Apa Itu Inflasi? Ketahui Arti, Jenis, dan Dampaknya pada Perekonomian

Diperbarui 17 Des 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Tak peduli sehebat atau sebesar apa pun suatu negara, inflasi adalah suatu hal yang selalu bisa terjadi.

    Jika tidak memiliki manajemen ekonomi yang baik, akan ada risiko inflasi di luar batas normal.

    Nah, data terakhir Bank Indonesia menunjukkan negara kita memiliki tingkat inflasi sebesar 1,44%.

    Apa, sih, artinya?

    Untuk tahu lebih banyak tentang inflasi serta bagaimana menghadapinya jika terjadi, yuk, simak artikel Glints berikut ini.

    Baca Juga: Perluas Wawasan dengan 6 Rekomendasi Film Tentang Keuangan Berikut

    Apa Itu Inflasi?

    inflasi adalah

    © Freepik.com

    Menurut Investopedia, inflasi adalah penurunan daya beli menggunakan suatu mata uang dalam rentang waktu tertentu.

    Dengan nominal yang sama, barang yang kita dapatkan lebih sedikit dibanding masa yang lalu.

    Biasanya, inflasi terasa ketika ada kenaikan harga rata-rata barang tertentu, misalnya sembako.

    Tingkat inflasi direpresentasikan dalam bentuk persentase yang berarti mata uang suatu negara membeli sekian persen lebih sedikit dibanding periode sebelumnya.

    Jadi, meski kamu memiliki jumlah uang yang sama, uang tersebut kehilangan nilainya karena harga-harga terus melambung naik.

    Otomatis, daya belimu menjadi semakin rendah dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari semakin sulit.

    Inflasi disebabkan oleh persediaan uang yang terlampau banyak.

    Biasanya, hal ini terjadi akibat kebijakan moneter yang diputuskan pemerintah, misalnya pencetakan uang yang terlalu banyak sehingga jumlah yang beredar di masyarakat lebih dari seharusnya.

    Inflasi terus dipantau dan diatur persentasenya oleh bank sentral.

    Di Indonesia, ini menjadi tanggung jawab Bank Indonesia.

    Ada beberapa peraturan dan cara yang ditetapkan oleh BI untuk menjaga tingkat inflasi dalam batas wajar.

    Menurut Investor Daily, pemerintah menargetkan inflasi di tahun 2020 untuk tetap stabil di angka 2-4%.

    Keputusan ini dibuat dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, dan suku bunga.

    Baca Juga: Ingin Mengatur Keuangan? Ini 5 Alternatif Metode Untukmu

    Jenis-Jenis Inflasi

    inflasi adalah

    © Pexels.com

    Penggolongan berdasarkan tingkat keparahan atau kenaikan harga dan juga sifatnya. Berikut adalah beragam jenis inflasi.

    1. Berdasarkan kenaikan harga

    Jenis inflasi bisa diketahui berdasarkan kenaikan harganya. Berikut adalah beberapa jenis inflasi berdasarkan naiknya harga per tahun.

    a. Inflasi ringan

    Apabila di suatu negara mengalami kenaikan harga berada di bawah 10% per tahun, maka terjadi inflasi ringan.

    b. Inflasi sedang

    Jika di sebuah negara mengalami kenaikan harga mencapai 10-30% per tahun, maka bisa dipastikan negara tersebut mengalami inflasi sedang.

    c. Inflasi berat

    Apabila kenaikan harga mencapai 30-100% per tahun, maka sebuah negara mengalami inflasi berat.

    d. Inflasi sangat berat

    Terjadi jika kenaikan harga mencapai lebih dari 100% per tahun.

    2. Berdasarkan sifatnya

    Dilansir The Balance, inflasi pun bisa dikategorikan berdasarkan sifatnya. Berikut penjelasannya.

    a. Creeping inflation

    Inflasi yang terjadi ketika kenaikan harga sangat rendah, hanya 2% per tahun atau kurang.

    Jenis inflasi ini bisa dikategorikan sebagai inflasi yang sehat karena kenaikan harga yang kecil dalam jangka waktu lama.

    b. Walking inflation

    Suatu negara dapat mengalami walking inflation apabila mengalami kenaikan harga hingga 3-10% per tahun.

    Inflasi ini sangat destruktif dan membahayakan ekonomi karena mendorong pertumbuhan ekonomi terlalu cepat.

    c. Galloping inflation

    Inflasi ini terjadi apabila terdapat kenaikan harga sebesar lebih dari 10% dalam jangka waktu yang sangat singkat.

    Sehingga, orang-orang akan membeli suatu barang lebih dari yang dibutuhkan untuk menghindari kenaikan harga di masa depan.

    d. Hyperinflation

    Hyperinflation terjadi ketika kenaikan harga meningkat lebih dari 50% per bulan.

    Inflasi ini sangat jarang terjadi. Salah satu contoh dari inflasi hyper adalah ketika pemerintah mencetak uang lebih banyak untuk membayar kepentingan perang.

    3. Berdasarkan asalnya

    Suatu inflasi bisa disebabkan baik dari dalam ataupun luar negeri. Berikut adalah penjelasannya.

    a. Inflasi dari dalam negeri

    Penyebab inflasi ini terjadi ketika ada defisit anggaran belanja secara terus-menerus, gagal panen, dan sebagainya.

    Sehingga, pemerintah akan menginstruksikan bank sentral untuk mencetak uang lebih banyak agar memenuhi kebutuhan pemerintahan.

    b. Inflasi dari luar negeri

    Sering disebut sebagai imported inflation, hal ini terjadi ketika ada terjadi inflasi di suatu negara.

    Sehingga, menyebabkan kenaikan barang-barang impor.

    4. Berdasarkan penyebabnya

    Seperti dilansir dari Scripbox, inflasi pun bisa dikategorikan berdasarkan penyebabnya.

    a. Demand-pull inflation

    Inflasi ini terjadi ketika permintaan terhadap suatu barang atau jasa lebih banyak ketimbang barang dan jasa yang tersedia.

    Langkanya barang atau jasa yang beredar menyebabkan harganya meningkat.

    b. Cost push-inflation

    Inflasi ini terjadi ketika harga produksi suatu barang meningkat.

    Sehingga, hal ini menyebabkan suatu perusahaan untuk meningkatkan harga barangnya.

    c. Built-in inflation

    Built-in inflation adalah sebuah inflasi yang terjadi ketika terjadi demand-pull ataupun cost-push inflation, yang pada akhirnya menjadi sebuah siklus.

    Kenaikan harga mendorong terjadinya kenaikan gaji setiap pekerja agar tetap hidup.

    Namun kenaikan gaji pekerja mendorong kenaikan harga produksi suatu barang, yang menyebabkan harga suatu barang menjadi meningkat.

    Dampak Inflasi dan Cara Menghadapinya

    inflasi adalah

    © Freepik.com

    Para pakar ekonomi pun berpendapat sama dengan pemerintah Indonesia.

    Menurut mereka, tingkat inflasi 1-3% adalah hal yang lumrah dan justru menunjukkan ekonomi negara yang sehat.

    Semakin baik kondisi suatu negara, maka penduduknya memiliki daya beli yang semakin besar.

    Namun, jika melampaui batas, ini bukanlah hal yang baik.

    Hal ini mendorong terjadinya inflasi.

    Nah, apa yang terjadi jika suatu negara mengalami inflasi lebih dari batas wajar?

    1. Biaya hidup

    Salah satu dampak yang paling terasa ketika inflasi terjadi adalah meningkatnya biaya hidup.

    Inflasi akan memengaruhi tidak hanya harga bahan pokok, tetapi juga BBM, sektor kesehatan, dan lain-lain.

    Untuk menghadapi hal ini, penting untuk memastikan pendapatan terus berkembang.

    Caranya bisa dengan mencari pekerjaan yang menawarkan gaji lebih tinggi, berinvestasi, atau mencari tambahan sampingan.

    2. Gaji

    Gaji pada umumnya akan naik akibat inflasi untuk menyesuaikan kenaikan harga.

    Meski begitu, hal ini tidak selalu baik karena tidak semua kenaikan gaji sesuai dengan inflasi yang terjadi.

    Pekerja di industri kompetitif biasanya memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapat kenaikan gaji yang lebih tinggi dari tingkat inflasi.

    Jika pekerjaanmu tidak mampu memberi gaji yang sesuai, disarankan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik.

    3. Ketenagakerjaan

    Inflasi memang membuat gaji naik karena harus menyesuaikan, namun dampaknya adalah banyak juga orang yang harus kehilangan pekerjaan.

    Untuk bisa bersaing dan tetap mempertahankan pekerjaan, kita harus menunjukkan kinerja yang lebih baik.

    Akan tetapi, apabila memang harus kehilangan pekerjaan, berarti memang saatnya untukmu untuk menemukan yang lebih baik.

    4. Suku bunga

    Utang dan suku bunga adalah aspek yang juga mengalami dampak dari inflasi.

    Untuk menekan tingkat inflasi, hal yang biasanya dilakukan pemerintah adalah meningkatkan suku bunga.

    Di Indonesia, suku bunga ini dikenal dengan BI rate atau BI 7-Day Reverse Repo Rate.

    Harapan dari ditingkatkannya suku bunga ini adalah untuk membuat masyarakat urung meminjam sehingga menurunkan pengeluaran nasabah.

    Dengan begitu, inflasi bisa dikendalikan.

    5. Simpanan

    Jika kamu menyimpan uang secara tunai, inflasi bisa jadi kabar yang buruk untukmu.

    Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di awal, nilai uang berkurang akibat inflasi.

    Misalnya, uang yang kamu miliki sejumlah 10 juta rupiah.

    Awalnya, 10 juta rupiah cukup untuk mencukupi kebutuhan bulanan selama 10 bulan.

    Namun, akibat inflasi, 10 juta rupiah kini hanya mampu membeli belanjaan bulanan untuk 8 bulan saja.

    Untuk itu, pastikan simpananmu bisa bertumbuh.

    Salah satu caranya adalah menyimpannya di bank sehingga bisa mendapatkan sedikit keuntungan dari bunga.

    Selain itu, kamu juga bisa menyimpan uangmu di investasi dengan risiko rendah.

    6. Investasi

    Pada saat inflasi, menentukan investasi yang tepat bisa jadi cukup sulit.

    Umumnya, investasi dengan menyimpan uang di bank bukanlah jenis investasi yang begitu disarankan saat inflasi.

    Investasi yang lebih tepat untuk dilakukan saat inflasi adalah dengan mendapatkan ekuitas, yaitu dengan berinvestasi di bisnis dan mendapatkan keuntungan dari bagi hasil.

    Dengan kata lain, saham adalah jenis investasi yang cukup menguntungkan ketika harga-harga naik begitu drastis.

    Namun, tetap saja kita harus cermat dalam melihat saham perusahaan mana yang bisa menguntungkan dalam jangka panjang.

    Selain itu, crowdfunding juga bisa menjadi alternatif yang bisa dipertimbangkan.

    Baca Juga: Intip 7 Situs Simulasi Jual-beli Saham Ini agar Kamu Semakin Mahir

    Demikianlah penjelasan Glints soal inflasi.

    Karena saat ini kondisi ekonomi dunia cenderung tidak stabil akibat pandemi, cermatlah dalam mengatur keuangan, ya.

    Di blog Glints, banyak artikel seputar finansial dan tips-tips keuangan, lho.

    Supaya tidak ketinggalan artikel menariknya, yuk, berlangganan newsletter blog Glints!

    Cukup dengan mendaftarkan email, kamu bisa langsung dapat artikel-artikel gratis ke inbox-mu.

    Praktis, kan? Tunggu apa lagi? Langsung berlangganan sekarang, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.3 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait