5 Mitos soal Work from Home yang Perlu Diluruskan

Diperbarui 19 Jan 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Ada banyak mitos yang berkeliaran tentang tren work from home alias WFH. Katanya kalau WFH kita bisa mulai kerja kapan saja karena pekerjaannya pasti lebih mudah. Benar begitu?

    Yuk, kupas tuntas kebenaran dari berbagai mitos soal WFH yang ada di luar sana!

    Berbagai Mitos tentang WFH yang Sebetulnya Keliru

    Kerja dari rumah memang menguntungkan.

    Kita tidak perlu berjibaku dengan lautan pekerja lain untuk bisa naik angkutan umum di pagi buta.

    Kita tidak perlu juga merogoh kocek untuk ongkos pulang-pergi yang kadang bisa bikin meringis.

    Hal ini membuat WFH begitu diagungkan sehingga tidak sedikit juga orang yang jadi salah paham mengenai budaya kerja ini.

    Alhasil, timbullah banyak mitos soal work from home yang sebetulnya kurang tepat.

    1. WFH bukan jaminan kerja santai

    mengembalikan rutinitas kerja setelah wfh

    © Freepik.com

    “Jika tidak di kantor, bagaimana kita bisa fokus menyelesaikan pekerjaan?” Ini kekhawatiran yang ada di benak banyak orang ketika membicarakan WFH.

    Tunggu dulu. Hanya karena secara fisik kita tidak ada di kantor, bukan berarti beban pekerjaan jadi lebih ringan dan bisa leha-leha.

    Kenyataannya, beban kerja saat WFH sering kali malah lebih berat ketimbang di kantor.

    Pasalnya, kita mau tidak mau dituntut untuk serba mandiri.

    Kita harus menciptakan ruang kerja sendiri, mengatur jadwal kerja sendiri, menyediakan teknologi dan sumber daya sendiri, sampai menciptakan dan mematuhi batasan yang dibuat sendiri.

    Baca Juga: Tips Supaya Tidak Menunda-nunda Pekerjaan saat WFH

    Selain itu, meski tidak sambil benar-benar diawasi atasan, kita masih memiliki tanggung jawab untuk bekerja sesuai dengan standar kinerja yang sama.

    Mungkin atasan bahkan mengharapkan kita menunjukkan performa yang lebih bagus lagi, karena telah diberi banyak kepercayaan.

    Maka dari itu, mitos yang bilang pekerjaan work from home pasti santai salah besar.

    Kombinasi antara tuntutan kerja dan tanggung jawab yang makin tinggi justru membuat kita sering lembur di rumah, yang meningkatkan risiko burnout lebih besar.

    2. WFH tak menjamin work and life balance

    kegiatan untuk anak saat wfh

    © Freepik

    Ini masih berkaitan dengan mitos work from home yang pertama.

    Rutinitas kerja di kantor memang dapat menjauhkan kita dari kehidupan pribadi. Tidak jarang, kan, kamu harus membatalkan acara keluarga atau menunda hangout bersama teman karena pekerjaan di kantor terus meneror?

    Nah, banyak orang menganggap bahwa ketika sudah kerja di rumah sendiri mengatur dua dunia ini seharusnya jadi lebih mudah.

    Dari yang tadinya kita selalu absen di rumah, sekarang malah setiap hari di rumah saja. Kamu akan selalu siap siaga buat anggota keluarga yang membutuhkan. Betul?

    Tidak selalu, lho!

    Baca Juga: 10 Cara Menjaga Work and Life Balance Tetap Stabil

    Meski judulnya kerja di rumah, kamu tetap harus benar-benar bekerja seperti waktu di kantor. Namun tidak bisa disangkal juga, pasti ada saja gangguan selama kamu kerja di rumah.

    Bahkan, gangguan ini bisa lebih banyak daripada sewaktu di kantor.

    Kamu mungkin harus menghadapi anggota keluarga yang meminta tolong, tumpukan piring kotor yang belum dicuci seminggu, atau peliharaan di rumah yang minta makan.

    Batasan antara waktu bekerja dan urusan rumah tangga yang menjadi kabur ketika WFH inilah yang membuat mitos tersebut kurang tepat.

    Alih-alih seimbang, kehidupan kantor dan rumah bisa semakin tercampur aduk dan tidak ada bedanya jika tidak dikelola dengan baik.

    3. WFH tak selalu bikin kesepian

    mitos work from home

    © Freepik.com

    Jika kamu senang mengobrol dengan teman-teman kantor, mungkin jadinya sedikit sulit ketika semua teman di rumah masing-masing.

    Meski begitu, menurut Life Savvy, kerja sendirian di rumah bukan berarti kamu pasti kesepian. Mitos work from home ini bisa kamu patahkan jika kamu tahu caranya.

    Baca Juga: 5 Tips Menghalau Kesepian Saat WFH

    Salah satu cara seru untuk mengusir rasa bosan kerja sendirian adalah dengan membuat online conference untuk makan siang bersama teman-teman kantor sesekali.

    Kalian juga bisa saling bertukar kirim makanan untuk dinikmati selama ngobrol santai.

    Alternatifnya, kamu bisa ikut kelas olahraga online atau kelas hobi-hobi seru lainnya untuk sekaligus menambah kenalan.

    Ada banyak cara mudah untuk mewarnai hari-hari WFH-mu, jadi jangan percaya mitos ini, ya!

    4. WFH Tak Berarti Bisa Mulai Kerja Kapan Saja

    wfh di kasur

    © Freepik.com

    Meski namanya work from home, bukan berarti kita bisa seenaknya atur jam kerja sendiri.

    Kewajiban untuk masuk kerja tepat waktu sesuai aturan kantor tetap berlaku meski kita di rumah saja. Maka, bukan berarti kamu bisa bangun jam 11 dan baru buka laptop jam 1 karena ingin makan siang dulu, lho! 

    Jika kantor kamu mewajibkan setiap karyawan untuk masuk kantor pukul 9 pagi, jam kerja kamu saat WFH pun mulai di waktu yang sama. 

    Baca Juga: 5 Tips Agar Tetap Fokus Selama WFH

    Selain itu, mitos work from home yang satu ini juga tidak mempertimbangkan jadwal rekan kerja yang lain.

    Ketika kamu bangun siang atau tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan ada rekan yang membutuhkan bantuanmu, mereka bisa sangat kelimpungan.

    Begitu pula sebaliknya. Kamu masih akan butuh berkomunikasi dengan orang lain selama bekerja. Setiap orang dalam tim memiliki jadwal kerja dan rencananya masing-masing.

    Maka dari itu, menerapkan jam kerja yang sama seperti waktu di kantor penting untuk memudahkan semua pihak.

    5. Meeting online tetaplah meeting

    © Pexels.com

    Meeting tatap muka adalah bagian yang tak terpisahkan dari budaya kerja, entah itu meeting intradepartemen, antardepartemen, town hall meeting, atau bahkan meeting dengan klien.

    Kamu setidaknya bisa menghadiri 2-3 kali meeting dalam seminggu di kantor.

    Nah, budaya meeting ini mau tidak mau pasti akan ikut terbawa ketika kita WFH. Bedanya, meeting dilakukan secara online via aplikasi konferensi semisal Zoom, Google Meets, atau Skype.

    Baca Juga: Patuhi 7 Etika Meeting Online Ini Agar Situasi Kondusif

    Meski demikian, banyak yang memandang sebelah mata keseriusan dari meeting online ini. Alasannya tak lain karena meeting dianggap tidak pas kalau tidak bertatap muka langsung.

    Mitos WFH ini tidak sepenuhnya tepat. Disadur dari Inc, meeting tetap sah dilakukan lewat apa pun mediumnya, jika memang bersifat penting atau genting.

    Apa pun keputusan yang lahir dari meeting virtual itu tetap berlaku valid, dan wajib di-follow up perkembangannya.

    Itulah berbagai mitos tentang kerja di rumah yang tidak sepenuhnya tepat. Apakah kamu sempat percaya mitos-mitos tersebut?

    Nah, berbicara tentang WFH, sudah tahu belum kalau WFH dan remote working itu ternyata berbeda, lho.

    Penasaran? Yuk, baca di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait