Mengenal Technopreneurship, Daya Cipta Masa Kini Berbasis Teknologi

Diperbarui 18 Jan 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Technopreneurship dan entrepreneurship adalah dua hal yang memang memiliki akar yang sama, yaitu kewirausahaan. Namun, ternyata keduanya tidak bisa disamakan, lho.

    Memangnya, wirausahawan seperti apa, sih, technopreneur itu?

    Yuk, simak pembahasan lengkap tentang technopreneurship yang sudah Glints rangkum untukmu di artikel ini!

    Baca Juga: Mengenal Startup: Perusahaan Modern yang Saat Ini Banyak Digemari

    Definisi Technopreneurship

    technopreneurship adalah

    © Unsplash.com

    Dilansir dari 101entrepreneurship, technopreneurship adalah gabungan dari dua kata, yaitu technology dan entrepreneurship.

    Secara singkat, technopreneurship adalah entrepreneurship dalam bidang teknologi di mana keahlian yang dibutuhkan tak lagi hanya wirausaha,  tetapi juga pengetahuan akan teknologi mutakhir.

    Istilah ini bisa dibilang baru dan kian populer bersama dengan berkembangnya teknologi.

    Kalau kamu merasa seseorang yang cerdas, inovatif, suka teknologi, dan berani mengambil risiko, menjadi seorang technopreneur bisa jadi sesuai untukmu.

    Saat ini, istilah technopreneur dikenal bagi seorang pengusaha startup atau bisnis rintisan yang memanfaatkan teknologi sebagai basis bisnisnya.

    Menurut Entrepreneur, teknologi yang sedang sangat diminati dan terus diteliti adalah kecerdasan buatan, augmented reality, blockchain, the internet of things, 3D printing, big data, cloud computing, dan masih banyak lagi.

    Pentingnya Technopreneurship

    technopreneurship adlaah

    © Unsplash.com

    Di era teknologi ini, tentu technopreneurship adalah suatu hal yang tak mungkin lagi dianggap sepele.

    Technopreneurship memiliki peran penting dalam memanfaatkan teknologi untuk mempermudah berbagai tujuan.

    Beberapa manfaat yang membuat technopreneurship penting adalah sebagai berikut:

    1. Menciptakan lapangan kerja

    Bisnis startup yang semakin banyak bermunculan merupakan hasil dari technopreneurship.

    Startup-startup ini tentu menciptakan lapangan kerja baru karena kebutuhannya akan sumber daya manusia untuk mengoperasikan bisnis.

    Oleh karena itu, technopreneurship memiliki dampak besar dalam mengurangi jumlah pengangguran dan menyelesaikan masalah kesulitan menemukan lapangan kerja.

    2. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal

    Startup berbasis teknologi dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada di sekitar kita. 

    Contohnya, berbagai startup ojek dan taksi online yang menyelesaikan masalah kesulitan menemukan kendaraan umum.

    Dengan teknologi mereka, kini sangat mudah untuk memanggil kendaraan umum untuk transportasi sehari-hari.

    Startup tersebut pun tidak diragukan lagi telah menyerap banyak sumber daya manusia yang tergabung sebagai mitra dan memberikan mereka kesempatan akan kualitas hidup yang lebih baik.

    3. Diversifikasi dan desentralisasi bisnis

    Pemanfaatan teknologi mutakhir sebagai basis bisnis yang diciptakan seorang technopreneur mampu memberikan kesempatan bagi orang-orang tanpa peduli jarak.

    Kini, remote working atau kerja jarak jauh tak lagi asing dan justru semakin terfasilitasi.

    4. Perkembangan teknologi

    Technopreneurship adalah salah satu pendorong perkembangan teknologi serta inovasi. 

    Perusahaan-perusahaan yang diciptakan oleh technopreneur visioner terus menerus berusaha mengembangkan teknologi agar menjadi lebih efisien dan bermanfaat setiap harinya.

    5. Peningkatan ekonomi

    Dengan terbukanya lapangan baru, tentu saja technopreneurship dan bisnis berbasis teknologi adalah salah satu penyokong ekonomi negara.

    Perkembangannya yang cepat mengundang banyak investor yang memberikan suntikan dana sebagai bentuk dukungan bisnis masa kini yang bermanfaat.

    6. Mendorong kewirausahaan

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, technopreneurship adalah aplikasi entrepreneurship yang menitikberatkan penggunaan teknologi.

    Oleh karena itu, dengan terus berkembangnya technopreneurship, orang-orang akan semakin tergerak untuk juga berusaha memulai bisnisnya sendiri.

    Baca Juga: Startup Founder vs Entrepreneur, Seperti Apa Perbedaannya?

    Contoh Technopreneur

    technopreneur adalah

    © Unsplash.com

    1. Elon Musk

    Mungkin, Elon Musk adalah technopreneur paling relevan yang sangat terkenal saat ini.

    Elon Musk adalah CEO perusahaan SpaceX, PayPal, dan Tesla.

    Sosok ini adalah seseorang yang cukup revolusioner dan patut menjadi technopreneur panutan.

    Elon Musk adalah sosok pekerja keras yang bekerja hingga 80 jam seminggu.

    Ia tidak ragu untuk mengambil risiko dan selalu berusaha mengembangkan teknologinya agar dapat memberikan kepuasan lebih terhadap para konsumennya.

    Tak heran jika ia adalah seorang technopreneur yang berhasil meluncurkan roket ke luar angkasa.

    2. Nadiem Makarim

    Kamu pasti tak asing lagi dengan sosok yang satu ini.

    Nadiem Makarim adalah pendiri Gojek, yaitu startup transportasi online yang sangat terkenal.

    Kini, Gojek tak hanya beroperasi di Indonesia, tetapi juga di beberapa negara tetangga sekitar Asia Tenggara.

    Sosok technopreneur ini merupakan lulusan lulusan S2 Harvard Business School di Harvard University, Amerika Serikat.

    Usaha rintisan miliknya dimulai tahun 2010 berawal dari keresahan dirinya sendiri yang sulit mendapatkan ojek untuk berangkat kerja.

    Kemampuan problem solving atau pemecahan masalah technopreneur ini berbuah startup yang memudahkan hidup jutaan orang saat ini.

    3. Bill Gates

    Bill Gates adalah salah satu technopreneur yang paling terkenal di dunia sebagai orang terkaya selama beberapa tahun.

    Jiwa technopreneurship dalam dirinya bersama Paul Allen adalah awal dari terbentuknya perusahaan Microsoft yang mengubah dunia.

    Skill Penting Technopreneur

    skill technopreneur

    © Unsplash.com

    1. Kerja sama tim

    Sehebat apapun seorang technopreneur, rencana bisnisnya tidak akan bisa berhasil tanpa sebuah tim yang kompak.

    Sebuah tim dengan keahlian beragam yang relevan terhadap ide dan rencana bisnis merupakan aset utama sebuah bisnis teknologi yang sukses.

    2. Penyelesaian masalah

    Sebagai technopreneur, kamu akan sering menghadapi masalah.

    Oleh karena itu, kemampuan penyelesaian masalah yang baik adalah hal yang amat penting agar bisa menjadi technopreneur yang berhasil.

    Analisis biaya, waktu, sumber daya, dan lain-lain harus dilakukan berdasarkan data yang akurat agar hasil yang diperoleh maksimal.

    3. Pengambilan keputusan

    Proses penyelesaian masalah akan menghasilkan beberapa alternatif.

    Sebagai technopreneur, kamu harus bisa mengambil keputusan tepat untuk membuat strategi bisnis yang efektif serta mungkin untuk dilakukan.

    Baca Juga: Pentingnya Memiliki Skill Decision Making dan Cara Meningkatkannya

    Demikianlah serba-serbi tentang technopreneurship yang bisa Glints paparkan.

    Apakah dengan memahami lebih dalam tentang hal ini kamu menjadi terdorong untuk memulai bisnis berbasis teknologi sendiri?

    Jika ya, tentu penting untuk memperkaya diri dengan lebih banyak skill yang dibutuhkan seorang technopreneur.

    Nah, kamu bisa intip kelas-kelas di Glints ExpertClass.

    Di Glints ExpertClass, kamu bisa memilih untuk bergabung di kelas yang dibawakan praktisi di bidang teknologi, bisnis, dan masih banyak lagi.

    Jadi, sign up sekarang agar tak melewatkan kesempatan berharga ini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 7

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait