Content Mapping: Pengertian, Manfaat, serta Langkah-Langkah dalam Membuatnya

Diperbarui 29 Mar 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu pernah mendengar istilah mengenai content mapping? Istilah ini mungkin sudah tidak terdengar asing bagi pegiat content marketing.

    Marketer selalu berhati-hati dalam pembuatan konten. Di dalamnya terdapat sebuah proses mengenai cara mengidentifikasi user, membuat konten yang berkualitas, menentukan target konten, dan sebagainya.

    Oleh karena itu, biasanya marketer menciptakan content mapping agar konten yang mereka buat dapat efektif dalam menarik perhatian para user atau pelanggan.

    Kira-kira apa ya pengertiannya? Berikut Glints akan menjelaskannya kepadamu.

    Apa Itu Content Mapping?

    content mapping

    © Freepik.com

    Jika kamu masih awam terhadap istilah ini, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai definisinya.

    Dilansir dari Hubspot, content mapping adalah suatu perencanaan supaya dapat membuat konten sesuai dengan target user serta waktu yang tepat.

    Content mapping atau pemetaan konten sangat penting untuk dibuat supaya kamu tidak sembarangan saat membuat konten.

    Dalam pembuatannya, biasanya marketer akan mempertimbangkan karakteristik dari user atau pelanggan yang akan mengonsumsi konten.

    Sebagai contoh, kamu mengidentifikasi user yang sedang mengalami masalah dalam public speaking.

    Dari situ, kamu dapat membuat konten mengenai tips-tips mengatasi masalah public speaking supaya dapat dikonsumsi oleh user tersebut.

    Secara tidak langsung, pemetaan konten membantumu dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan dari para pelanggan lewat konten-konten yang akan dihasilkan.

    Hal ini membuat konten yang dibuat tidak akan sia-sia karena sudah sesuai dengan target pasar.

    Selain itu, dilansir dari Web Fx, tujuan dari pembuatan pemetaan konten adalah untuk membantumu dalam mengembangkan konten supaya dapat menghasilkan persona yang bagus bagi user.

    Baca Juga: Yuk Pahami Perbedaan antara Content Specialist dan Copywriter!

    Manfaat dari Content Mapping

    content mapping

    © Freepik.com

    1. Membantu dalam memahami pelanggan

    Pemetaan konten akan membantumu dalam memahami pelanggan secara mendalam.

    Pasalnya, sebelum membuat pemetaan konten, kamu harus mengetahui terlebih dahulu apa saja keinginan dan kebutuhan dari pelanggan.

    Cari masalah mereka lalu pecahkan dengan solusi yang kamu punya lewat konten. 

    Dengan begini, perlahan-lahan kamu akan dapat mengembangkan produk serta melebarkan target pasar.

    2. Membantumu dalam pembuatan konten berkualitas

    Kualitas harus diutamakan ketimbang dengan kuantitas. 

    Dilansir dari Alexa, content mapping memungkinkanmu untuk membuat konten dengan kualitas yang tinggi karena telah mengetahui target pasar yang sesuai.

    Coba bayangkan apabila kamu tidak membuat content mapping. Besar kemungkinan konten yang dibuat sangat banyak dan tidak mempunyai target pasar yang cocok.

    3. Mengetahui gambaran umum terkait kontenmu

    Membuat pemetaan konten secara tidak langsung akan membantu dalam mengidentifikasi konten-konten yang ada di dalam website-mu.

    Sebagai contoh, kamu mempunyai beragam konten mengenai travelling, kuliner, dan tips-tips lainnya.

    Setelah membuat content mapping, kamu bisa mengategorikan konten-konten ke dalam label yang sudah kamu buat.

    Selain itu, kamu juga masih bisa menambahkan kategori jika ada permintaan langsung dari user.

    Baca Juga: Apa Saja Strategi Content Marketing yang Bisa Diterapkan di Tengah Pandemi?

    Langkah-Langkah Membuat Content Mapping

    content mapping

    © Freepik.com

    1. Buat buyer persona

    Buyer persona merupakan representasi dari target pelanggan yang telah kamu buat berdasarkan riset yang mendalam.

    Dalam membuat buyer persona, dibutuhkan beragam informasi mengenai usia, gender, lokasi, minat, dan informasi lainnya mengenai user.

    Untuk mengetahui ini, kamu bisa melakukan survei online atau langsung melakukan interview terhadap mereka.

    2. Kenali customer journey

    Customer journey merupakan jalan bagaimana user menemukan atau bahkan membeli produk atau layanan yang kamu tawarkan.

    Setelah membuat buyer persona tentu akan semakin mudah untuk membuat content mapping.

    Namun, kamu harus mengetahui terlebih dahulu tingkah laku user dalam melakukan pembelian.

    Sebagai contoh, user membeli produkmu lewat media sosial Instagram ataupun iklan dari billboard.

    Dari situ, kamu bisa mengetahui konten apa yang tepat untuk membimbing user dalam perjalanannya menemukan produkmu.

    3. Analisis konten

    Sebelum kembali membuat konten baru, pahami terlebih dahulu kira-kira konten apa saja yang memiliki traffic yang tinggi.

    Ingat, jangan sampai kamu hanya membuat konten agar jumlahnya terlihat banyak. Perhatikan konten-konten yang memiliki potensi dalam mendongkrak kredibilitas bisnismu.

    4. Buat peta konten

    Setelah membuat ketiga hal di atas, saatnya memetakan konten dengan teratur, mulai dari segi buyer persona sampai kepada analisis konten.

    Untuk membuat content mapping, kamu bisa men-download beberapa template yang tersedia di internet agar lebih mudah, salah satunya dari Hubspot.

    Baca Juga: Content Strategist: Tugas dan Skill yang Dibutuhkan

    Demikian penjelasan singkat mengenai content mapping serta langkah-langkah dalam membuatnya. Dalam marketing, membuat pemetaan konten sangat penting demi meraih hasil yang bagus ke depannya.

    Bagaimana menurutmu? Tertarik memperdalam pemahaman mengenai marketing?

    Jika tertarik, kamu bisa berlangganan newsletter Glints secara gratis dan beragam info tentang dunia tersebut akan langsung masuk ke dalam inbox emailmu.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, sign up sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait