Kenali Transactional Marketing, Strategi Jangka Pendek yang Pikat Banyak Pelanggan

Tayang 04 Jan 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Apakah kamu tergoda shopping saat hari belanja online nasional (harbolnas)? Jika iya, itulah bukti keberhasilan perusahaan dalam menerapkan transactional marketing.

    Singkatnya, strategi marketing yang satu ini berfokus pada transaksi dalam jangka pendek. Banyak perusahaan memilih teknik ini untuk meningkatkan penjualan.

    Namun, apa kelebihannya dan bagaimana contoh penerapannya?

    Tenang, Glints telah menyiapkan serangkaian informasi terkait transactional marketing di bawah ini.

    Baca Juga: Ikuti 7 Tren Marketing di Tahun 2020-2021 Ini agar Bisnis Makin Maju

    Apa Itu Transactional Marketing?

    transactional marketing

    © Freepik.com

    Dalam dunia pemasaran, ada dua strategi yang bertolak belakang, yakni transactional marketing dan relationship marketing. Keduanya memiliki tujuan dan penerapan yang berbeda.

    Menurut Integrated Marketing Association, transactional marketing adalah strategi pemasaran tradisional yang berfokus pada transaksi penjualan dengan pelanggan.

    Jadi, tujuan utama teknik ini adalah meningkatkan volume penjualan dari pelanggan yang sebanyak-banyaknya.

    Selain itu, teknik ini juga dilakukan untuk mendapatkan efisiensi konversi yang paling baik, seperti ditulis Copypress.

    Tujuan ini jauh berbeda dengan relationship marketing yang fokus pada pembangunan hubungan dengan pelanggan dalam jangka panjang.

    Dikutip dari TechTarget, transactional marketing dilakukan berdasarkan empat elemen dasar pemasaran atau yang sering disebut dengan 4P, yaitu:

    • product (produk): menciptakan produk yang bisa memenuhi kebutuhan konsumen
    • pricing (penetapan harga): menetapkan harga produk yang menguntungkan tetapi tetap menarik konsumen
    • placement (penempatan): membuat rantai distribusi produk yang efisien
    • promotion (promosi): membuat produk menarik untuk dipilih pelanggan

    Maka, dapat disimpulkan bahwa transactional marketing adalah strategi pemasaran yang dilakukan dalam jangka pendek.

    Kamu bisa menerapkannya dalam periode waktu tertentu, seperti setiap bulan atau setiap tahun.

    Kebanyakan perusahaan menerapkan transactional marketing dalam bentuk promo atau diskon. 

    Sebut saja harbolnas, 11.11 (promo pada 11 November), cashback, beli satu gratis satu, potongan harga saat ulang tahun perusahaan, dan lain sebagainya.

    Semua itu adalah contoh pemasaran transaksi yang kerap meningkatkan penjualan produk atau jasa di satu waktu tertentu.

    Baca Juga: Mengenal Viral Marketing, Teknik Pemasaran yang Mengandalkan Audiens

    Kelebihan dan Kekurangan

    © Freepik.com

    Transactional marketing memiliki banyak kelebihan. Tak heran, banyak perusahaan memilih strategi yang satu ini untuk meningkatkan penjualannya.

    Meski demikian, kamu perlu mempertimbangkan kekurangan teknik ini.

    Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan dari transactional marketing? Berikut penjelasan lengkapnya seperti ditulis Meltwater.

    1. Perputaran stok

    Salah satu kelebihan terbesar transactional marketing adalah memberikan kesempatan perputaran stok.

    Menyimpan dan mengelola stok produk bukanlah hal yang mudah. Bahkan, beberapa perusahaan membutuhkan biaya tinggi untuk mengelolanya.

    Sementara itu, tidak semua produk cepat terjual. Ada produk yang memang permintaannya tinggi, tetapi ada pula yang sebaliknya.

    Oleh karena itu, dengan strategi pemasaran transaksional, kamu bisa mengeluarkan stok yang memang tidak banyak diminta pelanggan.

    Kemudian, kamu bisa mengisi ruang penyimpanan dengan produk-produk yang amat diminati.

    2. Biaya rendah

    Biaya transactional marketing terbilang rendah dibandingkan beberapa jenis pemasaran lainnya, seperti event marketing dan experiential marketing.

    Pasalnya, kamu bisa melakukan strategi ini secara online. Adapun teknik ini tidak dilakukan dalam jangka panjang.

    Jadi, biaya pemasaran bisa kamu manfaatkan untuk aktivitas lainnya.

    3. Kurang mengikat pelanggan

    Meski memiliki berbagai kelebihan, sayangnya transactional marketing kurang mengikat emosi pelanggan.

    Bisa saja mereka menggunakan bisnismu hanya karena harganya sedang diskon. Sementara itu, mereka tidak terlalu melihat nilai produk atau jasamu.

    Dengan begitu, strategi marketing yang satu ini tidak bisa memberikan efek jangka panjang bagi bisnismu.

    Baca Juga: Mengenal Experiential Marketing, Strategi Pemasaran Produk Melalui Pengalaman Berkesan

    Contoh Penerapan

    transactional marketing

    © Freepik.com

    Tujuan utama dari transactional marketing adalah pelanggan membeli produk atau jasamu. Jika hal tersebut sudah terpenuhi, berarti tujuan strategi tersebut telah tercapai.

    Nah, untuk mencapai tujuan tersebut, kamu perlu sesuatu yang menarik pelanggan. Salah satu contoh yang bisa kamu lakukan adalah mengadakan promosi.

    Misalnya, perusahaanmu sedang berulang tahun ke-20. Maka, kamu bisa menerapkan promo diskon 20% untuk semua produkmu.

    Promo tersebut tentu akan menarik banyak pelanggan untuk membeli produkmu.

    Selain itu, kamu juga bisa menerapkan referral marketing, yakni mendorong pelanggan untuk merekomendasikan bisnismu ke orang lain.

    Tentu akan ada banyak pelanggan yang akhirnya membeli produk atau jasamu.

    Baca Juga: Marketing Campaign: Kunci Keberhasilan Bisnis yang Wajib Kamu Tahu

    Transactional marketing menjadi salah satu favorit para marketer. Sejatinya, strategi yang satu ini memang memberikan banyak keuntungan jangka pendek bagi perusahaan.

    Apakah kamu tertarik untuk menjalankannya juga?

    Jika iya, jangan lupa untuk memahami berbagai istilah dan strategi dasar marketing terlebih dahulu, ya. Pelajari lebih jauh di Glints ExpertClass.

    Para ahli di bidang marketing siap membagikan ilmunya kepadamu. Yuk, cari kelas marketing yang cocok untukmu, sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait