Tak Semudah yang Dibayangkan, Ini 4 Tantangan Berkarier di Bidang Content Marketing

Diperbarui 04 Agu 2021 - Dibaca 13 mnt

Isi Artikel

    Content marketing memiliki sederet tantangan dalam mencapai tujuan perusahaan, apalagi jika sudah berbicara tentang tren.

    Jenis pemasaran yang satu ini memang berkaitan erat dengan tren, teknologi, dan dunia digital.

    Tak hanya itu, seorang content marketer juga kerap menemukan berbagai tantangan lain dalam pekerjaannya sehari-hari. Apa sajakah tantangan yang dimaksud?

    Tenang, saya telah menyiapkan informasi lengkap terkait empat tantangan content marketer dan cara mengatasinya.

    Namun sebelum itu, ketahui apa tujuan content marketing terlebih dahulu, yuk!

    Baca Juga: 6 Tren Content Marketing yang Akan Buat Brand-mu Populer di 2021

    Tujuan dan Keberhasilan Content Marketing

    tantangan content marketing

    © Freepik.com

    Content marketer merupakan jembatan antara dua pihak, yakni perusahaan dan audiens.

    1. Tujuan content marketing

    Awareness, consideration, conversion, dan retention adalah tujuan atau target dari content marketing

    Hal tersebut menunjukkan bagaimana audiens dapat mengetahui dan ingin menggunakan produk perusahaan. 

    Tentunya, profit bagi perusahaan juga menjadi tanggung jawab dari seorang content marketer.

    Namun, di sisi lain, kamu juga bertanggung jawab untuk membuat audiens puas terhadap konten-kontenmu.

    Tidak semua konten yang mengikuti keinginan perusahaan bisa diterima oleh audiens, lho. Begitu pula sebaliknya.

    Jadi, konten-konten yang dibuat oleh content marketer harus disukai audiens sekaligus memberikan dampak positif bagi perusahaan.

    2. Ukuran keberhasilan content marketing

    Sebenarnya, content marketing adalah strategi yang cukup tricky dan sering dianggap sebagai tantangan. Pasalnya, kamu diharapkan bisa membuat konten yang memberikan profit langsung bagi perusahaan.

    Padahal, proses decision making seseorang untuk melakukan sesuatu terbilang panjang.

    Sebagai contoh, audiens belum tentu langsung membeli produk yang mereka lihat di Instagram. Mereka mungkin masih menimbang harga dan review orang terdekat sebelum akhirnya membeli produkmu.

    Maka, umumnya keberhasilan jenis marketing yang satu ini diukur dari engagement.

    Engagement yang dimaksud bisa berupa komentar, like, jumlah share, klik, save, dan lain sebagainya.

    Intinya, content marketer harus membuat konten yang menarik sekaligus bisa meng-engage orang. Proses ini memang tidak mudah dan kerap menjadi tantangan content marketing.

    Bayangkan, kamu membuat konten yang sangat baik dari segi informasi dan visual. Namun, konten tersebut tidak mendapat engagement dari audiens. Lalu, apa gunanya?

    Jika audiens sudah ter-engaged oleh konten yang dibuat, besar kemungkinan mereka akan membeli atau menggunakan produk perusahaan. 

    Jadi, pastikan konten yang dibuat memang disukai oleh audiens, ya!

    Baca Juga: Menyusun Content Marketing Funnel agar Berdampak Efektif

    Tantangan di Bidang Content Marketing

    software helpdesk

    © Freepik.com

    1. Tren yang cepat berubah

    Seperti yang telah saya sebutkan di awal, perubahan tren menjadi salah satu tantangan terbesar content marketing.

    Siapa sangka banyak orang menggunakan TikTok dalam dua tahun terakhir? Padahal, dulu masyarakat di kota-kota besar menganggapnya sama sekali tidak menarik.

    Kemudian, siapa sangka kini kamu bisa membuat Instagram guide yang berbentuk seperti katalog?

    Tren bisa berubah setiap tahun, bulan, bahkan hari. Hal inilah yang akhirnya mendorong content marketer untuk cepat berinovasi.

    Jika ketinggalan tren, kamu bisa kalah dengan kompetitor.

    2. Writer’s block

    Layaknya seorang penulis, content marketer juga bisa merasakan writer’s block, lho!

