5 Tips Melakukan Warm Calling untuk Merebut Perhatian Calon Pelanggan

Diperbarui 09 Mar 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Tidak hanya cold calling, di industri sales juga terdapat banyak teknik lain untuk meningkatkan penjualan dan salah satunya adalah warm calling.

    Jika dilihat dari namanya, cold calling dan warm calling jelas memiliki makna yang berbeda. Keduanya pun adalah teknik sales yang sangat berbeda jauh.

    Dalam melakukan cold calling biasanya penjual akan menghubungi target pelanggan yang sebelumnya tidak menunjukkan minat pada produk yang ditawarkan.

    Sementara itu, target pelanggan yang dihubungi saat warm calling sudah memiliki ketertarikan dengan produk yang ditawarkan.

    Pasalnya, sebelumnya penjual sudah melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan target pelanggan tersebut.

    Ingin tahu lebih lanjut soal warm calling? Baca terus penjelasannya yang sudah Glints persiapkan di bawah ini, ya.

    Baca Juga: 8 Teknik Closing yang Bisa Diterapkan Sales untuk Tingkatkan Penjualan

    Apa Itu Warm Calling?

    warm calling adalah

    © Freepik.com

    Dilansir dari The Balance Careers, warm calling adalah teknik sales saat penjual menelepon prospek yang sebelumnya sudah pernah dihubungi.

    Jadi, saat melakukan panggilan tersebut biasanya prospek tidak akan menunjukkan kekesalannya karena tiba-tiba dihubungi oleh penjual.

    Ada banyak cara yang bisa dilakukan penjual untuk mendekati prospek dan melakukan warm calling.

    Misalnya, saat bertemu dalam suatu acara tertentu kemudian membuat janji untuk menghubunginya.

    Selain itu, contoh lain dari proses warm calling adalah dengan mengirim email terlebih dahulu ke prospek dan meminta izin untuk melakukan panggilan telepon.

    Ada beberapa jenis dari warm calling. Misalnya adalah prospek yang dirujuk oleh seseorang.

    Prospek tersebut memang belum pernah bertemu dengan si penjual. Namun, prospek tersebut akan tetap memberikan sambutan yang hangat karena mendapat rekomendasi dari orang yang dikenalnya.

    Selain itu, jenis warm calling yang selanjutnya adalah saat prospek menghubungi pihak penjual terlebih dahulu.

    Biasanya mereka ingin mendapatkan informasi lebih lanjut setelah mengetahui iklan atau promo yang ditawarkan.

    Prospek tersebut cukup tertarik dengan produk yang ditawarkan, sehingga mereka menghubungi pihak penjual terlebih dahulu.

    Hal tersebut termasuk ke dalam warm calling meskipun prospek tidak mengetahui tentang penjual secara pribadi.

    Jika dibandingkan dengan cold calling, teknik yang satu ini tentunya lebih berpotensi mendatangkan konversi.

    Selain itu, saat melakukan cold calling biasanya sales lebih berisiko mengalami penolakan karena prospek tidak mengenalnya sama sekali.

    Jadi, bisa disimpulkan bahwa teknik warm calling lebih efektif menarik pelanggan untuk segera membeli produk yang ditawarkan. 

    Baca Juga: Pelajari 5 Strategi yang Dapat Membantu Peningkatan Sales Growth

    Tips Efektif Melakukan Warm Calling

    © Freepik.com

    Warm calling adalah metode penjualan yang berfokus pada hubungan penjual dan calon prospek.

    Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk melakukannya agar hasilnya bisa lebih efektif.

    Inilah beberapa tips efektif untuk melakukan teknik penjualan yang satu ini:

    1. Persiapkan diri dengan melakukan riset

    Setelah memiliki target prospek dan membuat janji dengannya, ada hal penting yang harus dilakukan yaitu melakukan riset.

    Menurut HubSpot, riset mengenai prospek akan membantu untuk mengetahui seperti apa masalah yang dihadapi klien dan bagaimana solusi yang tepat untuknya.

    Selain itu, riset tentang personal dari calon prospek juga bisa dilakukan. Hal itu bertujuan agar proses komunikasi bisa berjalan lancar karena kamu sudah sedikit paham tentangnya.

    2. Lakukan pembukaan dengan sempurna

    Pembukaan saat menelepon adalah hal terpenting dalam warm calling. Jadi, sebisa mungkin persiapkan suatu kalimat pembuka yang sempurna agar menarik prospek.

    Dengan pembukaan yang tepat, tentunya prospek akan menaruh perhatian dan akan mendengarkan ucapan kita.

    Jangan lupa, pertama-tama perkenalkan diri dengan baik. Mulai dari nama hingga asal perusahaan.

    3. Ajukan pertanyaan yang dapat membuat prospek lebih interaktif

    Melakukan penjualan lewat telepon memang tidak mudah. Pasalnya, kita tidak akan pernah tahu seperti apa ekspresi dari prospek.

    Menurut Bluleadz, dalam warm calling sangat penting untuk mengajukan open-ended question agar prospek lebih interaktif.

    Jadi, saat melakukan hal yang satu ini sebaiknya hindari mengajukan pertanyaan dengan jawaban ya atau tidak.

    4. Lakukan panggilan tidak lebih dari 5 menit

    Hal selanjutnya yang harus diperhatikan dalam melakukan warm calling adalah tidak melakukan panggilan lebih dari 5 menit.

    Meskipun prospek sudah mengenal penjual, tapi tetap saja terkadang mereka merasa terganggu jika panggilan yang dilakukan terlalu lama.

    Selalu hormati waktu dari prospek sehingga jangan memaksakan kehendak harus memberikan semua informasi kepadanya.

    Jika prospek terdengar antusias dan kamu masih ingin melanjutkan panggilan telepon, sebaiknya minta izin dahulu dan meminta beberapa menit lagi untuk bicara.

    5. Follow up lewat email

    Setelah melakukan panggilan, ada baiknya jika melakukan follow up lewat platform yang lain seperti email.

    Dalam email jangan lupa ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan untuk melakukan panggilan telepon.

    Selain itu, sematkan juga informasi yang lebih lanjut mengenai produk yang ditawarkan. Tambahkan juga informasi tentang sales promotion yang sedang berlangsung.

    Jika memang prospek tertarik dengan produk atau layanan yang ditawarkan tentunya akan segera merespon email tersebut. Bahkan, bisa juga ia langsung melakukan konversi. 

    Baca Juga: Ini 7 Skill yang Harus Dikuasai oleh Seorang Sales Executive

    Demikianlah penjelasan mengenai warm calling dan apa saja tips efektif untuk melakukannya.

    Perlu diingat bahwa warm calling adalah teknik sales yang bergantung pada koneksi yang dibuat oleh penjual dan prospek.

    Jadi, sebelum mulai menghubungi prospek tentunya dibutuhkan hubungan yang cukup dekat dengannya. 

    Penasaran apa saja? Tenang, kamu bisa segera kunjungi kategori business & dev di Glints Blog.

    Di sana, tersedia banyak pembahasan seputar tips, istilah, dan peran dalam bidang penjualan yang sudah Glints rangkum menjadi artikel ringkas.

    Menarik bukan? Yuk, temukan artikel yang sesuai dengan kebutuhanmu di Glints Blog sekarang juga. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait