Contoh CV Business Analyst Beserta Tips Menyusunnya
Isi Artikel
Business analyst adalah salah satu profesi yang saat ini banyak dicari perusahaan dan membuat CV business analyst yang kuat adalah solusi untuk mendapatkan posisi tersebut.
Profesi ini semakin sering terdengar karena tugasnya yang sangat relevan dengan perkembangan zaman.
Menurut Coursera, business analyst bertugas untuk mengidentifikasi area bisnis yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan menguatkan sebuah bisnis.
Artinya, seorang business analyst juga harus memahami perkembangan zaman, khususnya teknologi, agar mampu melihat kesempatan dalam mengembangkan bisnis lebih baik lagi.
Nah, kalau kamu tertarik berkarier sebagai seorang business analyst tapi masih bingung cara menyusun CV-nya yang baik, simak tips dari Glints berikut!
Tips Membuat CV Business Analyst
Menurut Coursera, profesi business analyst menjadi salah satu posisi yang penting bagi perusahaan karena merekalah yang menentukan ke mana sebuah bisnis harus melangkah selanjutnya.
Makanya, dalam membuat CV business analyst, dibutuhkan isi CV yang kuat dan dapat meyakinkan rekruter bahwa kamu adalah kandidat yang tepat.
Untuk itu, yuk, simak apa saja tips dalam membuat CV business analyst!
1. Buat deskripsi diri yang kuat
Hal pertama yang akan dilihat oleh rekruter dalam CV business analyst adalah ringkasan atau deskripsi diri.
Di sinilah kamu harus mampu menarik perhatian rekruter untuk membaca CV-mu hingga selesai.
Sebuah deskripsi diri yang kuat dalam CV menyebutkan informasi yang dicari oleh perusahaan seperti skill, pencapaian, atau bahkan jurusan kuliah.
Nah, pada bagian ini, kamu dapat menyebutkan pendidikan tertinggi, pengalaman yang relevan, dan skill yang kamu kuasai secara singkat.
Jika kamu seorang fresh graduate, pastikan kamu terdengar antusias namun tetap profesional.
2. Tentukan prioritas susunan CV
Kedua, tentukan prioritas susunan dari CV kamu terutama pada bagian pengalaman dan pendidikan.
Sebagai contoh, jika kamu seorang lulusan baru dari jurusan yang sangat relevan seperti Manajemen Bisnis atau sejenisnya, kamu dapat mempertimbangkan untuk menulis pendidikan terlebih dahulu sebelum pengalaman.
Terutama jika kamu memang berprestasi dan sering mengikuti lomba atau project yang mengasah kemampuan analisis bisnismu.
Menurut Novoresume, kamu dapat menuliskan IPK, kelas-kelas selama kuliah yang relevan, daftar project, hingga prestasi yang pernah kamu toreh.
Sebaliknya, jika merasa pengalaman yang kamu miliki lebih kuat daripada pendidikan yang telah kamu jalani, maka tulislah pengalamanmu terlebih dahulu.
3. Tulis pengalaman yang relevan dan pencapaian
Ketiga, tulislah pengalaman yang relevan dengan posisi yang dilamar. Dalam hal ini tentu saja adalah business analyst.
Bagi rekruter, untuk seorang business analyst, pengalaman adalah salah satu penilaian utama.
Pengalaman-pengalaman tersebut memang tidak harus selalu sebagai business analyst namun dapat berupa pengalaman yang relevan pada bidang tersebut.
Tidak harus berada pada posisi business analyst, kamu mungkin saja memiliki pengalaman yang membutuhkan kemampuan analisis serta penyusunan strategi.
Jika kamu berada pada kondisi seperti ini, kamu harus mampu membahasakan pengalamanmu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan untuk posisi business analyst.
Selain itu, menurut Zety, hal yang perlu diperhatikan saat menulis pengalaman ini adalah pencapaian.
Seorang business analyst pada pekerjaannya akan memberikan keputusan berdasarkan data yang dianalisis. Keputusan tersebut pastinya akan membuahkan hasil baik sesuai harapan maupun tidak sesuai.
Nah, pastikan kamu menulis pencapaian pada pengalamanmu jika ada.
4. Tulis skill yang dibutuhkan
Keempat, pastikan kamu juga menuliskan skill yang dibutuhkan oleh business analyst. Pastinya, kamu harus benar memiliki skill tersebut, ya!
Skill dalam CV dapat ditulis pada bagian tersendiri. Utamakan menulis hard skill terlebih dahulu.
Hard skill akan membantu rekruter melihat apakah kamu memiliki kemampuan teknis yang dibutuhkan sebagai seorang business analyst.
Biasanya, hard skill untuk business analyst adalah kemampuan penggunaan software untuk mengolah data seperti Microsoft Excel, Google Sheet, SQL, dan sebagainya.
Kemudian, kamu juga dapat menuliskan soft skill yang kamu miliki. Biasanya, business analyst dituntut untuk memperhatikan hal-hal detail, dapat berkomunikasi dengan baik, dan tentu saja memiliki kemampuan analisis yang baik.
5. Pahami job posting untuk temukan kata kunci
Tips terakhir adalah baca kembali job posting sebelum melamar. Kemudian lihat apakah CV-mu sudah mencakup kata kunci yang ada di dalam job posting tersebut.
Kata kunci ini perlu untuk menarik perhatian rekruter karena faktanya, rekruter akan membaca banyak sekali CV.
Mencantumkan kata kunci pada ringkasan diri akan meningkatkan kemungkinan rekruter tertarik membaca CV kamu.
Kamu dapat menemukan kata kunci tersebut pada kualifikasi atau job description. Sesuaikan juga dengan kondisimu yang sebenarnya, ya!
Contoh CV Business Analyst
Setelah memahami tips menyusun CV business analyst yang benar, Glints juga punya contohnya dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, lho.
Contoh ini dapat menjadi referensi kamu saat menyusun CV untuk melamar pekerjaan sebagai business analyst.
Dalam bahasa Indonesia
Dalam bahasa Inggris
Agar lebih mudah, kamu bisa menyusun CV dengan mengunakan template. Tak usah khawatir, Glints Punya template CV ATS-friendly yang siap membantumu mendapatkan pekerjaan business analyst impian.
Dengan menggunakan template CV-ATS-friendly ini, kamu punya peluang lebih besar dipanggil interview. Selain itu, kamu juga bisa mengetahui cara menyusunnya secara lengkap juga, lho!
Yuk, temukan panduan lengkap dan template gratisnya di sini!