    Setiap hari, kemungkinan besar seorang content marketer harus menulis. Bahkan, konten yang ditulis bisa saja tidak terlalu berbeda setiap harinya.

    Maka, wajar apabila suatu hari tim konten tidak bisa menulis sama sekali. Kamu bisa saja dikejar deadline, ingin menulis, tetapi tidak ada kata-katanya yang keluar dari pikiranmu.

    3. Perbedaan selera

    Tantangan content marketing lainnya adalah perbedaan selera, baik dari sesama anggota tim, audiens, maupun partner bisnis.

    Contohnya, kontenmu membutuhkan aspek visual. Selera orang terhadap visual tentu berbeda-beda, bukan? 

    Kamu mungkin merasa desainnya sudah oke. Namun, partner bisnismu merasa visual tersebut masih kurang menarik.

    Hal ini sangat sering terjadi di dunia konten. Oleh karena itu, kamu wajib memiliki skill komunikasi untuk mendiskusikan selera dan keinginan banyak pihak. 

    Yang pasti, selalu berpegang pada apa tujuan konten itu, ya!

    4. Kejenuhan audiens

    Konten yang dibuat oleh content marketer mungkin berbeda. Ada yang membuat konten blog, Instagram, Facebook, ataupun TikTok.

    Namun, jenis konten yang berulang bisa membuat audiens merasa jenuh.

    Sebagai contoh, kamu membuat konten berupa kuis. Kemudian, kamu menyadari bahwa konten tersebut sangat disukai audiens.

    Dengan kesimpulan tersebut, kamu dan tim konten akhirnya sering membuat konten kuis di media sosial.

    Apakah engagement-nya akan sama dengan pertama kali konten itu diluncurkan? Bisa saja tidak. Audiens lama-lama bisa bosan dengan konten yang berulang. 

    Dampaknya, engagement konten pun akan turun.

    Baca Juga: Racik Konten Seoptimal Mungkin, Ketahui Cara Buat Content Plan yang Jelas

    Cara Mengatasi

    kesempatan membangun traffic lewat seasonal topical content

    © Freepik.com

    1. Melihat referensi lain

    Seorang content marketer harus rajin melihat konten-konten digital di YouTube, Instagram, bahkan garapan content creator.

    Kamu harus aktif menggunakan dan memantau media sosial karena itulah platform yang kamu hadapi setiap harinya.

    Di sana, kamu bisa menemukan banyak ide-ide baru yang tentunya segar.

    2. Baca hasil riset

    Salah satu tantangan content marketing adalah perkembangan tren. Untuk mengatasinya, kamu bisa membaca berbagai hasil riset yang dipublikasikan oleh institusi atau perusahaan ternama.

    Misalnya, pernahkah kamu mendapat notifikasi aplikasi yang menggunakan emoji? Nah, strategi tersebut dilakukan karena adanya hasil riset. 

    Riset menunjukkan bahwa audiens lebih tertarik dengan notifikasi yang mengandung emoji, tidak hanya tulisan.

    Kamu bisa membaca berbagai artikel dan hasil riset di We Are Social, Hootsuite, dan Sprout Social.

    3. Ikut webinar

    Meskipun sudah mulai berkarier di bidang content marketing, kamu tetap perlu menambah ilmu dan pengetahuanmu.

    Salah satu upaya yang bisa kamu lakukan adalah mengikuti webinar atau kelas online, seperti Glints ExpertClass.

    Kamu bisa mendapat banyak insight baru dari orang-orang yang berpengalaman.

    4. Gunakan tools pendukung

    Ada banyak tools yang bisa mengatasi berbagai tantangan content marketing. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

    Baca Juga: Begini Bedanya Peran Content Marketing dan Social Media Marketing

    Content marketing memang memiliki serangkaian tantangan. 

    Namun, sebagai content marketer, kamu bisa menjadi jembatan antara audiens dan perusahaan yang memiliki peran penting bagi perusahaan.

    Jadi, apakah kamu tertarik untuk menjadi seorang content marketer?

    Bila ya, pelajari lebih dalam seputar dunia pemasaran konten di Glints ExpertClass. Di sana kamu bisa eksplorasi lebih lanjut dengan mengikuti berbagai kelas marketing yang dipandu oleh para pakar.

    Yuk, klik di sini untuk cek webinar menarik dari Glints dan beli tiketnya sekarang!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 3

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait