7 Tips agar Izin Cuti Kamu Diterima oleh Atasan

Diperbarui 05 Mei 2022 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Setelah menjalani rutinitas kerja di kantor, karyawan pasti merasakan kejenuhan. Di saat-saat seperti ini biasanya orang-orang sudah mulai mencari-cari waktu yang tepat untuk mengajukan cuti pada atasan.

    Cuti memang menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu untuk menjernihkan pikiran dan hati setelah beberapa lama bekerja. Biasanya waktu cuti dihabiskan untuk berlibur bersama keluarga, mengunjungi sanak saudara di luar kota, atau mengurus bisnis sampingan, hingga melakukan hobi. Namun bagaimana caranya agar izin cutimu berhasil dan dikabulkan oleh atasanmu? Berikut saya berikan 7 tips yang bisa kamu coba untuk cuti yang akan datang.

    Baca Juga: Jenuh di Kantor? Kembalikan Semangat Kerja dengan 7 Cara ini!

    1. Baca kembali aturan perusahaan

    cuti

    © sciencemag.org

    Sebelum kamu mengajukan izin cuti pada atasan, pastikan kamu mengetahui dengan detil bagaimana aturan yang berlaku tentang cuti di perusahaan tempat kamu bekerja. Biasanya seorang karyawan diberi hak cuti berbayar selama dua hingga empat pekan dalam satu tahun. Angka tersebut bisa lebih, bahkan ada yang tak berbatas pada karyawannya. Namun, bisa juga kurang atau bahkan tidak ada sama sekali.

    Hal berikutnya yang harus diperhatikan, apakah kamu sudah dibolehkan mengajukan cuti? Beberapa perusahaan belum memperbolehkan karyawan baru untuk mengambilnya. Batasan waktu kerjanya juga bermacam-macam. Biasanya seorang karyawan baru diizinkan untuk mengambil cuti selama beberapa pekan bila sudah bekerja selama satu tahun. Jumlah hari tersebut biasanya bertambah seiring lamanya masa kerja seorang karyawan. Aturan cuti memang bervariasi, jadi pastikan kamu sudah mempelajari semua detilnya, atau izin cutimu akan ditolak mentah-mentah karena tidak sesuai dengan aturan perusahaan yang berlaku.

    2. Rencanakan jauh hari

    cuti

    © cebglobal.com

    Sebagai seorang karyawan, kamu pasti dituntut untuk bekerja secara prima dan profesional setiap hari. Jangan sampai di saat mendekati tanggal, pikiranmu mendadak menjulang ke mana-mana untuk membuat rencana mengajukan cuti. Untuk mengantisipasi kejadian seperti ini, kamu bisa membuat rencana kerja tahunan. Lihatlah kalender satu tahun ke depan, rencanakan waktu-waktu yang tepat yang bisa kamu gunakan untuk cuti. Jika kamu sudah mempunyai rencana tahunan, kamu akan lebih mudah saat mengajukan izin cuti pada atasan.

    Tapi bukan tidak mungkin, rencana yang kamu sudah buat dengan matang di awal tahun meleset begitu saja karena keadaan tertentu, misalnya ada keluarga yang sedang sakit yang membutuhkanmu untuk mengurus keperluannya. Bila tiba-tiba kamu memiliki alasan untuk cuti secara mendadak, pastikan atasanmu mengetahui bahwa kamu mengajukan cuti tersebut karena kebutuhan yang darurat.

    Baca Juga: 8 Cara Mengatur Waktu yang Efektif untuk Mencapai Work-Life Balance

    3. Perhatikan beban kerjamu

    cuti

    © theeducator.com

    Tips berikutnya yang harus kamu lakukan untuk mempersiapkan izin cuti pada atasan adalah memperhatikan beban kerja di sekitar waktu tersebut Perhatikan apakah ada proyek besar, event, atau deadline yang diberikan atasan selama cuti atau tepat setelah cutimu berakhir. Jika ada pekerjaan besar yang harus kamu kerjakan di waktu-waktu tersebut, pertimbangkan kembali apakah kamu benar-benar menginginkan cuti di tanggal-tanggal tersebut. Sebagai gantinya, kamu bisa memundurkan tanggal off kerja agar kamu lebih fokus dalam membereskan pekerjaan tersebut.

    4. Koordinasikan dengan rekan

    cuti

    © bizfluent.com

    Saat kamu meninggalkan kantor untuk cuti, pasti ada beberapa pekerjaan yang kamu tinggalkan. Usahakan temui rekan kerja sedivisi sebelum kamu memutuskan untuk mengambil hak cuti dan mengajukan izin pada atasan. Diskusikan tentang pembagian beban kerja antara kalian selama kamu pergi. Koordinasi dengan rekan kerja mengenai cuti sangatlah pentin, khususnya jika kamu memilih pergi di tanggal-tanggal yang populer di kalangan karyawan untuk diambil sebagai tanggal cuti, seperti tanggal merah yang berdekatan dengan akhir pekan.

    Selain rekan kerja yang sedivisi, kamu juga perlu menghubungi orang-orang yang mungkin berurusan denganmu, seperti konsumen dan klien. Beri informasi kepada mereka bahwa kamu memiliki rencana untuk cuti selama beberapa saat. Selain itu, berilah mereka kontak orang yang akan menggantikan posisimu selama kamu pergi.

    Baca Juga: 8 Cara Menghadapi Kolega yang Bersikap Negatif di Kantor

    5. Meminta, bukan menyuruh

    cuti

    © shutterstock.com

    Hal lain yang harus kamu ingat baik-baik, izin adalah sebuah permintaan, bukan sebuah perintah. Atasanmu lah yang akan menentukan apakah kamu benar-benar mendapat cuti atau tidak, bukan kamu sendiri. Mintalah pada atasanmu dengan kalimat meminta, bukan menyuruh. Jangan katakan pada atasanmu kalimat seperti, “Saya sudah memesan tiket pesawat berlibur ke Bali pada pertengahan Mei, maka saya butuh untuk mengambil cuti.”

    Berkaitan dengan hal ini, jangan dulu membuat rencana liburan dengan detil sebelum kamu benar-benar dipastikan mendapat izin. Jangan sampai tiket perjalanan dan penginapan yang kamu sudah terlanjur beli hangus karena izin cutimu tidak terkabul. Bahkan kemungkinan terburuknya, keluargamu akan kecewa karena kamu sudah terlanjur berjanji untuk mengunjungi mereka.

    6. Hormati atasanmu

    cuti

    © workspirited.com

    Berhasil atau tidaknya rencana cutimu sangat ditentukan oleh bagaimana respon atasanmu atas izin yang kamu ajukan. Maka dari itu, kamu harus pandai-pandai mencari waktu yang tepat untuk mengajukan izin pada atasan. Atasanmu juga manusia yang suasana hatinya bisa berubah-ubah. Jangan ajukan cuti saat mood atasanmu sedang buruk, atau saat beliau sibuk oleh rangkaian meeting yang tak kunjung selesai. Usahakan mengajukan izin cuti kepada atasan di waktu saat pertemuan reguler sehari-hari. Mulailah obrolan dengan santai namun tetap sopan. Jangan terlalu terburu-buru, jika dalam sekali pertemuan beliau belum merespon dengan baik, cari waktu lain untuk melakukan follow up rencana cuti yang kamu sudah bicarakan.

    7. Susah bertemu atasan? Tulislah surat

    cuti

    © careeraddict.com

    Jika atasanmu memiliki kesibukan yang tidak ada habisnya, atau kamu bekerja secara remote, pasti kamu akan kesulitan menemukan waktu yang tepat untuk bertatap muka dengan beliau untuk meminta izin cuti. Sebagai gantinya, kamu bisa memanfaatkan ­­e-mail untuk mengkomunikasikan rencana cutimu kepada beliau. Tulislah surat izin cutimu dengan bahasa yang santun namun tidak berbelit-belit. Jangan lupa untuk mempertimbangkan waktu yang tepat dalam mengirim e-mail tersebut.

    Baca Juga: 6 Tips untuk Menulis Surat Pengunduran Diri dari Pekerjaanmu

    Cuti memang selalu menjadi waktu yang ditunggu-tunggu. Namun, tanpa persiapan yang matang dan tentu saja izin dari atasan, rencanamu hanya tinggal rencana. Kemungkinan terburuknya izin cutimu akan ditolak oleh atasan karena beragam alasan, seperti kesibukan perusahaan, jumlah karyawan yang terbatas, hingga banyaknya karyawan yang cuti di waktu yang bersamaan. Dengan tips-tips di atas, semoga kamu bisa semakin cerdas dalam merencanakan dan mengajukan izin cuti kepada atasan, sehingga kamu bisa berlibur atau melakukan aktivitas lain di waktu-waktu cuti yang kamu impikan.

    Ingin membaca tips dan trik lain seputar karier dan dunia profesional seperti artikel ini? Glints adalah website yang dipersembahkan untuk kamu para profesional muda. Untuk kamu yang masih mencari pekerjaan, di Glints juga terdapat segudang informasi lowongan kerja full-time, part-time, magang, hingga project-based. Kamu juga bisa mengunggah informasi diri dan melamar di pekerjaan yang kamu inginkan. Semua fasilitas di atas bisa kamu dapatkan dengan sign up di Glints sekarang juga!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 6

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait