7 Langkah Rancang Sales Plan untuk Perlancar Penjualan
Isi Artikel
FunnelFLARE menuliskan, dengan cara membuat sales plan atau rencana penjualan, target sales lebih mudah tercapai. Kamu tentu ingin ini terjadi, kan?
Nah, sekarang, bagaimana cara merancang sales plan yang berkualitas? Tenang, Glints sudah merangkumnya dalam artikel ini.
Informasi ini disadur dari Pipedrive, HubSpot, dan sumber lain di bawah. Langsung saja, simak selengkapnya, ya.
1. Tetapkan tujuan tim atau perusahaan
Pertama, uraikan dulu tujuan perusahaan atau timmu. Dengan begitu, semua anggota tim sales bisa fokus mengejarnya.
Apa tujuan perusahaan dibentuk? Apa masalah yang ingin diselesaikan perusahaanmu? Selain itu, apa nilai yang kamu tawarkan pada calon pelanggan?
Kamu bisa mengetahui jawabannya lewat kolaborasi dengan:
- pimpinan perusahaan
- tim pemasaran
- dan lain-lain.
Selain itu, coba lakukan analisis kompetitor. Ini akan membantumu memahami posisi perusahaan dan unique value proposition produkmu.
2. Miliki target
Sudah memahami tujuan tim secara umum? Sekarang, saatnya menetapkan target sales berupa angka.
Mengutip Close, berikut cara menentukannya:
- riset angka target yang realistis berdasarkan industri
- tanyakan jangka waktu dan tenaga yang dibutuhkan tim untuk hasilkan 1 sales
- hitung insentif tim yang layak
Nah, coba ramu ketiganya menjadi target yang realistis. Dengan cara ini, kamu tak asal membuat target di sales plan.
Selain berupa hasil penjualan, target juga bisa berbentuk proses. Salah satu contohnya adalah jumlah sales call. Untuk menjelaskan ini, Glints akan memberi contoh.
Misalnya, 1 sales bisa dicapai dengan kurang lebih 20 sales call. Sementara itu, kamu punya target 5 sales dalam sebulan.
Tetapkan saja target sales call dalam sebulan dengan cara:
Target sales sebulan x Jumlah sales call untuk 1 sales = 5 x 20 = 100 sales call
Kira-kira, kenapa harus ada target berupa proses?
Ingat, ada banyak faktor yang memengaruhi keputusan pembelian prospek. Ini berarti, target angka sales (hasil) sangat mungkin tak tercapai.
Sementara itu, target berupa proses lebih mudah diraih. Ini bisa menurunkan tingkat stres anggota timmu, karena mereka merasa mampu meraih tujuan yang ada.
3. Tuliskan struktur organisasi
Siapa saja anggota timmu? Apa tanggung jawab mereka? Tulis semua ini dalam sales plan-mu, ya.
Kalau ada, jabarkan juga rencana penambahan anggota. Dengan cara ini, kamu bisa membuat rencana penjualan berkualitas.
4. Tetapkan target audiens
Misalnya, kamu kerja di perusahaan fashion wanita. Tentu saja, target pasarmu bukan “semua orang”.
Audiensmu lebih spesifik dari itu. Sebagai contoh, ciri-ciri mereka adalah:
- perempuan
- sukses dalam karier dan berpenghasilan tinggi
- berusia 25-40 tahun
- tinggal di perkotaan
- berkepribadian berani
- ingin mengkspresikan diri lewat fashion
- dan lain-lain
Setelah itu, hubungkan ciri-ciri ini dengan produk yang kamu jual. Kira-kira, bagaimana perusahaanmu bisa membantu mereka?
Tuliskan semuanya di rencana penjualan, ya. Cara ini membuat sales plan-mu makin lengkap. Pencarian prospek juga jauh lebih terarah.
Sebagai alat bantu, kamu bisa membuat buyer persona. Mengutip Hootsuite, buyer persona adalah tokoh fiksi yang bercirikan target audiensmu.
Dengan target audiens jelas, kamu tahu produk harus ditawarkan kepada siapa. Ini membuat proses penjualanmu lebih maksimal.
5. Rancang metode dan strategi penjualan
Poin 1-4 merupakan data-data yang berkaitan dengan tim. Sekarang, waktunya merancang teknis penjualan.
Secara umum, ada 3 strategi yang harus kamu tetapkan:
- Sales methodology, pendekatan dan praktik yang membentuk sales strategy-mu.
- Sales stages, tahap-tahap yang dibutuhkan untuk mengonversi prospek menjadi pelanggan.
- Sales playbook, teknik mengontak prospek di tiap tahap sales process.
Nah, kira-kira, strategi apa yang cocok untukmu, ya? Yuk, ketahui jawabannya di Glints ExpertClass!
Di kelas online ini, kamu bisa mempelajari semua tentang sales dari praktisi ahli. Kamu jadi bisa membuat rencana strategi yang efektif dan efisien.
Jadi, tunggu apa lagi? Temukan kelas yang tepat untukmu dengan klik tombol di bawah. Jangan sampai kamu kehabisan kuota.
6. Buat rencana eksekusi
Perlahan-lahan, rencana penjualanmu makin matang. Kamu tinggal melengkapinya dengan rencana eksekusi yang detail.
Coba tuliskan kapan sebuah langkah teknis dilakukan. Dengan cara membuat deadline, sales plan-mu tak jadi rencana belaka.
Misalnya, kamu harus mencari tenaga sales baru. Kapan tenaga baru itu mulai direkrut?
Lalu, bagaimana dengan tenaga yang sudah ada? Kapan mereka harus mulai bekerja agar target bisa tercapai?
7. Pikirkan rencana evaluasi
Terakhir, buatlah rencana evaluasi. Apakah target-target seperti closing dan sales call bisa tercapai? Jangan-jangan, ada masalah yang harus kamu selesaikan.
Evaluasi bisa dilakukan di akhir bulan atau kuartal. Sesuaikan saja semuanya dengan kebutuhan.
Itulah cara membuat sales plan atau rencana penjualan. Untuk perlancar pelaksanaannya, ikuti Glints ExpertClass, ya.
- Why Sales Planning is important in helping you achieve your sales goals
- Sales Plan: 7 Steps to Creating one that Grows Your Pipeline
- How to Create a Sales Plan: Template + Examples
- 5 steps to setting sales goals that help you grow (quickly)
- How to Create a Buyer Persona (Includes Free Persona Template)