Content Plan: Pengertian, Cara Membuatnya, dan Template Gratis

Diperbarui 28 Okt 2022 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Dalam dunia konten, pembuatan content plan adalah salah satu langkah yang tidak boleh dilewatkan.

    Bagaimana tidak, tanpa perencanaan ini, akan sulit membuat konten yang runut dan sesuai dengan tujuan akhir, yaitu mendapatkan pelanggan baru. 

    Untuk kamu yang bekerja di bidang content marketing dan ingin mempelajari lebih lanjut mengenai perencanaan yang satu ini, simak sampai tuntas, ya!

    Apa Itu Content Plan?

    Secara singkat, content plan adalah perencanaan pengembangan konten yang dilakukan agar tujuan akhir bisa tercapai. 

    Mulai dari penentuan ingin membuat konten seperti apa, di platform mana, dan kapan diterbitkannya, dirumuskan dalam rencana ini.

    Mengutip Clear Voice, perencanaan ini mencakup pengumpulan aset-aset marketing dan juga data dari target pasar yang ada di luar sana. 

    Mengapa harus memikirkan data, padahal yang ingin diracik adalah konten? 

    Dalam content marketing, saat kamu ingin membuat konten apa pun itu, fokus utamanya adalah target pasar dan orang-orang yang sudah menjadi user-mu.

    Tanpa data yang jelas, kamu tidak akan tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh target pasar, sehingga engagement pun akan tidak begitu baik.

    Padahal, content planning dijalankan untuk meningkatkan awareness, menarik orang untuk melakukan konversi. Ujung-ujungnya? Tentu mendapatkan lead yang sangat berguna dalam dunia marketing.

    Baca Juga: Marketing Qualified Lead vs Sales Qualified Lead: Apa Bedanya?

    Content Plan vs. Content Strategy

    Dilansir dari Hubspot, content strategy adalah pengaturan semua konten yang dibuat baik itu dalam bentuk tertulis, visual, atau lainnya. 

    Dalam penentuan strategi ini, kamu juga menentukan konten seperti apa yang dibuat, mengapa harus membuat itu (untuk mencapai tujuan apa), dan untuk siapa.

    Lalu, apa perbedaan content strategy dengan content plan? Bukankah sama saja, ya?

    Gambarannya seperti ini, content strategy dibuat untuk mengetahui strategi apa yang harus digunakan agar mencapai KPI yang dituju.

    Untuk planning, fokusnya lebih ke penjadwalan kapan harus di-upload, di platform mana, dan lainnya. 

    Intinya adalah content plan membutuhkan content strategy sebagai dasar yang kuat, dan masing-masing akan lebih optimal jikalau berkesinambungan antara satu sama lain.

    Cara Membuat Content Plan

    apa itu content plan adalah

    © Pexels.com

    Setelah dijelaskan apa itu content plan dan perbedaannya dengan content strategy, sekarang adalah saatnya kamu mengetahui cara membuatnya.

    Tentu, tiap perusahaan atau tim pasti memiliki cara masing-masing dalam mengatur sebuah perencanaan konten.

    Akan tetapi, Glints akan menjelaskan langkah-langkah yang tak boleh dilewati agar content planning dapat berjalan lebih optimal.

    1. Tentukan tujuan yang ingin dicapai

    Saat membuat content plan, hal paling utama yang harus dipikirkan adalah tujuan yang ingin dicapai.  Maka dari itu, penting untuk membuat content strategy terlebih dahulu. 

    Dalam content strategy tersebut, selain tujuan yang ingin dicapai, ada juga penentuan target pasar yang ingin dijangkau.

    Mengutip Profile Tree, kalau ingin perencanaan konten ini berhasil dan dijalankan dengan optimal, penting bagimu untuk mengetahui siapa saja target pasarmu. 

    Kalau tidak, konten yang dibuat nantinya bisa jadi tidak relevan karena kamu tidak memikirkan target yang nantinya akan mengonsumsi konten buatanmu.

    Baca Juga: Menyelami Dunia Pemasaran Lewat 5 Buku Rekomendasi Glints

    2. Buat kategori yang jelas

    Setelah mengetahui tujuan yang ingin dicapai dan audiens yang ingin dijangkau, saatnya melakukan pengkategorian. 

    Sebagai sebuah brand, tentu ada beberapa hal yang jadi fokus utamamu. 

    Misalkan ada perusahaan “Cahaya Abadi” yang berjalan di bidang kecantikan. Di dalam content plan mereka, tidak ada kategori yang jelas. 

    Alhasil, kontennya akan tidak teratur dan justru melengos jauh dari image brand mereka. 

    Maka dari itu, penting untuk membuat kategori yang jelas dan relevan dengan brand-mu.

    3. Pastikan kalender editorial tersusun dengan rapi

    Selanjutnya adalah membuat kalender editorial yang berisikan semua data lengkap konten yang dibutuhkan.

    Menurut Tweak Your Biz, disarankan untuk membuat spreadsheet (baik itu dari Excel maupun Google Sheets) berisikan kategori, penjadwalan tanggal, prioritas, status, dan kapan deadline-nya. 

    Sebenarnya masih banyak lagi komponen di dalam kalender editorial, kamu tinggal menyesuaikan dengan kebutuhanmu sendiri.

    4. Pilih platform yang ingin digunakan

    Coba lihat kembali nilai-nilai yang dianut oleh brand-mu dan target pasarnya. Setelah itu, tentukan platform mana yang ingin digunakan.

    Pasalnya, ada beberapa platform yang memang lebih cocok untuk anak muda, ada juga yang didominasi oleh orang tua (seperti Facebook, misalnya).

    Setelah menentukan platform, saatnya memilih jenis konten yang ingin diunggah ke sana.

    5. Pikirkan konten selain teks (untuk blog)

    Setelah menentukan ingin membuat content plan untuk platform apa, kamu juga perlu memikirkan isi dari konten tersebut. 

    Dilansir dari Right Source Marketing, saat membuat content plan, satu hal yang penting adalah memikirkan apa yang diinginkan oleh target pasarmu. 

    Misalkan kamu ingin membuat konten di blog, coba cari pilihan selain teks lalu cari tahu apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para user di luar sana.

    Apakah mereka sudah merasa cukup dengan teks saja, atau jangan-jangan membutuhkan infografik agar proses membaca jadi lebih seru? Kira-kira, mereka lebih suka gambar atau butuh video juga, ya?

    Kalau di media sosial, coba kombinasikan dengan meme atau GIF (tentu jika sesuai dengan image brand-mu).

    Baca Juga: 6 Tren Content Marketing yang Akan Buat Brand-mu Populer di 2021

    6. Lakukan riset seputar topik

    Dalam content planning, penting untuk melakukan riset terhadap topik yang ingin dijadikan konten. 

    Mulai dari keyword yang harus digunakan, angle yang ingin dituliskan, sampai isi konten seputar topik tersebut, perlu ditentukan dengan riset.

    Kalau konten lengkap dan bermanfaat, tentu secara otomatis engagement-nya akan tinggi. 

    Kamu juga bisa mengadakan kuis atau polling agar konten yang dibuat bisa menjadi lebih interaktif bagi para user yang membacanya.

    Itu dia penjelasan lengkap seputar content plan yang bisa dikatakan adalah tulang punggung dari konten-konten yang ingin dibuat.

    Tanpa melakukan content planning, akan lebih sulit untuk membuat perencanaan yang jelas dan melihat progres pembuatan konten. 

    Kerja sama yang lancar antara anggota tim pun sebenarnya bergantung pada penjadwalan ini. 

    Nah, jika belum memiliki tool untuk menjadwal kontenmu, kamu bisa coba gunakan template content plan sederhana dari Glints.

    tampilan template content plan

    Dengan template ini, kamu bisa menulis topik-topik yang akan dibahas, keyword yang diperlukan, dan informasi lain untuk menjadwalkan konten.

    Yuk, dapatkan template ini secara gratis dengan mengisi pertanyaan di bawah ini dan klik tombol “DOWNLOAD GRATIS” di bawahnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.7 / 5. Jumlah vote: 42

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait