Ekuitas: Arti, Jenis-Jenis, Unsur, dan Cara Kerjanya

Diperbarui 27 Jan 2023 - Dibaca 12 mnt

Isi Artikel

    Bagi para shareholder di perusahaan, equity atau ekuitas adalah istilah yang tentu sudah tidak asing lagi.

    Bagaimana tidak, istilah tersebut merupakan salah satu faktor pertimbangan ketika seseorang ingin berinvestasi di sebuah perusahaan.

    Untuk lebih memahaminya, Glints sudah menyiapkan penjelasan mulai dari definisi, cara menghitung, hingga berbagai macam “bentuk” ekuitas.

    Penasaran? Yuk, simak lebih lanjut!

    Apa Itu Ekuitas?

    Dalam dunia bisnis dan juga keuangan, ekuitas secara umum adalah istilah yang menggambarkan nilai kepemilikan atas sesuatu. 

    Misalkan sebuah bisnis, saham yang diterbitkan oleh bisnis tersebut, inventaris, dan hal lain yang memiliki nilai. 

    Meskipun begitu, menurut Investopedia, equity (biasa disebut shareholders’ equity) adalah sejumlah uang yang akan dikembalikan kepada pemegang saham jika aset perusahaan nantinya dicairkan.

    Pada dasarnya, definisi keduanya tidak begitu berbeda, sama-sama menggambarkan kepemilikan seseorang atau beberapa pihak atas aset yang bernilai di sebuah perusahaan.

    Shareholders’ equity menjadi penting, karena para investor perlu tahu nilai saham yang mereka investasikan di perusahaan.

    Hal itu dilakukan dengan melihat proporsi atau bagian mereka atas saham perusahaan tersebut. 

    Biasanya, kalau memiliki ekuitas di sebuah perusahaan, investor akan memiliki hak untuk memberikan suara pada beberapa kegiatan perusahaan.

    Memilih jajaran dewan direksi atau pengambilan keputusan tentang hal lain, misalnya.

    Sampai sini sudah paham, kan?

    Cara menghitung ekuitas para shareholder pun cukup mudah, hanya perlu mengurangi total aset dengan total kewajiban (utang piutang).

    Dengan mengurangi jumlah tersebut, kamu akan tahu nilai aset sebuah perusahaan, rumah, atau apa pun itu yang telah diinvestasikan. 

    Nah, informasi-informasi seperti ini biasanya bisa ditemukan di neraca keuangan sebuah perusahaan. Bagaimana cara menemukannya? 

    1. Cari total aset perusahaan untuk periode yang diinginkan.
    2. Cari total kewajiban (biasanya tertera terpisah di dalam neraca).
    3. Kurangi total aset dari total kewajiban (utang piutang) agar bisa mendapatkan ekuitas pemegang saham.
    4. Total aset bisa dihitung dengan cara menambah total kewajiban (utang piutang) dengan total ekuitas.

    Baca Juga: Serangkaian Istilah Saham yang Perlu Dipelajari Sebelum Berinvestasi

    Jenis-Jenis Ekuitas

    Melansir Corporate Finance Institute, dua jenis ekuitas yang paling umum adalah book value (nilai buku keuangan) dan market value (nilai pasar). Cara menghitung keduanya pun berbeda.

    Untuk book value equity, cara menghitungnya adalah dengan mengurangi aset dengan beban atau kewajiban (terkait utang piutang yang ada), bisa juga dengan menambah bagi modal dengan pendapatan yang disimpan.

    Untuk market value sendiri bisa dihitung dengan menambah harga saham dengan jumlah saham yang ada.

    Meskipun begitu, ada beberapa jenis ekuitas yang tidak melulu terkait dengan pemegang saham dan perusahaan yang diinvestasikan.

    Berikut adalah beberapa jenis equity, disertai dengan penjelasan singkatnya.

    1. Ekuitas rumah

    Ekuitas rumah adalah nilai rumah dikurangi jumlah utang hipotek. 

    Nah, hipotek ini sendiri adalah surat pernyataan berutang atas kredit yang diberikan untuk membeli sebuah rumah.

    Misalkan, kamu ingin membeli sebuah rumah dengan kredit dari bank. 

    Kalau jumlah uang pinjaman melebihi harga jual rumah, nilai ekuitas rumahnya negatif. Kalau kebalikannya, berarti positif.

    Hal ini sangat penting untuk dipertimbangkan, agar kamu bisa mendapatkan keuntungan baik itu saat menjual atau membelinya.

    2. Ekuitas pemilik usaha

    Saat membuka sebuah usaha, seseorang pasti memiliki modal awal. Equity yang satu ini adalah nilai dari modal tersebut. 

    Modal tidak masuk ke perhitungan mana pun dan semua jenis keuntungan yang berangkat dari sana akan masuk ke pemilik usaha itu sendiri.

    3. Ekuitas pemegang saham

    Selanjutnya adalah ekuitas pemegang saham yang kurang lebih sama dengan pemilik usaha.

    Dalam jenis ini, bedanya adalah nilai dividen yang dimiliki pemilik usaha akan dibagi dengan pemegang saham.

    Hal ini dikarenakan dividen tersebut merupakan hasil investasi dari modal yang telah dikeluarkan di awal.

    4. Pembiayaan ekuitas

    Terakhir adalah pembiayaan ekuitas. Jenis equity yang satu ini akan tercipta ketika perusahaan berhasil menjalankan usaha, tetapi tidak mendapatkan keuntungan. 

    Nah, saham atau kepemilikan atas usaha tersebut akan dijual kepada investor dan hasil penjualannya digunakan untuk mengembangkan perusahaan.

    Intinya, ekuitas ini menggambarkan nilai uang yang diberikan oleh investor saat membeli saham sebuah perusahaan, yang pada akhirnya akan digunakan untuk mengembangkan usaha tersebut.

    Kelebihan dan Kekurangan Investasi Ekuitas

    Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, kamu bisa menentukan apakah ekuitas adalah instrumen investasi yang tepat untukmu.

    Nah, mengutip BBVA dan eFinance Management, berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan investasi ekuitas.

    Kelebihan

    • jadi memiliki kesempatan untuk mendapatkan dividen
    • memungkinkanmu untuk mendapatkan capital gain jika harga ekuitas di pasar modal meningkat
    • jika perusahaan yang ekuitasnya kamu miliki mengalami kerugian, dirimu tidak akan menanggung kerugian tersebut
    • membuatmu memiliki hak suara di suatu perusahaan
    • tidak ada jangka waktu kepemilikan, sehingga kamu bisa memegang suatu ekuitas selama 10 menit hingga bertahun-tahun lamanya

    Kekurangan

    • risiko investasi yang sangat tinggi
    • dividen yang didapatkan tidak bisa dipastikan atau dikontrol jumlahnya
    • sering terjadi fluktuasi harga ekuitas di pasar modal
    • meski memiliki hak suara, belum tentu suaramu bisa memengaruhi keputusan perusahaan

    Unsur-Unsur Ekuitas

    equity adalah

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, ekuitas adalah sebuah elemen yang sifatnya sangat penting bagi perusahaan.

    Maka dari itu, setiap perusahaan harus mencatat nilai ekuitasnya dengan jelas. Pencatatan ini termasuk pendataan setiap aset dan kewajiban yang ada.

    Pencatatan ini pun perlu dilakukan agar perusahaan tidak defisit. Untuk menghindari defisit, nilai ekuitas juga harus lebih besar dari nilai liabilitas atau jumlah kewajibannya.

    Nah, ekuitas sendiri memiliki beberapa unsur yang akan memengaruhi nilainya. Berikut penjelasannya.

    1. Modal yang disetor

    Salah satu unsur yang paling sering ditemukan di dalam ekuitas adalah modal yang disetorkan.

    Istilah ini mengacu pada sejumlah uang yang ditanamkan oleh pemilik perusahaan selaku pemegang saham ke perusahaan tersebut.

    Jenis modal ini pun terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

    • Modal saham, atau jumlah nilai saham yang berlaku.
    • Agio atau disagio saham. Yaitu selisih nilai setoran dari pemegang saham dengan jumlah nilai saham. Jika selisih bernilai positif, ia disebut dengan agio. Jika selisih tersebut bernilai negatif, ia disebuh disagio.

    Baca Juga: Reksa Dana dan Saham: Apa Saja Perbedaannya, Ya?

    2. Keuntungan yang tidak dibagi

    Unsur berikutnya yang terkandung di dalam ekuitas perusahaan adalah keuntungan tidak dibagi.

    Unsur ini biasa disebut dengan keuntungan yang ditahan. Ia merupakan hasil dari keuntungan bersih operasional  yang tidak diambil oleh pemegang saham.

    Keputusan untuk membagikan atau menahan keuntungan ini akan diambil oleh para pemilik perusahaan.

    Contohnya, dalam sebuah perusahaan yang terbuka, keputusan untuk membagikan atau menyimpan keuntungan dilakukan melalui RUPS atau Rapat Umum Pemegang Saham.

    3. Modal dari penilaian kembali

    Selanjutnya, menurut laman Chron, unsur yang terdapat di dalam ekuitas milik perusahaan adalah modal dari penilaian kembali.

    Dalam prakteknya, setiap perusahaan akan memberlakukan proses hitung ulang terhadap nilai dari semua aset yang mereka miliki.

    Jika kelak saat proses hitung ulang terdapat penyesuaian nilai aset, selisihnya akan mengubah neraca perusahaan. Inilah yang akan menjadi cikal-bakal modal dari penilaian kembali.

    Sebagai contoh, sebuah perusahaan memiliki aset berupa sebidang tanah. Ketika terjadi proses penilaian ulang, harga tanah tersebut mengalami kenaikan.

    Selisih nilai yang terbentuk karena kenaikan harga inilah yang akan menjadi modal dari penilaian kembali.

    4. Modal dari sumbangan

    Bentuk unsur terakhir yang terkandung di dalam ekuitas perusahaan adalah modal yang didapatkan dari hibah atau sumbangan.

    Semua bentuk penambahan nilai aset setelah liabilitas atau kewajiban terlaksana akan menjadi nilai ekuitas.

    Hal ini juga termasuk jika perusahaan mendapatkan modal yang berasal dari sumbangan.

    Modal hibah atau sumbangan sendiri adalah penambahan modal yang berlaku saat perusahaan mengalami penambahan aset tanpa melakukan pengeluaran apa pun.

    Cara Kerjanya

    © Freepik.com

    Meskipun selalu menggambarkan nilai sesuatu, ekuitas digunakan untuk berbagai macam hal.

    Memang, ujungnya akan berakhir dengan kesimpulan bahwa equity merupakan hasil penjumlahan inventaris, aset, dan pendapatan bersih. 

    Disarikan dari The Balance Small Business, berikut adalah cara kerja ekuitas dalam berbagai macam bentuk.

    1. Saham

    Investor biasanya memiliki ekuitas di sebuah perusahaan dalam bentuk saham (baik itu umum maupun preferen).

    Kepemilikan ekuitas di sebuah perusahaan berarti pemilik usaha membagi kepemilikan dengan para investor, biasa disebut dengan istilah shareholder.

    Kalau seseorang memiliki saham di sebuah perusahaan yang belum go-public, nama ekuitas yang dimiliki mereka adalah private equity.

    2. Neraca keuangan

    Di dalam neraca keuangan, cara melihat total equity adalah dengan melihat jumlah saham biasa, saham preferen, modal yang telah disetor, dan pendapatan yang ditahan.

    Ekuitas ini disebut sebagai shareholders’ equity, karena menggambarkan jumlah ekuitas yang dimiliki oleh para pemilik usaha.

    3. Likuidasi

    Katakanlah usahamu bangkrut dan harus melakukan likuidasi, ekuitas pemilik usaha adalah jumlah uang yang tersisa setelah membayar lunas utang piutang dan menjual semua aset yang dimiliki.

    Kalau keadaan keuangan sedang buruk-buruknya, bisa jadi setelah dicairkan, tidak ada ekuitas yang tersisa lagi.

    4. Ekuitas tak berwujud

    Saat sedang menghitung ekuitas, aset yang masuk ke dalam perhitungan adalah aset nyata/berwujud dan juga yang tak berwujud.

    Aset yang berwujud mencakup inventaris fasilitas yang dimiliki, dan juga properti.

    Di sisi lain, contoh aset tak berwujud adalah reputasi perusahaan tersebut, identitas brand-nya, dan hak milik intelektual.

    Meskipun tidak terlihat, aset-aset ini akan sangat berpengaruh terhadap nilai sebuah perusahaan.

    Baca Juga: Sebelum Investasi, Pahami Dulu Apa Itu IHSG dan Berbagai Fungsinya

    Itu dia penjelasan lengkap seputar ekuitas, fungsinya, dan berbagai macam bentuknya.

    Dapat disimpulkan bahwa ekuitas ini adalah kepemilikan atas nilai dari sebuah perusahaan, baik itu berupa uang atau aset lainnya yang bisa didapatkan dengan melihat selisih antara nilai aset dengan nilai kewajiban.

    Semoga setelah membaca artikel ini kamu lebih paham, ya. 

    Nah, selain pemaparan di atas, kamu bisa dapatkan ragam informasi yang serupa pada kanal Finansial Glints Blog.

    Di sana, Glints sudah rangkum banyak artikel mengenai tips dan istilah dunia investasi lainnya khusus buat kamu.

    Menarik bukan? Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, baca kumpulan artikelnya sekarang juga. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait