Cari Tahu Posisi, Kekuatan, dan Reputasi Brand-mu dengan Brand Health

Diperbarui 23 Nov 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Brand health adalah kumpulan metrik yang mengukur seberapa baik brand kamu dipandang di mata masyarakat.

    Hal ini penting karena kamu dapat mengetahui bagaimana persepsi konsumen dan apa yang dirasakan oleh mereka ketika mendengar brandmu.

    Lalu, apa fungsi dan manfaatnya? Bagaimana cara mengukurnya? Di artikel ini, Glints akan jelasin semuanya buat kamu. Simak, yuk!

    Baca Juga: Mengenal Brand Trust, Salah Satu Kunci Buat Pelanggan Setia

    Fungsi Brand Health

    brand health

    © Rawpixel.com

    Menurut Awariobrand health membantu kamu melihat kekuatan dan kelemahan dari brand kamu dalam bentuk data.

    Dari data yang ditunjukkan, kamu bisa menentukan apakah kamu perlu untuk membuat sebuah marketing campaign yang baru atau memperbaiki customer service brand-mu.

    Selain itu, kamu juga akan mendapatkan insight marketing yang berharga untuk brand kamu.

    Brand health  juga dapat membantu kamu untuk melihat posisi kamu dan kompetitor di pasar. Sehingga, kamu bisa membuat strategi marketing yang baik.

    Kamu juga bisa mendengarkan pendapat klien atau orang lain terhadap brand kamu.

    Hal ini penting karena orang-orang akan menggunakan atau ingin bekerjasama dengan brand-mu ketika mereka merasa memiliki nilai dan kepercayaan terhadap brand.

    Lalu, apa saja yang diukur dalam brand health?

    Baca Juga: Ingin Cepat Mahir? Ikuti Tips Belajar Branding Ini

    Hal yang Diukur Brand Health

    brand health

    © Unsplash.com

    Ada beberapa hal yang diukur oleh brand health. Search Engine Watch dan juga Awario membaginya menjadi beberapa bagian;

    1. Net promoter score (NPS)

    Net Promoter Score atau NPS diukur berdasarkan bagaimana seorang konsumen merekomendasikan produk atau layanan kamu ke orang lain.

    Biasanya, hal ini berawal dari pertanyaan seperti ini: “Seberapa besar kamu akan merekomendasikan produk/layanan ini ke teman kamu?”

    Penilaian dari NPS memiliki skala 0 – 10 dengan pengelompokan sebagai berikut;

    • promoter (9-10) yang disebut sebagai konsumen loyal dan akan menyebarkan info tentang brand-mu
    • passives (7-8) yang puas dengan brand-mu tapi rentan untuk pindah ke brand kompetitor
    • detractor (0-6) yang tidak puas dengan brand-mu dan dapat merusak imej brand

    2. Share of voice

    Share of voice atau brand awareness adalah metrik brand health selanjutnya. Di sini, kamu bisa melihat seberapa sering orang-orang membicarakan brand kamu.

    Berikut adalah contoh data share of voice dari Search Engine Watch;

    share of voice

    © Search Engine Watch

    Di lingkaran ini, kamu bisa melihat bagaimana brand-mu berkompetisi dengan kompetitor di tengah media sosial.

    Data ini diambil melalui social listening tool seperti Awario atau Brandwatch yang menelusuri percakapan di internet dan menghitung persentase seberapa sering brand kamu disebutkan.

    3. Brand reputation

    Di metrik ini, kamu bisa melihat bagaimana orang-orang melihat brand kamu. Melalui social listening tool, kamu bisa melihat sentimen masyarakat terhadap brand kamu.

    Contoh data dari metrik ini adalah sebagai berikut;

    brand reputation

    © Search Engine Watch

    3. Employee engagement

    Cerita dari pekerja di perusahaanmu juga sangatlah penting. Ada beberapa perusahaan yang turun nilainya di mata masyarakat karena cerita dari para pekerjanya.

    Oleh karena itu, menjaga pekerja untuk merasa senang adalah sebuah keharusan. Karena secara tidak langsung, pekerja juga menyebarkan brand kamu ke lingkungannya masing-masing.

    4. Brand positioning

    Brand positioning adalah salah satu metrik yang penting di brand health.

    Hal ini karena posisi brand kamu adalah hal yang membuat konsumen merasa dekat dengan kamu.

    Sebagai contoh, pengguna Apple akan merasa bahwa dirinya adalah seseorang yang inovatif dan kreatif melalui produk teknologinya.

    Tentu akan terdengar aneh apabila Apple tiba-tiba merilis produk pasta gigi. Bisa jadi, dengan rilisnya produk pasta gigi tersebut, konsumen tidak mau menggunakan produk Apple lainnya lagi.

    Cara Menilai Brand Health

    branding startup

    © Freepik.com

    Ada tiga hal untuk mengukur brand health. Kamu bisa menggunakan social listening tool, survei, dan wawancara, atau dari feedback konsumen.

    Tentunya, ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

    Kamu bisa melihat brand awareness, brand reputation, dan share of voice menggunakan social listening tool.

    Kamu bisa mendapatkan data kualitatif dan melihat employee engagement dan brand positioning kamu menggunakan survei dan wawancara.

    Sementara itu, feedback konsumen pun akan memberikan input yang berharga seperti apa yang membuat mereka loyal dan apa yang disukai atau tidak dari brand-mu.

    Baca Juga: Brand Analyst vs Brand Strategist, Apa saja Perbedaannya?

    Inilah yang harus kamu tahu tentang brand health. Seorang marketer harus bisa mengukur dan meningkatkan kualitas brand-nya, lho.

    Makanya, kalau kamu ingin menjadi lebih ahli dalam branding, kamu bisa belajar di Glints ExpertClass, lho.

    Di sini, kamu akan belajar langsung dengan ahlinya. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, cek kelas-kelasnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait