Apa Itu Content Inventory: Isi, Manfaat, Tool, dan Tips Membuatnya
Isi Artikel
Menurut Adobe XD Ideas, pembuatan daftar konten alias content inventory bukanlah proses yang populer di kalangan desainer. Padahal, inventory tersebut sangatlah penting.
Kira-kira, mengapa begitu, ya? Glints akan menjawabnya dalam artikel ini.
Akan tetapi, sebelumnya, kita bahas apa itu content inventory dan apa saja isinya.
Apa Itu Content Inventory?
Usability.gov menuliskan, content inventory adalah daftar konten digital yang ada di produkmu. Konten tersebut bisa berbentuk:
- tulisan
- gambar
- dokumen
- aplikasi
Kamu bisa melihat contohnya di bawah ini:
Isi Content Inventory
Biasanya, inventory konten dilengkapi dengan:
- identitas singkat (misalnya berupa angka)
- lokasi (biasanya berupa URL)
- judul, deskripsi, atau keyword
- jenis konten
- dan lain-lain
Manfaat Content Inventory
Kira-kira, apa saja manfaat dari daftar konten yang satu ini? Berikut penjelasannya:
1. Merapikan information architecture
Misalnya, kamu bekerja di bagian administrasi sebuah sekolah. Di sekolah tersebut, ada 90 murid.
Kamu diminta membagi murid tersebut menjadi 3 kelas. Satu kelas harus berisi 10 murid yang nilainya tinggi, 10 murid yang nilainya rata-rata, dan 10 murid yang nilainya rendah.
Sayangnya, sekolah tak menyimpan data nilai murid. Kamu pun kewalahan karena harus mencari informasi tersebut secara manual.
Itulah mengapa, menurut Adobe XD Ideas, information architecture yang baik takkan bisa dicapai tanpa inventory konten.
Data nilai murid ibarat informasi yang ada di content inventory. Sementara itu, pengaturan kelas ibarat information architecture.
Saat ingin mengatur konten sesuai dengan ketentuan, data ketentuan tersebut harus ada.
2. Melancarkan proses redesain
Ingin merombak desain produkmu? Ketahui dulu konten apa saja yang kamu miliki. Untuk mengetahui itu, kamu harus punya content inventory.
Dengan begitu, tak ada halaman yang terlewat meski desain dirombak.
3. Membantu proses content audit
NNgroup menuliskan, content audit adalah proses menilai dan mengevaluasi konten yang kamu miliki.
Apakah kategori kontenmu sudah sesuai dengan apa yang ada? Bagaimana kalau ada pola konten yang berbeda?
Nah, penilaian dan evaluasi itu terjadi di content inventory. Itulah mengapa, kamu membutuhkannya.
Tips Membuat Content Inventory
Agar proses pembuatan inventory makin lancar, ikuti tips-tips di bawah ini:
1. Lakukan sebelum proses penciptaan konten
Idealnya, pembuatan content inventory berjalan sebelum kamu mulai merancang konten di produk digital. Lalu, saat konten dibuat, selalu catat di inventory-mu.
Dengan begitu, information architecture-mu lebih tergambar. Selain itu, tak ada konten yang tercecer karena sudah telanjur dibuat namun lupa dicatat di inventory.
2. Tentukan konten yang ingin kamu daftar
Selanjutnya, tentukan konten apa saja yang ingin kamu daftar. Kalau memang realistis, melansir Adobe XD Ideas, buatlah selengkap mungkin.
Sayangnya, sumber dayamu terbatas? Jika begitu, daftar saja beberapa konten yang menurutmu paling penting.
Untuk menentukan konten tersebut, lakukanlah user research dan analisis bisnis. Dengan begitu, kamu bisa mendaftar konten yang penting, baik dari sisi pengguna maupun perusahaan.
3. Beri keterangan hierarki
Terakhir, berilah inventory-mu keterangan hierarki. Maksud dari hierarki yakni:
Halaman yang paling “luar” adalah homepage. Di dalamnya, ada berbagai macam halaman. Urutan itulah yang dimaksud dengan hierarki.
Hierarki akan mempermudah pemahaman content inventory. Meski hanya dibaca sekilas, kamu bisa membayangkan struktur situs atau aplikasi.
Tools untuk Content Inventory
Ada beragam pilihan tool yang bisa kamu pakai untuk menyusun inventory konten. Beberapa di antaranya adalah:
1. Microsoft Excel
Pertama-tama, ada Microsoft Excel. Software yang satu ini memang terkenal di dunia pengolahan data. Tak hanya itu, tampilan Excel juga mudah dipakai.
Kamu bisa memasukkan data-data kontenmu ke sana. Walau begitu, proses tersebut harus dilakukan secara manual.
2. DYNO Mapper
Selanjutnya, ada DYNO Mapper. Tool yang satu ini punya beragam fitur, seperti:
- pencarian
- sort (mengurutkan daftar konten sesuai kriteria tertentu)
- filter
- hierarki konten
Tak hanya itu saja, lho. Kalau situsmu diprogram dengan bahasa JavaScript, DYNO Mapper juga bisa memetakannya. Jadi, tool ini bukan hanya untuk situs yang diprogram dengan HTML.
Demikian penjelasan Glints soal content inventory. Intinya, daftar yang satu ini akan memudahkan desain information architecture dan proses content audit.
Agar desain produkmu makin maksimal, yuk, pakai strategi-strategi lainnya! Kamu bisa mempelajari semuanya secara gratis di kategori UX Design Glints Blog. Klik di sini, ya.