Cognitive Dissonance: Arti, Tanda, Sebab, dan Cara Menghadapi

Tayang 31 Des 2022 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Saat kamu merasa peduli pada kesehatan, tapi justru terus-terusan lembur, pikiranmu akan mulai mempertanyakan tindakan kontradiktif tersebut. Nah, hal tersebut adalah bentuk dari cognitive dissonance.

    Kondisi tersebut juga jadi membuatmu mempertanyakan nilai-nilai yang kamu pegang selama ini.

    Medical News Today menjelaskan bahwa cognitive dissonance bukanlah suatu penyakit melainkan fenomena psikologis yang bisa terjadi kepada siapa saja. 

    Yuk, ketahui lebih jauh soal cognitive dissonance, dari gejala hingga cara-cara menghadapinya di bawah ini!

    Arti Cognitive Dissonance

    Cognitive dissonance adalah ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang ketika perilaku atau tindakannya tidak sesuai dengan apa yang dia yakini dan percaya.

    Menurut Healthline, teori cognitive dissonance dalam psikologi sosial pertama kali dikemukakan oleh Leon Festinger, seorang psikolog dalam bukunya yang berjudul A Theory of Cognitive Dissonance.

    Very Well Mind menyebut cognitive dissonance sebagai bentuk dari mental discomfort yang disebabkan oleh dua keyakinan saling bertentangan.

    Ini bisa terjadi karena seseorang selalu membuat keputusan atau melakukan sebuah tindakan berdasarkan kepercayaannya. Jadi, saat keduanya tidak sejalan akan timbul perasaan tidak nyaman.

    Contohnya, kamu diminta untuk meluncurkan sebuah produk yang baru 70% selesai, sementara kamu punya nilai yang mengutamakan user atau konsumen.

    Tindakan yang harus kamu lakukan dan apa yang kamu percaya tidak sejalan.

    Cognitive dissonance juga bisa terjadi saat kamu menerima informasi baru dan hal tersebut tidak sesuai dengan kepercayaan yang kamu pegang selama ini.

    Baca Juga: 16 Cara Menenangkan Hati dan Pikiran yang Wajib Kamu Coba

    Tanda Cognitive Dissonance

    Better Up mengatakan bahwa kamu harus bisa mengimbangi ketidaksesuaian dari cognitive dissonance

    Makanya, kamu harus mengenali terlebih dahulu tanda-tanda cognitive dissonance.

    Berikut adalah tanda cognitive dissonance yang biasa dirasakan:

    • Merasa tidak nyaman sebelum melakukan sesuatu dan membuat keputusan.
    • Mencoba untuk menyesuaikan atau membuat alasan rasional atas keputusan dan tindakan yang kamu lakukan, bahkan saat tidak ada yang bertanya tentang hal tersebut.
    • Mudah merasa bersalah dan menyesali sesuatu yang telah kamu lakukan.
    • Melakukan sesuatu hanya karena tekanan sosial atau FOMO, padahal itu bukan sesuatu yang ingin kamu lakukan.
    • Menghindari beberapa topik dan tugas tertentu.
    • Merasa cemburu atas berita baik dan pencapaian orang lain.
    • Seringkali membujuk orang-orang di sekitar kamu untuk mengikuti keputusan yang kamu anggap benar 
    • Merasa tidak nyaman saat mengungkapkan ketidaksetujuan kamu akan suatu hal kepada orang yang menyetujuinya.

    Baca Juga: Mengenal Self Healing: Arti, Teknik, Manfaat, dan Pilihan Kegiatan

    Penyebab Cognitive Dissonance

    Setiap orang bisa mengalami cognitive dissonance, terkadang hal ini bahkan tidak bisa dihindari. 

    Berikut adalah beberapa faktor penyebab cognitive dissonance:

    1. Keterpaksaan 

    Selama hidup, kamu mungkin pernah dan harus berada pada situasi yang membuatmu tidak nyaman.

    Pada situasi itu, kamu secara terpaksa menyetujui suatu hal, baik karena demi tujuan pekerjaan maupun untuk menghindari konflik. 

    Seperti yang Glints contohkan di atas, saat kamu dipaksa untuk melakukan prosedur maupun tugas yang tidak sesuai kepercayaan, maka itu akan menimbulkan perasaan tidak nyaman.

    Saat tidak bisa melarikan diri dari situasi tersebut, maka kamu akan mulai membangun alasan-alasan lain agar tindakan tersebut dapat diterima.

    Inilah saat-saat kamu mengalami cognitive dissonance.

    2. Pengambilan keputusan

    Saat kamu membuat keputusan dengan hal yang tidak kamu sukai karena keterbatasan pilihan, hal itu akan menimbulkan cognitive dissonance. 

    Contohnya, saat memesan makan siang, mayoritas rekan kerja memutuskan untuk makan makanan Jepang.

    Namun, pilihanmu jadi terbatas karena kamu tak suka makanan Jepang. Maka, kamu akan memilih makanan yang paling bisa kamu toleransi. Meskipun tidak 100% suka.

    Pada kondisi tersebut, kamu akan mulai membuat alasan bahwa keputusan tersebut benar dan bisa diterima dalam kondisi ini.

    3. Usaha dan hasilnya

    Pernah mendengar istilah “usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil”?

    Istilah tersebut baik dan bisa menjadi hal yang mencegah seseorang mengalami cognitive dissonance.

    Sebab, sering kali orang-orang merasa kecewa atas hasil usahanya karena tidak sesuai nilai atau harapannya.

    Alhasil, malah jadi pandangan negatif yang meruntuhkan usaha-usaha yang sudah dilakukan.

    4. Informasi baru

    Arus informasi yang begitu kencang kadang membuat kita kebingungan mana yang benar. Ini justru bisa berakibat pada kamu mengalami cognitive dissonance.

    Contohnya, kamu membaca berita atau menonton video soal industri penangkapan ikan.

    Saat menerima informasi tersebut, perlahan kamu akan mulai mempertanyakan keputusanmu dalam konsumsi ikan hingga bahkan jadi menguranginya.

    Cara Menghadapi Cognitive Dissonance

    Cara paling efektif untuk menghadapi konflik adalah dengan memastikan kembali tindakan dan nilai yang kamu percaya konsisten atau sejalan.

    Kamu bisa melakukan beberapa cara berikut untuk menghadapi cognitive dissonance:

    • Mengubah tindakan: meskipun tidak bisa diubah secara langsung, kamu bisa perlahan mengubah kebiasaan yang tidak sama dengan nilai yang kamu percaya.
    • Mengubah pikiran: saat seseorang terus bertindak kontradiktif dengan nilai yang ia yakini, maka pikiran dan keyakinan tersebut perlu dipertanyakan kembali.
    • Mengubah persepsi akan suatu tindakan: jika tidak ingin mengubah nilai yang kamu percaya maupun tindakan, kamu bisa mengubah pandangan atau persepsi terhadap hal tersebut.

    Baca Juga: Apakah Kamu Mudah Stress di Kantor?

    Itu adalah informasi tentang cognitive dissonance yang perlu kamu ketahui.

    Perdebatan antara kepercayaan dan tindakan kamu bisa berpengaruh kepada kesejahteraan dan kesehatan mental.

    Akan tetap, perlu diingat bahwa hal ini normal terjadi dan bukan penyakit.

    Kamu hanya harus memahaminya dengan baik untuk bisa menemukan solusinya. 

    Penting untuk menjaga kesehatan mental dengan menghindari hal-hal yang membuat stres dan tidak nyaman.

    Untuk melakukannya, Glints punya ragam artikel informatif dan bermanfaat untuk kamu.

    Yuk, dapatkan ragam artikel seputar kesehatan mental dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait