Kerap Terjadi, Apa Itu Tulip Mania yang Bisa Buat Isi Dompet Ludes?

Tayang 25 Des 2020 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Dunia ekonomi mengenal begitu banyak istilah untuk beragam fenomena yang terjadi di dalamnya. Nah, salah satu istilah yang cukup unik adalah tulip mania.

    Terdengar seperti orang yang menggemari bunga tulip?

    Memang, hanya saja, istilah ini bukan tentang pecinta tulip.

    Lalu tentang apakah tulip mania itu?

    Yuk, ketahui selengkapnya dalam artikel yang sudah Glints siapkan berikut ini!

    Baca Juga: Atur Keuangan Kamu dengan Cara Terbaik Berikut

    Apa Itu Tulip Mania?

    tulip mania

    © Freepik.com

    Belanda merupakan negara asal-usul terjadinya fenomena ini.

    Di abad ke-17, pasar di negeri kincir angin mendapati peningkatan permintaan akan bibit bunga tulip.

    Dalam bahasa lokal, fenomena ini disebut tulpenwindhandel yang diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi tulip mania.

    Saking banyaknya minat pasar untuk bibit tulip, ketersediaan barangnya jadi sangat kurang.

    Menurut Britannica, bunga yang mulai populer di tahun 1550 ini terus banyak diminati hingga tahun 1636.

    Akibat peminatnya yang begitu banyak, harga bibit tulip menjadi sangat tinggi.

    Bahkan, pada waktu itu, satu bibit tulip bisa terjual hingga ratusan ribu dolar.

    Memiliki bibit tulip menjadi bagaikan emas dan merupakan aset yang begitu berharga.

    Namun, pada tahun 1637, minat ini berkurang drastis dan tulip mania berakhir.

    Harga bibit tulip turun dan tidak pernah naik lagi.

    Menurut Investopedia, turunnya harga bibit tulip secara ekstrem ini dipicu oleh pembelian bibit secara kredit.

    Penduduk Belanda saat itu berharap akan mendapat keuntungan setelah menjual bibitnya dengan harga yang lebih tinggi.

    Akan tetapi, tidak ada yang membeli.

    Harganya semakin menurun dan pemilik bibit tulip terpaksa harus menjual dengan harga seadanya.

    Dengan begitu, tidak ada keuntungan yang bisa diambil dan mereka harus mengalami kerugian besar.

    Akhirnya, pada tahun 1638, harga bibit tulip menjadi normal kembali.

    Nah, fenomena ini terus dikenal hingga masa kini.

    Bahkan, beberapa kali kejadian tersebut berulang meski dengan barang yang berbeda.

    Baca Juga: Berbagai Tips Manajemen Keuangan di Usia 20-an

    Tulip Mania di Era Modern

    tulip mania

    © Freepik.com

    Fenomena tulip mania adalah salah satu economic bubble atau gelembung ekonomi yang pertama tercatat dalam sejarah.

    Menurut Investopedia, gelembung ekonomi terjadi ketika harga aset naik secara cepat hingga harganya tidak masuk akal.

    Bahkan, gelembung ekonomi seperti tulip mania dalam skala besar seperti di Belanda itu bisa menyebabkan krisis ekonomi, lho.

    Nah, ternyata kejadian ini sering terjadi di seluruh dunia, termasuk juga Indonesia.

    1. Tanaman janda bolong

    Salah satu contoh kejadian gelembung ekonomi yang serupa dengan tulip mania adalah naiknya harga tanaman janda bolong.

    Belakangan ini tiba-tiba banyak sekali peminat tanaman hias yang satu ini.

    Melansir CNN Indonesia, tanaman janda bolong bisa mencapai harga 15 juta rupiah per daun.

    Tentu saja harga ini tidak masuk akal untuk sebuah tanaman hias, apalagi yang tidak langka seperti janda bolong ini.

    Tingginya minat pasar terhadap tanaman ini bahkan sering dimanfaatkan pialang sehingga mungkin bisa merugikan masyarakat.

    2. Anthurium

    Sebelum kasus janda bolong, hal serupa juga terjadi dengan tanaman anthurium di tahun 2007.

    Saat sedang populer, harganya menjadi jauh lebih mahal dari seharusnya.

    Padahal, tanaman ini juga bukan tanaman langka yang layak dihargai begitu mahal.

    3. Ikan louhan

    Selain tanaman hias, peliharaan pun merupakan salah satu contoh kejadian tulip mania di Indonesia.

    Pada awal tahun 2000-an, peminat ikan louhan meningkat tajam hingga membuat harganya mencapai jutaan rupiah.

    Alasannya sederhana, ikan louhan dipercaya bisa membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi pemiliknya.

    Saat ini, ikan louhan harganya hanya puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah saja.

    4. Batu akik

    Tentunya, kita pun ingat maraknya minat beli batu akik beberapa tahun lalu.

    Batu akik yang seharusnya tidak begitu mahal, pada waktu itu dijual hingga jutaan rupiah.

    Padahal, setelah tidak lagi begitu diminati, harganya kini tak lebih dari ratusan ribu rupiah.

    Baca Juga: Waspadai Tanda-Tanda Emotional Spending agar Keuangan Diri Tidak Bocor!

    Nah, sudah lebih mengerti, kan, tentang fenomena tulip mania?

    Cukup unik, ya?

    Apakah kamu tipe orang yang mudah tertarik untuk ikut ketika ada kejadian serupa?

    Hati-hati, jangan sampai merogoh kantong terlalu dalam untuk hal yang bukan prioritas.

    Kamu bisa, lho, mulai diskusi tentang hal ini di Glints Komunitas.

    Glints Komunitas merupakan wadah mengobrol para pengguna Glints tentang dunia kerja, keuangan pribadi, dan masih banyak lagi.

    Jadi, buat akun sekarang dan langsung gabung dengan perbincangan-perbincangan serunya, ya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait