Memahami User lewat Empathize dalam Design Thinking

Tayang 14 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Bagaimana cara mendesain produk dengan melibatkan pengguna? Empathize di dalam proses design thinking merupakan jawabannya.

    Memangnya, apa saja yang harus kamu lakukan di tahap ini? Apa manfaatnya untuk produkmu?

    Jawabannya ada di dalam artikel ini. Simak selengkapnya, yuk!

    Apa Itu Empathize dalam Design Thinking?

    mengenal empathize dalam design thinking

    © Freepik.com

    Empathize merupakan salah satu tahap dalam design thinking. Layaknya namanya, di tahap pertama ini, kamu dituntut untuk memahami pengguna.

    Kira-kira, apa tantangan mereka saat menggunakan produk? Di mana saja pain points mereka?

    Melansir UX Collective, ini merupakan upaya mengesampingkan asumsi-asumsimu soal pengguna. Kamu akan fokus pada mendengar mereka saja.

    Berdasarkan artikel yang terbit di Journal of Engineering Design, empathize bisa dibagi menjadi 4 tahap, yaitu:

    1. Discovery

    Ini merupakan fase awal empathize dalam design thinking. Kamu akan “berkenalan” pengguna. Setelah itu, kamu “mendekat” pada mereka.

    Kadang kala, masalah user tak selalu terungkap secara jelas. Itulah kenapa, tahap ini harus dilakukan.

    2. Immersion

    Nah, setelah proses mendekat ke user, ada tahap bernama immersion. Dalam tahap ini, kamu benar-benar “masuk” ke dalam kehidupan mereka.

    3. Connection

    Setelah masuk, kamu akan mengamati pengguna dari dekat. Di tahap inilah pemahaman pengguna benar-benar dilakukan.

    Apa yang mereka butuhkan? Apa saja masalah atau tantangan yang mereka hadapi? Kamu akan menemukan jawabannya di fase ini.

    4. Detachment

    Setelah masuk ke dalam pikiran user dan memahami mereka, saatnya “kembali” menjadi desainer produk.

    Pelajari dan rapikan lagi apa yang baru saja kamu dapatkan. Setelah itu, kamu siap masuk ke tahap kedua design thinking bernama define.

    Baca Juga: Design Thinking Bisa Digunakan oleh Pekerja di Luar Desain, Lho! Pahami di Sini!

    Metode Empathize dalam Design Thinking

    metode empathize dalam design thinking

    © Freepik.com

    Setelah membaca definisi tadi, kamu bisa jadi masih belum paham teknis pelaksanaan dari tahap ini.

    Tenang saja, Glints akan memberi penjelasan yang lebih detail. Melansir Career Foundry, empathize punya beberapa metode, yaitu:

    1. Empathy interview

    Metode empathize dalam design thinking pertama adalah wawancara. Tanya saja pengguna soal kebutuhan dan tantangan yang mereka punya.

    Kunci suksesnya wawancara user adalah pertanyaan yang bersifat terbuka. Ingat, kita ingin mendengar pendapat mereka secara menyeluruh, bukannya sebaliknya.

    2. Observasi

    Selain wawancara langsung, ada pula metode observasi. Kamu bisa meminta mereka merekam layar saat sedang menggunakan produkmu.

    Selain itu, kamu juga bisa meminta mereka mencatat tiap kali kesulitan menggunakan produkmu.

    Baca Juga: Kupas Tuntas User Research dan Cara Menjalankannya

    3. Memahami extreme user

    Extreme user merupakan pengguna yang punya kebiasaan dan keluhan sangat berbeda dari pengguna biasa.

    Memang, mereka biasanya jadi minoritas. Namun, bukan berarti kamu boleh mengabaikannya di tahap empathize dalam design thinking.

    Mereka biasanya tahu masalah yang tak diungkapkan oleh pengguna lainnya. Untuk membuat produkmu semakin baik lagi, kamu bisa mendengarkan mereka.

    4. Tanya apa, bagaimana, dan mengapa

    Dari data perilaku user, kamu bisa melempar tiga pertanyaan:

    • Apa yang terjadi, misalnya mencari fitur aplikasi lewat Search Bar, bukannya langsung ke fitur.
    • Bagaimana ekspresi mereka saat melakukan sesuatu, misalnya merasa kesulitan, kebingungan, dan lain-lain.
    • Mengapa, coba cari alasan masuk akal di balik perilaku user tersebut.

    5. Empathy map

    Peta empati merupakan tool empathize lain yang bisa kamu pilih. Ia adalah metode pemetaan masukan pengguna menjadi 4 kelompok. Kelompok-kelompok itu adalah:

    • Says, apa yang dikatakan pengguna saat diwawancara.
    • Thinks, apa yang dipikirkan user saat menggunakan produk.
    • Does, apa yang dilakukan pengguna saat ada masalah, misalnya me-Refresh halaman.
    • Feels, apa yang dirasakan user saat menggunakan produk.

    Baca Juga: Mengenal Empathy Map, Jalan Mudah Menuju Pemahaman Pengguna

    Demikian penjelasan dari Glints. Setelah membacanya, kamu tentu sudah memahami seluk beluk tahap empathize dalam design thinking.

    Selain empathize, masih ada banyak metode atau teori lainnya di dunia desain produk. Agar kamu selalu lebih unggul dari kompetitor, pelajari semua itu, yuk!

    Glints ExpertClass adalah tempat untuk mempelajarinya Selain dunia desain dan produk, ada juga pembahasan soal ragam industri dan pengembangan diri.

    Jangan sampai kamu ketinggalan kelasnya, ya! Daftarkan dirimu sekarang juga.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait