• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Bidang Profesi
  • Digital Marketing
  • Marketing

Apa Itu Call-to-Value dalam Marketing dan Kapan Menggunakannya?

Tayang 28 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
Nadiyah Rahmalia Engineering graduate with expertise in content writing and SEO; an aspiring digital/content marketer striving to create and share meaningful works.

Isi Artikel

    Dalam dunia marketing, istilah call-to-value (CTV) mungkin belum terlalu dikenal.

    Umumnya, yang banyak orang ketahui adalah call-to-action (CTA).

    Nah, apa bedanya dari kedua hal ini?

    Pada dasarnya, baik CTV dan CTA digunakan untuk mengarahkan konsumen untuk membuat keputusan.

    Hanya saja, pendekatannya sedikit berbeda.

    Nah, untuk memahami tentang hal ini lebih dalam, yuk, baca penjelasan dari Glints di artikel ini baik-baik!

    Baca Juga: 7 Strategi Marketing Terbaik untuk Pikat Generasi Z

    Apa Itu Call to Action?

    call to action

    © Freepik.com

    Untuk bisa memahami apa itu call-to-value, kamu harus benar-benar mengerti apa itu call-to-action terlebih dahulu.

    Nah, menurut Crafty Copy, call-to-action adalah kata-kata dan desain yang bertujuan untuk mengarahkan audiens melakukan suatu tindakan.

    Pastinya, kamu pernah melihat ini di iklan-iklan.

    Contoh dari CTA yang biasa digunakan para marketer adalah:

    • beli sekarang
    • klik di sini
    • hubungi kami
    • pesan tiket
    • download aplikasinya
    • dll

    Seperti yang bisa dilihat, CTA langsung dengan jelas memberi tahu audiens tentang apa yang harus ia lakukan.

    Hal ini ditunjukkan dengan kata kerja, seperti “klik”, “hubungi”, “download”, dan masih banyak lagi.

    Umumnya, CTA ditampilkan dalam bentuk tombol sehingga kita bisa langsung mengekliknya dan menyelesaikan suatu aktivitas, misalnya download untuk mendapatkan aplikasi.

    Dalam dunia marketing, CTA sangat penting. Tanpa hal ini, orang bisa jadi tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

    Selain itu, tujuan dari bisnis atau campaign juga tidak dapat terpenuhi.

    Nah, kalau sudah paham dasar mengenai CTA, saatnya kita membahas tentang CTV dan perbedaannya.

    Baca Juga: 9 Tantangan Dunia Marketing dan Cara Menghadapinya

    Apa Itu Call to Value?

    apa itu call to value

    © Pexels.com

    Sebenarnya, call-to-value tidak jauh berbeda dengan call-to-action.

    Tujuannya pun sama-sama untuk membuat orang tertarik melakukan sesuatu.

    Hanya saja, call to value bisa jadi lebih menarik.

    Menurut New Breed+, CTV adalah CTA yang mengandung value proposition.

    Value proposition sendiri merupakan nilai-nilai yang membuat suatu produk menarik atau bermanfaat bagi konsumen.

    Dengan kata lain, value proposition merupakan suatu hal yang bisa meyakinkan konsumen untuk membeli barang atau menggunakan suatu jasa.

    Jadi, CTV tidak sekadar menyuruh audiens untuk melakukan suatu aksi saja.

    Akan tetapi, ia lebih meyakinkan orang bahwa apa yang ditawarkan brand memang akan memberi suatu manfaat.

    Dengan begitu, keputusan konsumen dapat dipengaruhi secara positif.

    CTV menjawab pertanyaan kenapa audiens harus melakukan tindakan di suatu CTA.

    Sebagai contoh, ketika kita menyuruh audiens untuk beli suatu produk, mungkin akan ada yang bertanya: kenapa harus beli produk atau jasa tersebut?

    Dengan CTV, pertanyaan ini ada jawabannya.

    Contoh dari suatu call-to-value adalah sebagai berikut:

    • dapatkan berita terkini
    • tingkatkan penjualanmu
    • tumbuhkan bisnismu

    Melalui copy semacam itu, konsumen bisa paham bahwa dengan mengeklik tombol CTV, ia akan mendapatkan suatu value atau manfaat.

    Apakah call-to-value lebih bagus dari call-to-action? Sebenarnya, tidak juga.

    Jika ingin menggunakannya, kamu harus mengetahui waktu-waktu yang tepat.

    Baca Juga: 6 Tips Menulis CTA yang Efektif untuk Menggaet Pelanggan

    Kapan Harus Menggunakan CTA atau CTV?

    definisi call to value

    © Freepik.com

    Dalam menentukan apakah kita harus menggunakan CTA atau CTV, pertama pahami dulu halaman atau website tempat kamu akan menyisipkannya.

    Untuk landing page, call-to-value adalah pilihan yang tepat.

    Akan tetapi, di situasi lain, CTA lebih baik digunakan.

    Misalnya, saat harus membantu audiens dalam pengisian form.

    Tombol “submit” atau “selesai” tidak harus diganti dengan CTV yang menjelaskan value menyelesaikan pengisian form tersebut.

    Justru, dengan call-to-action yang singkat, experience pengguna akan lebih nyaman dan mudah.

    Selain itu, penggunaan CTA dan CTV juga sangat tergantung dari copy pendukungnya.

    Jika memang di landing page-mu sudah menjelaskan dengan baik keunggulan-keunggulan produk, bisa jadi CTV tidak harus digunakan.

    Pada akhirnya, penggunaan call-to-action atau call-to-value bergantung dari keputusan cermat masing-masing marketer.

    Untuk memvalidasi keputusanmu, kamu juga bisa menggunakan A/B testing.

    Dengan menggunakan tes ini, kamu dapat mengetahui pilihan mana yang lebih baik untuk pengunjung situsmu.

    Begitulah penjelasan Glints soal call-to-value dan perbedaannya dengan call-to-action.

    Untuk belajar lebih banyak tentang dunia marketing, yuk, temukan artikel-artikel menarik lainnya di Glints dengan klik tombol di bawah ini!

    BACA ARTIKELNYA

    • Call-to-Action vs. Call-to-Value
    • Call to Action vs Call to Value: Know the Difference

    beginner call-to-value

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait

    • CV/Portofolio 5 Jenis Cover Letter dalam Dunia Kerja serta Contohnya

      Nadiyah Rahmalia 09 Jun 2022
    • CV/Portofolio 5 Langkah Mudah Mengambil Foto Profesional Sendiri dari Rumah

      Nadiyah Rahmalia 05 Jun 2022
    • Mengawali Karier Kenali 25 Prospek Kerja Lulusan Teknik Elektro yang Bisa Jadi Pilihanmu

      Nadiyah Rahmalia 04 Jun 2022
    • Dunia Kerja Kapan Waktu yang Tepat untuk Kembali Kerja setelah Melahirkan?

      Nadiyah Rahmalia 03 Jun 2022
    Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
    Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
    Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
    Kategori Topik
    • Tips Karier
    • Bidang Profesi
    • Konten Eksklusif
    • Kabar Glints
    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • LinkedIn
    Solusi Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community

    • Blog
      • Bidang Profesi
        • Marketing
        • Tech & Data
        • Media & Communications
        • Business Dev & Sales
        • Product
        • Design
      • Tips Karier
        • Mengawali Karier
        • Dunia Kerja
      • Konten Eksklusif
        • Artikel Expert
        • Panduan
        • Laporan
      • Dari Glints
        • Panduan Komunitas & Konten
        • Campaign Berlangsung
        • Kabar Produk
        • Kabar Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community



    • Bidang Profesi
    • Digital Marketing
    • Marketing

    Apa Itu Call-to-Value dalam Marketing dan Kapan Menggunakannya?

    Tayang 28 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
    Nadiyah Rahmalia Engineering graduate with expertise in content writing and SEO; an aspiring digital/content marketer striving to create and share meaningful works.

    Isi Artikel

      Dalam dunia marketing, istilah call-to-value (CTV) mungkin belum terlalu dikenal.

      Umumnya, yang banyak orang ketahui adalah call-to-action (CTA).

      Nah, apa bedanya dari kedua hal ini?

      Pada dasarnya, baik CTV dan CTA digunakan untuk mengarahkan konsumen untuk membuat keputusan.

      Hanya saja, pendekatannya sedikit berbeda.

      Nah, untuk memahami tentang hal ini lebih dalam, yuk, baca penjelasan dari Glints di artikel ini baik-baik!

      Baca Juga: 7 Strategi Marketing Terbaik untuk Pikat Generasi Z

      Apa Itu Call to Action?

      call to action

      © Freepik.com

      Untuk bisa memahami apa itu call-to-value, kamu harus benar-benar mengerti apa itu call-to-action terlebih dahulu.

      Nah, menurut Crafty Copy, call-to-action adalah kata-kata dan desain yang bertujuan untuk mengarahkan audiens melakukan suatu tindakan.

      Pastinya, kamu pernah melihat ini di iklan-iklan.

      Contoh dari CTA yang biasa digunakan para marketer adalah:

      • beli sekarang
      • klik di sini
      • hubungi kami
      • pesan tiket
      • download aplikasinya
      • dll

      Seperti yang bisa dilihat, CTA langsung dengan jelas memberi tahu audiens tentang apa yang harus ia lakukan.

      Hal ini ditunjukkan dengan kata kerja, seperti “klik”, “hubungi”, “download”, dan masih banyak lagi.

      Umumnya, CTA ditampilkan dalam bentuk tombol sehingga kita bisa langsung mengekliknya dan menyelesaikan suatu aktivitas, misalnya download untuk mendapatkan aplikasi.

      Dalam dunia marketing, CTA sangat penting. Tanpa hal ini, orang bisa jadi tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

      Selain itu, tujuan dari bisnis atau campaign juga tidak dapat terpenuhi.

      Nah, kalau sudah paham dasar mengenai CTA, saatnya kita membahas tentang CTV dan perbedaannya.

      Baca Juga: 9 Tantangan Dunia Marketing dan Cara Menghadapinya

      Apa Itu Call to Value?

      apa itu call to value

      © Pexels.com

      Sebenarnya, call-to-value tidak jauh berbeda dengan call-to-action.

      Tujuannya pun sama-sama untuk membuat orang tertarik melakukan sesuatu.

      Hanya saja, call to value bisa jadi lebih menarik.

      Menurut New Breed+, CTV adalah CTA yang mengandung value proposition.

      Value proposition sendiri merupakan nilai-nilai yang membuat suatu produk menarik atau bermanfaat bagi konsumen.

      Dengan kata lain, value proposition merupakan suatu hal yang bisa meyakinkan konsumen untuk membeli barang atau menggunakan suatu jasa.

      Jadi, CTV tidak sekadar menyuruh audiens untuk melakukan suatu aksi saja.

      Akan tetapi, ia lebih meyakinkan orang bahwa apa yang ditawarkan brand memang akan memberi suatu manfaat.

      Dengan begitu, keputusan konsumen dapat dipengaruhi secara positif.

      CTV menjawab pertanyaan kenapa audiens harus melakukan tindakan di suatu CTA.

      Sebagai contoh, ketika kita menyuruh audiens untuk beli suatu produk, mungkin akan ada yang bertanya: kenapa harus beli produk atau jasa tersebut?

      Dengan CTV, pertanyaan ini ada jawabannya.

      Contoh dari suatu call-to-value adalah sebagai berikut:

      • dapatkan berita terkini
      • tingkatkan penjualanmu
      • tumbuhkan bisnismu

      Melalui copy semacam itu, konsumen bisa paham bahwa dengan mengeklik tombol CTV, ia akan mendapatkan suatu value atau manfaat.

      Apakah call-to-value lebih bagus dari call-to-action? Sebenarnya, tidak juga.

      Jika ingin menggunakannya, kamu harus mengetahui waktu-waktu yang tepat.

      Baca Juga: 6 Tips Menulis CTA yang Efektif untuk Menggaet Pelanggan

      Kapan Harus Menggunakan CTA atau CTV?

      definisi call to value

      © Freepik.com

      Dalam menentukan apakah kita harus menggunakan CTA atau CTV, pertama pahami dulu halaman atau website tempat kamu akan menyisipkannya.

      Untuk landing page, call-to-value adalah pilihan yang tepat.

      Akan tetapi, di situasi lain, CTA lebih baik digunakan.

      Misalnya, saat harus membantu audiens dalam pengisian form.

      Tombol “submit” atau “selesai” tidak harus diganti dengan CTV yang menjelaskan value menyelesaikan pengisian form tersebut.

      Justru, dengan call-to-action yang singkat, experience pengguna akan lebih nyaman dan mudah.

      Selain itu, penggunaan CTA dan CTV juga sangat tergantung dari copy pendukungnya.

      Jika memang di landing page-mu sudah menjelaskan dengan baik keunggulan-keunggulan produk, bisa jadi CTV tidak harus digunakan.

      Pada akhirnya, penggunaan call-to-action atau call-to-value bergantung dari keputusan cermat masing-masing marketer.

      Untuk memvalidasi keputusanmu, kamu juga bisa menggunakan A/B testing.

      Dengan menggunakan tes ini, kamu dapat mengetahui pilihan mana yang lebih baik untuk pengunjung situsmu.

      Begitulah penjelasan Glints soal call-to-value dan perbedaannya dengan call-to-action.

      Untuk belajar lebih banyak tentang dunia marketing, yuk, temukan artikel-artikel menarik lainnya di Glints dengan klik tombol di bawah ini!

      BACA ARTIKELNYA

      • Call-to-Action vs. Call-to-Value
      • Call to Action vs Call to Value: Know the Difference

      beginner call-to-value

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait

      • CV/Portofolio 5 Jenis Cover Letter dalam Dunia Kerja serta Contohnya

        Nadiyah Rahmalia 09 Jun 2022
      • CV/Portofolio 5 Langkah Mudah Mengambil Foto Profesional Sendiri dari Rumah

        Nadiyah Rahmalia 05 Jun 2022
      • Mengawali Karier Kenali 25 Prospek Kerja Lulusan Teknik Elektro yang Bisa Jadi Pilihanmu

        Nadiyah Rahmalia 04 Jun 2022
      • Dunia Kerja Kapan Waktu yang Tepat untuk Kembali Kerja setelah Melahirkan?

        Nadiyah Rahmalia 03 Jun 2022
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Bidang Profesi
      • Digital Marketing
      • Marketing

      Apa Itu Call-to-Value dalam Marketing dan Kapan Menggunakannya?

      Tayang 28 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
      Nadiyah Rahmalia Engineering graduate with expertise in content writing and SEO; an aspiring digital/content marketer striving to create and share meaningful works.

      Isi Artikel

        Dalam dunia marketing, istilah call-to-value (CTV) mungkin belum terlalu dikenal.

        Umumnya, yang banyak orang ketahui adalah call-to-action (CTA).

        Nah, apa bedanya dari kedua hal ini?

        Pada dasarnya, baik CTV dan CTA digunakan untuk mengarahkan konsumen untuk membuat keputusan.

        Hanya saja, pendekatannya sedikit berbeda.

        Nah, untuk memahami tentang hal ini lebih dalam, yuk, baca penjelasan dari Glints di artikel ini baik-baik!

        Baca Juga: 7 Strategi Marketing Terbaik untuk Pikat Generasi Z

        Apa Itu Call to Action?

        call to action

        © Freepik.com

        Untuk bisa memahami apa itu call-to-value, kamu harus benar-benar mengerti apa itu call-to-action terlebih dahulu.

        Nah, menurut Crafty Copy, call-to-action adalah kata-kata dan desain yang bertujuan untuk mengarahkan audiens melakukan suatu tindakan.

        Pastinya, kamu pernah melihat ini di iklan-iklan.

        Contoh dari CTA yang biasa digunakan para marketer adalah:

        • beli sekarang
        • klik di sini
        • hubungi kami
        • pesan tiket
        • download aplikasinya
        • dll

        Seperti yang bisa dilihat, CTA langsung dengan jelas memberi tahu audiens tentang apa yang harus ia lakukan.

        Hal ini ditunjukkan dengan kata kerja, seperti “klik”, “hubungi”, “download”, dan masih banyak lagi.

        Umumnya, CTA ditampilkan dalam bentuk tombol sehingga kita bisa langsung mengekliknya dan menyelesaikan suatu aktivitas, misalnya download untuk mendapatkan aplikasi.

        Dalam dunia marketing, CTA sangat penting. Tanpa hal ini, orang bisa jadi tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

        Selain itu, tujuan dari bisnis atau campaign juga tidak dapat terpenuhi.

        Nah, kalau sudah paham dasar mengenai CTA, saatnya kita membahas tentang CTV dan perbedaannya.

        Baca Juga: 9 Tantangan Dunia Marketing dan Cara Menghadapinya

        Apa Itu Call to Value?

        apa itu call to value

        © Pexels.com

        Sebenarnya, call-to-value tidak jauh berbeda dengan call-to-action.

        Tujuannya pun sama-sama untuk membuat orang tertarik melakukan sesuatu.

        Hanya saja, call to value bisa jadi lebih menarik.

        Menurut New Breed+, CTV adalah CTA yang mengandung value proposition.

        Value proposition sendiri merupakan nilai-nilai yang membuat suatu produk menarik atau bermanfaat bagi konsumen.

        Dengan kata lain, value proposition merupakan suatu hal yang bisa meyakinkan konsumen untuk membeli barang atau menggunakan suatu jasa.

        Jadi, CTV tidak sekadar menyuruh audiens untuk melakukan suatu aksi saja.

        Akan tetapi, ia lebih meyakinkan orang bahwa apa yang ditawarkan brand memang akan memberi suatu manfaat.

        Dengan begitu, keputusan konsumen dapat dipengaruhi secara positif.

        CTV menjawab pertanyaan kenapa audiens harus melakukan tindakan di suatu CTA.

        Sebagai contoh, ketika kita menyuruh audiens untuk beli suatu produk, mungkin akan ada yang bertanya: kenapa harus beli produk atau jasa tersebut?

        Dengan CTV, pertanyaan ini ada jawabannya.

        Contoh dari suatu call-to-value adalah sebagai berikut:

        • dapatkan berita terkini
        • tingkatkan penjualanmu
        • tumbuhkan bisnismu

        Melalui copy semacam itu, konsumen bisa paham bahwa dengan mengeklik tombol CTV, ia akan mendapatkan suatu value atau manfaat.

        Apakah call-to-value lebih bagus dari call-to-action? Sebenarnya, tidak juga.

        Jika ingin menggunakannya, kamu harus mengetahui waktu-waktu yang tepat.

        Baca Juga: 6 Tips Menulis CTA yang Efektif untuk Menggaet Pelanggan

        Kapan Harus Menggunakan CTA atau CTV?

        definisi call to value

        © Freepik.com

        Dalam menentukan apakah kita harus menggunakan CTA atau CTV, pertama pahami dulu halaman atau website tempat kamu akan menyisipkannya.

        Untuk landing page, call-to-value adalah pilihan yang tepat.

        Akan tetapi, di situasi lain, CTA lebih baik digunakan.

        Misalnya, saat harus membantu audiens dalam pengisian form.

        Tombol “submit” atau “selesai” tidak harus diganti dengan CTV yang menjelaskan value menyelesaikan pengisian form tersebut.

        Justru, dengan call-to-action yang singkat, experience pengguna akan lebih nyaman dan mudah.

        Selain itu, penggunaan CTA dan CTV juga sangat tergantung dari copy pendukungnya.

        Jika memang di landing page-mu sudah menjelaskan dengan baik keunggulan-keunggulan produk, bisa jadi CTV tidak harus digunakan.

        Pada akhirnya, penggunaan call-to-action atau call-to-value bergantung dari keputusan cermat masing-masing marketer.

        Untuk memvalidasi keputusanmu, kamu juga bisa menggunakan A/B testing.

        Dengan menggunakan tes ini, kamu dapat mengetahui pilihan mana yang lebih baik untuk pengunjung situsmu.

        Begitulah penjelasan Glints soal call-to-value dan perbedaannya dengan call-to-action.

        Untuk belajar lebih banyak tentang dunia marketing, yuk, temukan artikel-artikel menarik lainnya di Glints dengan klik tombol di bawah ini!

        BACA ARTIKELNYA

        • Call-to-Action vs. Call-to-Value
        • Call to Action vs Call to Value: Know the Difference

        beginner call-to-value

        Leave a Reply

        Your email address will not be published. Required fields are marked *

        Artikel Terkait

        • CV/Portofolio 5 Jenis Cover Letter dalam Dunia Kerja serta Contohnya

          Nadiyah Rahmalia 09 Jun 2022
        • CV/Portofolio 5 Langkah Mudah Mengambil Foto Profesional Sendiri dari Rumah

          Nadiyah Rahmalia 05 Jun 2022
        • Mengawali Karier Kenali 25 Prospek Kerja Lulusan Teknik Elektro yang Bisa Jadi Pilihanmu

          Nadiyah Rahmalia 04 Jun 2022
        • Dunia Kerja Kapan Waktu yang Tepat untuk Kembali Kerja setelah Melahirkan?

          Nadiyah Rahmalia 03 Jun 2022
        Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
        Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
        Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
        Kategori Topik
        • Tips Karier
        • Bidang Profesi
        • Konten Eksklusif
        • Kabar Glints
        Media Sosial
        • Facebook
        • Twitter
        • Instagram
        • LinkedIn
        Solusi Glints
        • Lowongan Kerja
        • Glints ExpertClass
        • Glints Community
        Scroll Up