rekan Kerja yang Keras Kepala? Pahami 5 Tips Ini

    4. Jangan menyudutkan dalam grup

    tukang pamer

    © Pexels.com

    Seorang tukang pamer di kantor mungkin saja memiliki banyak orang yang tidak menyukainya.

    Oleh karena itu, jika kamu merasa tidak suka dengan rekan kerja dengan karakter tersebut, jangan malah membuat grup untuk menyudutkannya.

    Hal ini, menurut studi dari psikolog Jean Twenge yang dilansir Psychologies, berisiko membuat tukang pamer tersebut jadi bersifat agresif dan melakukan kekerasan.

    5. Hindari berkompetisi

    rekan kerja tukang pamer

    © Pexels.com

    Jika ada seseorang yang memamerkan pencapaiannya ke kamu, tentu akan timbul keinginan untuk berkompetisi.

    Namun menurut The Muse, ada baiknya kamu menghindari melakukan hal tersebut.

    Karena, hal ini hanya menghasilkan lingkungan kerja yang tidak harmonis. Terlebih apabila salah satu pihak sampai melakukan sikap pasif agresif hingga kasar.

    Selain itu, tidak ada juri dalam “kompetisi” tersebut. Sehingga, kariermu pun tidak akan ikut berkembang dan hanya membuang energi saja.

    6. Membuat batasan

    pamer

    © Pexels.com

    Ketika menghadapi rekan kerja yang tukang pamer, ada baiknya kamu menerapkan batasan dengan dia.

    Selain dapat membantumu mengurangi stres, hal ini juga menegaskan bahwa kamu tidak tertarik dengan tingkah lakunya.

    Membuat batasan pun membantumu untuk lebih fokus bekerja karena menghindarkan diri dari hal-hal yang mengganggu.

    Baca Juga: 5 Tips Menghadapi Rekan Kerja Bad Mood agar Kamu Tak Terpengaruh

    7. Beritahu kamu tipe orang seperti apa

    pamer

    © Pexels.com

    Menurut Psychology Today, jika rekan kerja yang tukang pamer tersebut memamerkan sesuatu padamu, coba ubah subjek obrolan.

    Ketimbang saling pamer, ceritakan tentang dirimu sendiri dalam konteks tipe orang yang seperti apa.

    Tekankan bahwa kamu adalah tipe orang yang tidak mengagumi pencapaian seseorang atau bahwa kamu sulit dibuat kagum.

    Setelah memberitahu hal tersebut, kemungkinan rekan kerja itu akan canggung untuk pamer padamu.

    8. Jangan dengarkan dan tinggalkan

    pamer

    © Pexels.com

    Jika kamu sudah merasa muak dengan rekan kerja tukang pamer, maka berhenti dengarkan dia dan tinggalkan percakapan.

    Memang setiap orang perlu didengarkan, tapi jika hal tersebut malah mengganggumu ketika bekerja hingga mempengaruhi kesehatan mental, maka tinggalkan saja.

    Berikan senyum dan pergi agar tidak mendengar omongan dari dia.

    Baca Juga: Tak Perlu Emosi, Ini 5 Cara Menghadapi Rekan Kerja yang Sok Tahu

    Itulah beberapa cara menghadapi rekan kerja tukang pamer yang bisa kamu lakukan.

    Tentunya, jika hal ini sudah mengganggu pekerjaanmu, ada baiknya laporkan rekan kerja tersebut ke HRD dan biarkan perusahaan menyelesaikannya.

    Jika kamu ingin tahu lebih banyak seputar cara menghadapi berbagai macam karakteristik rekan kerja, kunjungi dan baca artikel di Glints Blog.

    Ada ragam artikel menarik dan informatif yang dapat membantumu di tempat kerja.

    Yuk, klik di sini untuk baca artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait