Bayar Utang atau Siapkan Dana Darurat? Pertimbangkan 6 Hal ini

Diperbarui 23 Okt 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Bingung apakah harus memprioritaskan bayar utang atau menyisihkan dana darurat? Idealnya, kedua hal tersebut memang perlu dilakukan secara bersamaan.

    Namun, kondisi finansial setiap orang pasti berbeda-beda.

    Kamu mungkin sedang menghadapi situasi di mana cicilan harus dibayar tapi juga belum punya dana darurat sama sekali.

    Tentu tidak ada tips keuangan yang cocok untuk semua orang. Namun, rangkuman dari Glints berikut ini bisa bantu kamu menimbang beberapa situasi untuk ambil keputusan yang lebih tepat.

    1. Kondisi pekerjaan

    Apakah kondisi pekerjaanmu saat ini sangat tidak stabil?

    Jika ya, sepertinya akan lebih baik jika kamu menyimpan sejumlah uang untuk emergency fund terlebih dahulu meski harus mengorbankan periode pelunasan utang yang lebih lama.

    Dilansir dari The Balance Money, dana darurat ini akan sangat berguna apabila kamu kehilangan pekerjaan.

    Dana tersebut dapat digunakan untuk mencari pekerjaan baru dan bertahan hidup sampai kamu mendapatkan pekerjaan baru.

    Kondisi ini lebih baik dari pada tidak memiliki dana darurat dan pemasukan sama sekali meskipun utangmu sudah terbayar lunas. Pasalnya, hal tersebut hanya akan membuatmu terpaksa mencari pinjaman lain lagi.

    Baca Juga: 12 Cara Melunasi Utang dengan Cepat agar Keuangan Pribadi Segera Aman

    2. Bunga pinjaman

    Pertimbangan selanjutnya ketika memikirkan harus bayar utang atau siapkan dana darurat dulu adalah besaran bunga pinjaman yang harus kamu lunasi.

    Jika bunganya rendah, sebaiknya kamu lakukan dua hal ini secara bersamaan.

    Tetap bayar minimum cicilan setiap bulan sambil sisihkan uang secara konsisten. Berapa pun nominalnya, emergency fund akan tetap membantu ketika ada keperluan mendesak seperti ban bocor atau charger laptop rusak.

    Sementara itu, jika bunga pinjamanmu cukup tinggi yaitu sebesar 8% atau lebih, sebaiknya fokus melunasi utang ini dengan cepat terlebih dahulu.

    3. Besaran dan risiko pinjaman

    Selain bunga pinjaman, hal yang sama juga berlaku jika besaran pinjamanmu memang tinggi. Semakin lama lunasnya, semakin banyak uang yang perlu kamu keluarkan untuk membayar bunganya.

    Jenis pinjaman juga perlu kamu pertimbangkan. Apabila kamu memiliki pinjaman seperti:

    • KPR
    • auto loan
    • cicilan mobil

    Serta jenis cicilan lain yang sifatnya sangat mengikat, sebaiknya selalu diprioritaskan. Jika tidak, biasanya ada konsekuensi yang perlu kamu hadapi semisal telat atau gagal membayar, seperti:

    • denda keterlambatan
    • skor kredit jadi menurun
    • peminjam meminta bantuan debt collector
    Baca Juga: 5 Cara Bijak Menggunakan Pinjaman Online, Jangan Sampai Kamu Terlilit Utang!

    4. Pengeluaran bulanan

    Pertimbangan selanjutnya adalah jumlah pengeluaran bulanan. Coba periksa kembali, apakah masih ada pengeluaran yang masih bisa dikurangi?

    Jika ya, berarti fokusnya bukan pada memprioritaskan bayar utang atau sisihkan dana darurat, tetapi mengurangi pengeluaran terlebih dahulu.

    Dengan begitu, kamu tak perlu memilih salah satunya karena pengeluaran tersebut sebenarnya bisa dialokasikan untuk dana darurat.

    Misalnya saja kamu menghentikan sementara langganan pada 3 aplikasi premium per bulan. Katakanlah jumlahnya sekitar Rp100.000 satu bulan.

    Selama 3 bulan, sudah terkumpul dana darurat sebesar Rp300.000 yang tentunya sangat cukup untuk menutupi keperluan kecil yang mendesak.

    5. Pinjaman yang tergolong ‘good debt’

    Terdapat dua jenis utang, yaitu good debt dan bad debt. Dilansir dari Investopediagood debt adalah jenis utang yang kamu pinjam untuk diolah kembali menjadi aset atau mempermudah hidupmu agar lebih produktif.

    Di sisi lain, bad debt adalah pinjaman yang kamu dapatkan hanya untuk kesenangan belaka.

    Untuk pinjaman good debt, membayar minimum payment tiap bulan saja seharusnya sudah cukup baik.

    Jadi, jika kamu punya extra money, sebaiknya sisihkan untuk dana darurat dari pada melunasi good debt dengan cepat sebagaimana dilansir dari Lending Tree.

    Sebaliknya, bad debt perlu dilunasi dengan cepat selama kamu ada ekstra uang karena menunda-nundanya hanya akan merugikanmu.

    Untuk memutuskan apakah harus bayar utang atau siapkan dana darurat terlebih dahulu, kamu juga perlu menilai apakah utang yang kamu pinjam termasuk good debt atau bad debt.

    6. Skor kredit

    Apakah kamu sedang berusaha memperbaiki skor kredit?

    Jika ya, pelunasan utang sebaiknya jadi prioritas utamamu. Skor kredit ini memang sangat penting karena menentukan persetujuan lembaga keuangan pada permohonan pinjaman nasabah.

    Selain itu, skor kredit yang baik juga bisa memberimu kesempatan untuk mendapatkan persetujuan pinjaman dengan bunga yang lebih ringan, lho.

    Nah, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki skor adalah disiplin membayar cicilan tepat waktu.

    Bila kamu bisa melunasinya lebih cepat, akan lebih baik.

    Itulah mengapa di kondisi seperti ini, tak apa untuk mengurangi porsi dana darurat untuk sementara waktu.

    Baca Juga: 11 Tips Menghindari Kebiasaan Utang agar Tak Menyesal di Kemudian Hari

    Demikian 6 pertimbangan ketika kamu bingung harus bayar utang dulu atau menyisihkan dana darurat. Semoga penjelasan di atas bisa membantumu mengambil keputusan, ya.

    Mau tahu lebih banyak tips finansial lainnya? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Kamu bisa temukan banyak tips penting terkait keuangan pribadi, mulai dari tips investasi, mencatat pengeluaran, dan mengatur pemasukan sebijak mungkin.

    Dengan mempelajarinya, kamu dapat mengetahui cara mengelola keuangan dengan lebih baik.

    Yuk, temukan dan baca kumpulan artikelnya di sini sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait