Deposito: Definisi, Plus Minus, Risiko, dan Alternatifnya

Diperbarui 13 Jun 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Deposito adalah salah satu cara produk investasi yang cukup ramai digunakan oleh masyarakat.

    Pasalnya, deposito dikatakan memiliki bunga yang besar. Dengan demikian, investor bisa mendapat return yang tinggi.

    Ingin tahu lebih jauh mengenai apa itu deposito dan juga kelebihan serta kekurangannya?

    Yuk, simak penjelasan dari Glints di bawah ini!

    Baca Juga: Memulai Investasi Yang Tepat Untuk Milenial

    Definisi Deposito

    Menurut Investopedia, deposito adalah produk simpanan di bank yang penyetorannya maupun penarikannya hanya bisa dilakukan pada waktu tertentu saja.

    Berbeda dengan tabungan yang bisa ditarik secara fleksibel, biasanya deposito disimpan sampai jangka waktu tertentu baru dapat diambil atau dicairkan.

    Tentunya deposito memberikan bunga yang lebih besar dari rekening tabungan. Hal ini terjadi untuk mengganti kesulitan dari pencairan dananya.

    Menurut OJK, deposito yang difasilitasi bank biasanya memiliki rentang waktu mulai dari 1, 3, 6, 12, hingga 24 bulan.

    Dengan menyimpan deposito, maka kamu seperti memberi pinjaman kepada bank untuk bank memutar uangnya, dan nantinya bank akan membayar Anda dalam bentuk bunga yang besarannya telah ditetapkan oleh bank.

    Plus Minus Deposito

    Sebenarnya, apa sih tujuan lain menabung dalam bentuk deposito? Untuk meminimalisir risiko inflasi. Lalu, apa saja sih kelebihan dan kekurangannya?

    Kelebihan deposito

    1. Bunga yang dihasilkan besar

    Bunga yang ditawarkan oleh deposito ada pada rentang 3,5% hingga 7% selama setahun.

    Angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan menabung biasa yang mungkin hanya menawarkan 2% selama setahun.

    Bayangkan saja, jika kamu memiliki modal yang cukup besar untuk menabung dalam bentuk deposito sudah berapa banyak keuntungan yang kamu peroleh tiap tahunnya?

    2. Risiko lebih kecil

    Deposito adalah salah satu produk investasi yang terjamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). 

    Tak hanya itu, produk investasi ini juga tidak terpengaruh oleh pasar sehingga memiliki nilai suku bunga yang tetap.

    Dua hal inilah yang menjadi alasan mengapa deposito menjadi produk investasi dengan risiko yang lebih kecil.

    Kekurangan deposito

    1. Modal awal cukup besar

    Modal yang dikeluarkan cukup besar, minimal 2,5 juta rupiah. Bahkan beberapa bank mengharuskan untuk menabung minimal 7-8 juta rupiah.

    Oleh karena itu, calon investor harus menabung terlebih dahulu sebelum bisa membuka rekening deposito.

    2. Tidak likuid

    Dari penjelasan sebelumnya, kita bisa melihat bahwa deposito bukanlah produk investasi yang likuid.

    Maksudnya, ia tidak bisa dicairkan kapan saja karena uang yang sudah disimpan harus dibiarkan selama jangka waktu yang ditentukan.

    Jika kamu ingin menarik uang dalam deposito sebelum waktunya, kamu akan dikenakan denda atau penalti.

    Risiko Deposito

    Layaknya produk investasi lain, deposito adalah investasi yang tentu memiliki risiko meskipun dapat tergolong rendah,

    Beberapa risiko dari deposito adalah:

    1. Risiko inflasi

    Mengutip IQ Calculator, investasi deposito sangat terpengaruh dengan inflasi. Bahkan, ia dikatakan lemah terhadap inflasi.

    Deposito memang memiliki bunga yang tetap. Namun, bunga yang diberikan mungkin bisa saja berada di bawah tingkat inflasi saat ini.

    Oleh sebab itu, perhatikanlah dahulu angka inflasi dan kondisi ekonomi saat ini sebelum kamu memulai investasi deposito, ya.

    2. Risiko penalti

    Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa ada risiko penalti saat kamu ingin mencairkan dana dari deposito sebelum waktu yang ditentukan,

    Ketentuan ini dibuat dengan alasan agar nasabah tidak mencairkan dana tersebut.

    Biasanya, pihak bank memiliki besaran denda atau penalti dari 0,5% hingga 3%.

    3. Risiko penghapusan bunga

    Risiko lain yang perlu diperhatikan dari investasi deposito adalah penghapusan bunga yang sudah didapatkan.

    Maksudnya, kamu bisa saja tidak akan mendapatkan bunga yang sudah dikumpulkan jika mencairkan deposito sebelum waktunya.

    Beberapa bank memang memiliki ketentuan ini dan biasanya akan diberitahu pada saat kamu membuat rekening deposito.

    Bunga Deposito 8 Bank di Indonesia

    Berdasarkan hasil riset dari Glints, berikut adalah angka suku bunga deposito yang diberikan beberapa bank di Indonesia.

    Perlu diingat bahwa setiap bank memiliki angka deposito yang berbeda-beda sesuai dengan jangka waktunya.

    Berikut adalah angka bunga tersebut:

    • PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) : 2% hingga 3,66%
    • PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BNI) : 2,25% hingga 3%
    • PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) : 2,25% hingga 3%
    • PT Bank CIMB Niaga Tbk. (CIMB Niaga) : 2,75% hingga 4%
    • PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (Maybank) : 2,5%
    • PT Bank Mandiri Tbk. (Mandiri) : 2,25% hingga 2,5%
    • PT Bank OCBC NISP Tbk. (OCBC NISP) : 2,5% hingga 3,25%
    • PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (Danamon) : 2,5%

    Dari informasi ini, kamu bisa menentukan di manakah kamu akan mengendapkan uangmu dalam jangka waktu tertentu.

    Kamu bisa riset terlebih dahulu untuk mendapatkan bunga atau keuntungan yang paling besar di jangka waktu yang sudah kamu tentukan.

    Baca Juga: Kelemahan dan Keuntungan Investasi Reksa Dana Bagi Pemula

    Alternatif Deposito

    deposito

    © Pexels.com

    1. Emas

    Salah satu alternatif selain menabung dalam bentuk uang adalah dalam bentuk emas.

    Untuk para milenial, mungkin menabung emas bisa dicoba karena harga emas terus meningkat setiap tahunnya.

    Namun, menabung dalam bentuk emas ternyata tidak dapat dijadikan untuk jangka panjang, hanya disarankan untuk menabung dalam jangka pendek atau menengah (5 tahun).

    Hal ini disebabkan oleh kenaikan emas tiap tahunnya yang tidak terlalu besar, sekitar 5-6 persen saja yang setara dengan inflasi.

    2. Properti

    Jika kamu memiliki modal yang besar, tidak ada salahnya untuk mencoba investasi dalam bentuk properti. Apa saja sih bentuk properti untuk investasi?

    Sewa-jual apartemen, tanah, kontrakan rumah atau bahkan membuat kos-kosan.

    Dengan kamu melakukan investasi dalam bentuk preperti, kamu juga mendapatkan pemasukan rutin serta pertumbuhan dana yang aktif.

    Namun, ada kekurangan dari investasi dalam bentuk properti seperti ini.

    Harga properti yang naik dan semakin mahal setiap tahunnya berbanding lurus dengan daya beli masyarakat yang semakin rendah.

    Likuiditas dalam hal jual-beli properti juga harus diperhitungkan.

    Dalam menjual properti, kita harus bersabar menunggu, tidak bisa menjual dan di saat itu langsung mendapat dana yang dibutuhkan.

    Maka, kekurangan properti adalah pada likuiditasnya yang tergantung pada keadaan ekonomi.

    Ekonomi membaik permintaan tinggi, likuiditas tinggi, jual-beli mudah, banyak yang kaya raya dari properti di siklus ini.

    Ekonomi memburuk dan permintaan rendah, jual-beli pun susah. Properti tidak seperti emas yang mudah diperjual-belikan kapan saja.

    3. Reksa Dana

    Beberapa pakar keuangan merekomendasikan untuk mencoba salah satu instrumen investasi ini, mengapa? karena reksa dana memiliki keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya yang sudah disebutkan di atas.

    Reksa dana bisa dilakukan bisa dilakukan dengan modal minimum Rp100.000 dan return atau imbal balik tiap tahunnya rata-rata mencapai di atas 17% atau bahkan 20%.

    Persentase ini tentunya sangat jauh dari bunga deposito dan kenaikan angka inflasi.

    Kenaikan imbal hasil reksa dana saham tentu disesuaikan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), semakin tinggi, maka semakin tinggi pula return yang didapat.

    Namun, jangan terlena dulu! Dengan imbal hasilnya yang tinggi, risiko reksa dana juga tinggi, lho. Istilahnya high risk high return.

    Reksa dana jenis lain seperti reksa dana pendapatan tetap, bisa menghasilkan return rata-rata 7-12 persen karena mengacu pada obligasi dan surat utang.

    Sementara untuk reksa dana campuran, yang mengacu pada obligasi dan saham, return yang dihasilkan rata-rata mencapai 12-17 persen.

    Berbeda lagi dengan reksa dana pasar uang yang cocok bagi investor dan memiliki profil risiko konservatif. Pasalnya, reksa dana ini mengacu pada pasar uang, deposito dan obligasi. Reksa dana jenis ini hanya menghasilkan return rata-rata 6-7 persen per tahunnya.

    4. Saham

    Saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan.

    Jika membeli saham, berarti kamu membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut dan berhak atas keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen (pembagian laba per lembar saham), jika perusahaan membukukan keuntungan.

    Dalam konteks artikel ini, bila kamu menabung saham bank, berarti kamu membeli sebagian kepemilikan dari bank yang telah listing di Bursa Efek Indonesia.

    Salah satu kelebihan dari investasi bentuk saham atau pasar modal adalah fluktuasi saham yang naik turun menawarkan capital gain (selisih harga jual-harga beli) yang menarik.

    Beberapa dividen cukup baik, rata-rata saham bluechip menawarkan 2-3% per tahun, saham lapis dua dan tiga bisa melebihi itu.

    Dividen dibagikan per interim, bisa pula per tahun. Kadang dibagikan, kadang tidak, sehingga investor perlu teliti sebelum membeli.

    Capital Gain dari saham bisa jauh melebihi bunga deposito per tahun. Resiko juga harus dibatasi.

    Bermain dalam saham pastinya juga memiliki risiko yang tinggi dan dibutuhkan keahlian menganalisis yang tinggi.

    Jika kamu malas menganalisis, malas belajar dan hanya mengikuti arus bukannya gain atau keuntungan yang kamu dapat, tapi malah loss alias ‘nyangkut’.

    Maka dari itu, selain investasi pada dana investasi jugalah terhadap waktu dan jangan terburu-buru menginginkan keuntungan yang besar.

    Baca Juga: Investasi Untuk Para Eksekutif Muda: Alasan dan Jenis-jenis Investasi

    Nah, itu dia beberapa bentuk investasi yang mulai dapat kamu pelajari saat ini.

    Intinya, deposito adalah produk investasi yang cocok untuk pemula dan dilakukan secara jangka panjang.

    Namun, ia memang ada beberapa kekurangan dan risiko yang harus diperhatikan.

    Nah, selain informasi di atas, Glints juga punya banyak informasi mengenai investasi lainnya yang pasti bermanfaat untukmu.

    Dengan informasi ini, Glints harap kamu bisa lebih paham tentang investasi dan bisa memilih produk investasi sesuai dengan kebutuhanmu.

    Yuk, temukan dan baca informasinya secara gratis di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait