5 Alasan WFH Terasa Lebih Lelah dari Kerja Biasa

Diperbarui 15 Des 2021 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Beberapa minggu belakangan, dunia sedang dilanda wabah corona. Wabah ini memaksa kita beraktivitas di dalam ruangan, termasuk bekerja di rumah. Nah, beberapa orang mulai merasa bahwa WFH terasa lebih lelah daripada bekerja di kantor.

    Mengapa hal ini bisa terjadi? Selain itu, bagaimana cara mengatasinya? Glints sudah merangkum informasi lengkapnya untuk kamu.

    1. Merasa terpaksa WFH

    terpaksa wfh lebih lelah

    © Freepik

    WFH bisa terasa lebih lelah karena kamu merasa terpaksa menjalaninya.

    Kata Forbes, salah satu hal yang mendasari kesehatan mental adalah kebebasan untuk memilih apa yang kamu suka, serta perasaan bahwa kamu bisa mengontrol sesuatu.

    Saat WFH dijalani dengan terpaksa, kamu menjadi frustasi dan berujung pada WFH yang lebih lelah daripada kerja biasanya.

    Cara untuk mengatasinya adalah, coba untuk mengontrol apa yang kamu bisa. Mulai dari mengatur jam rapat, atau coba atur pola kerjamu, hingga mengatur jam istirahat dan break sejenak.

    Hal ini dapat membantumu merasa memiliki kebebasan untuk memilih, dan mengurangi rasa lelah saat WFH.

    Baca Juga: Hati-hati! Ini Dia 3 Alasan untuk Tidak WFH di Atas Kasur

    2. Banyaknya distraksi

    banyak distraksi saat wfh membuat lebih lelah

    © Freepik

    Alasan mengapa WFH terasa lebih lelah lainnya adalah karena banyaknya distraksi selama WFH.

    Bagimu yang sudah memiliki anak, WFH dengan anak tentu bisa sangat melelahkan. Kamu harus membagi perhatianmu pada anak dan pekerjaan.

    Selain itu, tidak semua orang memiliki tempat khusus untuk bekerja di rumah dan terpaksa WFH di atas kasur.

    Dilansir dari Kompas, bekerja di tempat tidur akan mengganggu rutinitas tidur malam. Jadi, hindari bekerja di atas kasur, ya!

    3. Kurangnya sosialisasi

    kesepian karena kurang sosialisasi wfh lebih lelah

    © Freepik

    Dilansir dari Forbes, WFH juga bisa terasa lebih lelah karena jarang bertemu dengan orang, sehingga jarang melakukan sosialisasi.

    Di kantor, kamu bisa mengobrol dengan teman sekantor, atau bahkan sekadar menyapa siapapun yang berpapasan denganmu.

    Saat WFH, kamu tidak bisa ngobrol basa-basi tanpa upaya yang besar seperti mengirim pesan teks atau video call. Tentu hal ini jarang, bahkan tidak pernah dilakukan.

    Cara untuk meningkatkan sosialisasi perlahan-lahan adalah dengan melakukan obrolan kecil dengan orang-orang terdekat. Kamu bisa mengirim pesan teks pendek untuk menanyakan kabar, atau mengobrol tentang hal-hal lainnya.

    Baca Juga: 4 Trik Masak untuk WFH saat Tak Bisa Keluar Rumah

    4. Merasa cemas

    merasa cemas saat wfh

    © Unsplash

    Dalam situasi wabah corona yang tidak menentu, rasa cemas dan stres karena WFH bisa muncul. Nah, kecemasan ini bisa membuatmu merasa bahwa WFH lebih lelah.

    Kata Bustle, kecemasan dapat “memaksa” tubuh kita untuk bekerja lebih keras. Detak jantung yang lebih kencang, tekanan darah yang makin tinggi, otot yang tegang, dan lain-lain.

    Hal ini akan membuatmu merasa lelah.

    Cara untuk menekan rasa cemas adalah mengurangi arus informasi yang kamu terima. Bacalah berita soal wabah corona secukupnya, dan selalu ingat bahwa ada yang bisa disyukuri.

    5. Kurang olahraga

    kesepian karena wfh

    © Unsplash

    Melakukan olahraga atau bergerak saat WFH dapat mencegah kelelahan berlebihan saat kerja di rumah.

    Dikutip dari Tirto, WFH memang bisa membuatmu merasa bosan dan lelah. Sebagai solusi masalah ini, kamu bisa melakukan olahraga ringan hingga berat.

    Olahraga saat WFH dapat menambah semangat dan energimu, sehingga kamu tidak perlu merasa bahwa WFH lebih lelah daripada bekerja biasa.

    Baca Juga: 4 Tips Jaga Pola Makan saat Work From Home

    Itu dia informasi soal mengapa WFH bisa terasa lebih lelah daripada bekerja ke kantor seperti biasanya.

    Kalau kamu masih ingin bertanya pada sesama profesional tentang kerja di rumah atau hal lainnya, kamu bisa berdiskusi di komunitas Glints. Daftar sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait