Kenali Content Design, Teknik Pembuatan Konten yang Utamakan Kebutuhan User

Diperbarui 25 Jan 2021 - Dibaca 12 mnt

Isi Artikel

    Content design adalah disiplin atau praktik yang berfokus pada apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh user yang mengunjungi website-mu.

    Tak hanya dari segi ‘apa’ kontennya, tetapi juga bahasa yang digunakan, waktu penyampaiannya, dan masih banyak lagi faktor lainnya. 

    Disarikan dari Content Design London, Yoast, dan Study.com, berikut adalah penjelasan seputar content design mulai dari pengertian sampai proses pengerjaannya. 

    Yuk, simak artikel ini sampai tuntas!

    Apa Itu Content Design?

    content design

    © Unsplash.com

    Content design adalah praktik yang dijalankan untuk mengembangkan elemen front-end dari sebuah website. Hal itu mulai dari penulisan konten, desain UX (user experience), dan juga accessibility

    Orang yang bertanggung jawab atas ini semua adalah content designer

    Konten yang dimaksud di sini bisa berupa apa pun, selama sesuai dengan hasil riset yang menunjukkan bahwa konten tersebut dibutuhkan oleh para user.

    Hal tersebut meliputi teks, animasi grafis, video, suara, maupun jenis konten lainnya.

    Kalau belum paham, tenang saja. Glints punya contoh singkat yang akan membantumu lebih mengerti seputar proses ini. 

    Katakanlah kamu memiliki situs pengajaran bahasa asing. 

    Dalam praktiknya, tentu yang user inginkan tidak selalu teks berisikan petunjuk mengenai bahasa yang baru dipelajari, kan?

    Mereka pasti butuh semacam video tutorial untuk melafalkan beberapa kata, agar dapat digunakan dalam perbincangan. 

    Nah, mindset ini sama saja dengan content design. Kamu memikirkan apa yang dibutuhkan oleh user, lalu memberi solusi yang tepat untuk mereka.

    Intinya adalah disiplin atau praktik ini membuat produksi konten lebih berkualitas, memiliki struktur yang jelas, dan juga user-centered.

    Baca Juga: Ikuti 6 Cara Ini agar Dapat Membuat Konten yang Berkualitas

    Bagaimana Prosesnya?

    Lalu, bagaimana prosesnya? Apa saja yang harus dilakukan oleh content designer untuk meracik konten yang paling sesuai dengan kebutuhan user?

    Berikut adalah penjelasannya.

    1. Riset

    content design

    © Freepik.com

    Langkah pertama saat menjalankan content design adalah riset. 

    Pasalnya, content designer tidak dapat melangkah ke tahap selanjutnya kalau belum ada hasil riset yang menunjukkan kebutuhan user.

    Tidak mungkin, kan, tiba-tiba mengubah layout di website tanpa ada alasan yang jelas? 

    2. Menentukan kebutuhan user

    © Freepik.com

    Setelah riset, tugas content designer adalah menentukan apa yang dibutuhkan oleh user dan apa yang bisa ditawarkan sebagai solusi. 

    Intinya, tahap ini digunakan untuk menyortir hasil riset yang dilakukan sebelumnya. 

    Nah, dari hasil riset tersebut, biasanya tim akan lebih mudah memahami seputar user journey.

    Maksud dari user journey adalah perjalanan user ketika melakukan sesuatu di website

    Hal ini meliputi apa motivasi mereka ketika melihat konten yang kamu buat, apa dan kapan mereka membutuhkan informasi, serta apa yang harus dilewati sampai akhirnya bisa mencapai informasi tersebut. 

    Baca Juga: Content Mapping: Pengertian, Manfaat, serta Langkah-Langkah dalam Membuatnya

    3. Menentukan channel

    © Unsplash.com

    Proses selanjutnya dalam content design adalah menentukan channel mana yang paling cocok untuk digunakan di dalam journey user.

    Channel yang dimaksud di sini bisa website itu sendiri, akun media sosial perusahaan, atau bahkan iklan di billboard atau membuat acara khusus.

    Masing-masing channel tersebut memang merupakan tanggung jawab orang lain.

    Akan tetapi, penting bagi content designer untuk mengetahui rencana ini, agar bisa membuat konten berisikan informasi yang sesuai, di saat yang tepat.

    Pasalnya, memberi informasi terlalu cepat atau terlalu lama dalam user journey akan menurunkan kepercayaan dan pengalaman user terhadap perusahaan atau organisasimu.

    4. Pemilihan tone of voice

    content design adalah

    © Unsplash.com

    Penentuan tone of voice adalah salah satu aspek yang cukup penting dalam menjalankan content design.

    Memang, penting untuk memikirkan unsur search engine ketika menjalankan praktik SEO.

    Meskipun begitu, jika konten berhasil menduduki posisi pertama di search engine pun, yang nantinya akan membaca konten tersebut adalah manusia, bukan mesin. 

    Jadi, pastikan kamu membuat konten yang mudah dibaca oleh orang, menggunakan tone of voice yang sesuai dengan target pasar.

    Hal ini sangat penting agar mereka dapat mengerti informasi yang ingin disampaikan dan juga mengurangi bounce rate di situsmu. 

    Baca Juga: Memahami Apa Itu Bounce Rate dan Cara Menurunkannya

    Buat mapping mengenai apa yang user lihat, dari mana mereka melihatnya, apa yang dirasakan, dan apa yang harus dilakukan.

    Dengan memikirkan itu semua, akan lebih jelas bagimu untuk menentukan bahasa yang digunakan di setiap poinnya.

    Alhasil, konten yang dibuat akan sangat membantu user dan menciptakan pengalaman yang cukup baik untuk mereka. 

    5. Pembuatan konten

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah disebutkan di awal, content design adalah proses yang melibatkan lebih dari sekadar penulisan saja. 

    Ada banyak elemen yang harus diperhatikan. 

    Apakah page layout sudah sesuai? Bagaimana desain microcopy yang dipakai untuk mengarahkan user? Di luar itu, tentu masih banyak pertanyaan lainnya. 

    Maka dari itu, proses pembuatan konten di sini melibatkan tak hanya content designer, tetapi juga kerja sama dengan product owner, tim research, desain, dan masih banyak lagi. 

    Hal ini dibutuhkan agar konten yang dibuat sudah disesuaikan dengan kebutuhan user.

    6. Mengulas kembali

    © Pexels.com

    Setelah selesai dibuat, saatnya untuk mengulas kembali baik itu dari segi proses maupun konten itu sendiri.

    Teknik pengulasan di sini bisa berupa content crit, peer review, atau teknik lainnya. 

    Setelah selesai review, tim konten akan melakukan pengulangan dan memperbaiki apa yang masih kurang optimal dalam proses ini.

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa inti dari content design adalah membuat konten yang mengedepankan user.

    Tiga poin utamanya adalah apa yang user butuhkan, di mana mereka membutuhkannya, dan kapan.

    Dengan memperhatikan itu semua, konten yang dibuat akan jadi jauh lebih berkualitas dan user experience juga meningkat.

    Ingin mendapatkan informasi penting lainnya seputar dunia konten? Kamu bisa coba berlangganan newsletter blog dari Glints.

    Hanya perlu mendaftarkan email saja, informasi tersebut akan dikirimkan langsung ke kotak masukmu.

    Tunggu apa lagi? Daftarkan emailmu sekarang juga, jangan sampai ketinggalan informasi terbaru dan terpercaya dari Glints!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait