Skill: Apa Itu, Jenis-Jenis, Tips Meningkatkan, dan Istilah-Istilahnya

Diperbarui 23 Jan 2023 - Dibaca 18 mnt

Isi Artikel

    Ingin mencari pekerjaan baru atau melejitkan karier? Skill adalah salah satu kuncinya.

    Memangnya, apa itu skill? Mengapa ia penting untuk dunia kerja? Selain itu, apa saja jenis-jenisnya?

    Glints akan mengupasnya secara tuntas dalam artikel ini. Simak selengkapnya, ya.

    Apa Itu Skill?

    kemampuan adalah

    © Freepik.com

    Kita mulai pembahasan dari definisi. Mengutip Careers New Zealand, skill adalah sebuah kemampuan untuk melakukan sesuatu.

    Dalam bahasa Indonesia, ia disebut kemampuan, keterampilan, atau keahlian.

    Kemampuan ini tak selalu berkaitan dengan hal-hal rumit, lho. Sekadar melipat selimut, bahkan mengendarai motor, juga merupakan skill

    Akan tetapi, dalam artikel ini, Glints akan fokus membahas keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja.

    Jenis-Jenis Skill

    Secara umum, ada dua jenis kemampuan, yakni:

    1. Hard skill

    hard skill adalah

    © Freepik.com

    Mengutip Top Resume, hard skill adalah keterampilan menunjukkan kemampuanmu dalam menyelesaikan pekerjaan. Itulah mengapa, hard skill kerap disebut sebagai kemampuan teknis. 

    The Balance Careers menuliskan, keterampilan ini relatif mudah diukur. Beberapa contohnya adalah:

    a. Pengoperasian komputer

    Di masa kini, banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dengan komputer. Tak heran, kemampuan pengoperasian komputer semakin dicari-cari.

    Tentu saja, kemampuan ini tak cuma soal menyalakan dan mematikan komputer. Indeed menuliskan, perusahaan biasanya mencarimu yang mampu menggunakan software tertentu, seperti:

    • analisis
    • media sosial
    • desain grafis
    • Microsoft Office
    • email
    • marketing automation
    • data visualization
    • aplikasi akuntansi
    • dan lain-lain

    b. Bahasa

    Bahasa adalah bagian dari hard skill

    Secara umum, di dunia kerja, kamu butuh bahasa Inggris. Perusahaan tertentu juga mencarimu yang fasih berbahasa Mandarin. Semua tergantung pekerjaan dan tempatmu melamar kerja.

    Baca Juga: 5 Manfaat Menguasai Bahasa Asing selain Inggris di Dunia Kerja

    c. Kemampuan spesifik untuk pekerjaan tertentu

    Semua pekerjaan tentu menuntut keterampilan tertentu. Seorang developer aplikasi harus menguasai programming. Seorang akuntan harus memahami laporan keuangan.

    Nah, keterampilan-keterampilan spesifik itu adalah bagian dari hard skill. Apa pun pekerjaannya, kemampuan ini selalu dibutuhkan.

    Akan tetapi, bentuknya bisa berbeda-beda, tergantung job description pekerjaan terkait.

    Nah, bagaimana dengan pekerjaan digital saat ini? Apa saja hard skill yang dibutuhkan, ya?

    Jika kamu penasaran, yuk, dapatkan informasinya di Laporan Gaji dan Skill Indonesia 2022 dari Glints.

    Dalam e-book ini, Glints membahas skill-skill yang diperlukan pekerjaan digital yang sedang populer serta kisaran gajinya.

    Menarik, bukan? Yuk, klik banner di bawah ini untuk download ebook-nya secara gratis!

    2. Soft skill

    soft skill adalah

    © Freepik.com

    Selain soft skill, ada juga hard skill. Kelompok keterampilan ini cenderung subjektif dan sulit dinilai, namun sangat penting.

    The Balance Careers menuliskan, soft skill bisa mendorong kesuksesan di tempat kerja. Sebab, kamu jadi mampu mengatur waktu dan bekerja dalam tim.

    Nah, beberapa contoh soft skill adalah:

    a. Problem solving

    Seperti namanya, problem solving merupakan kemampuan memecahkan masalah. Akan tetapi, menurut Zippia, prosesnya tak sesederhana itu.

    Sebelum memecahkan masalah, kamu harus memahaminya dulu. Nah, proses pemahaman ini butuh kemampuan riset, analisis, sampai active listening.

    Setelah itu, barulah kamu bisa memecahkan masalah. Saat menjalani proses ini, kreativitas dan inovasi sangat dibutuhkan. Dengan begitu, solusi buatanmu lebih berkualitas.

    b. Mengatur waktu

    Selanjutnya, ada manajemen waktu. 

    Dengan pembagian waktu yang pas, kamu bisa kerja secara efisien. Selain itu, tingkat stresmu juga bisa ditekan.

    Otomatis, kamu jadi lebih produktif. Itulah mengapa, keterampilan ini penting.

    c. Komunikasi

    Ada juga keterampilan komunikasi. Soft skill yang satu ini sering dikaitkan dengan penyampaian pesan. Meski benar, komunikasi tak melulu soal itu, lho.

    Melansir Zety, komunikasi terdiri dari:

    • memahami informasi yang diberikan kepadamu
    • menyimak pesan dari orang lain, bertanya jika perlu
    • menyampaikan tanggapanmu, baik secara lisan maupun tertulis, hingga orang lain mengerti
    • menghormati cara pandang orang lain

    d. Self-management skill

    Selanjutnya, ada kemampuan self-management. Masterclass menuliskan, dengan kemampuan ini, kamu bisa bekerja tanpa perlu banyak diawasi.

    Self-management juga jadi salah satu kunci naik gaji dan promosi, lho. Sebab, keterampilan ini menunjukkan bahwa kamu bisa dipercaya untuk menyelesaikan pekerjaan.

    Nah, self-management terdiri dari beberapa keterampilan, yakni:

    • organisasi
    • selfregulation
    • manajemen stres
    • adaptasi

    Di Glints ExpertClass, ada juga kelas-kelas terkait soft skill. Yuk, segera pilih kelasnya dan pelajari keterampilan ini, langsung dari ahlinya. Klik tombol di bawah:

    CARI KELAS SOFT SKILL

    Perbedaan Skill dengan Kompetensi

    Dilansir dari SpriggHR, kompetensi merupakan istilah yang lebih luas dari pada skill. Kompetensi tidak hanya mencakup keterampilan tetapi juga karakter dan perilaku.

    Skill adalah kemampuan spesifik yang kamu butuhkan untuk mengerjakan sesuatu.

    Tetapi kompetensi adalah kombinasi antara skill, karakter, dan perilaku untuk bisa menjalankan sebuah profesi dengan efektif.

    Lebih lengkapnya, perbedaan skill dengan kompetensi bisa disimak dari penjelasan berikut.

    1. Kesulitan untuk mempelajari

    Bayangkan jika kamu adalah seorang data analyst. Skill pengolahan data seperti Microsoft Excel pasti bisa dengan mudah kamu pelajari.

    Namun, kompetensi sebagai data analyst pasti membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dikuasai.

    Kamu perlu mempelajari kemampuan lainnya seperti analisis, komunikasi, sifat tidak mudah menyerah, dan lain sebagainya.

    2. Komitmen untuk hasil

    Seorang broker dengan analytical skill yang baik tentu bisa menyelesaikan tugasnya.

    Namun, mereka yang memiliki interpersonal skill dan bisa mengelola stresnya dengan baik, berarti telah memiliki kompetensi sebagai broker.

    Kompetensi tak hanya membantu seseorang untuk selesaikan tugas tetapi juga memberikan hasil kinerja yang lebih baik.

    3. Pengambilan keputusan

    Dalam pengambilan keputusan, seseorang tidak hanya butuh skill tetapi juga kompetensi.

    Social media officer mungkin telah memiliki skill analisis Instagram insights.

    Namun, bagaimana ia memanfaatkan insights tersebut untuk mengambil keputusan adalah bagian dari kompetensi seorang social media officer.

    Tips Meningkatkan Skill

    tips meningkatkan keterampilan

    © Freepik.com

    Skill dibutuhkan untuk meraih pekerjaan impian. Glints sudah sempat menyinggung hal ini di atas.

    Oleh karena itu, yuk, pelajari dan asah keterampilanmu. Ini dia tipsnya:

    1. Pilih dulu kemampuannya

    Pertama-tama, pilih kemampuan yang ingin kamu asah. Kamu bisa mencari keterampilan yang sesuai tujuan kariermu.

    Kamu juga bisa memilih kemampuan-kemampuan yang sedang atau akan dibutuhkan di dunia kerja.

    Baca Juga: Pastikan Kamu Punya 6 Skill Ini Sebelum Kerja Remote

    2. Lihat proses belajar sebagai investasi

    Belajar membutuhkan waktu, tenaga, bahkan uang. Proses ini jauh dari kata instan.

    Oleh karena itu, kamu harus bersabar. Ingat-ingat terus motivasimu. Ingat, kalau proses belajar sudah selesai, kamu akan mendapat hadiah besar berupa kemampuan baru.

    3. Buat rencana

    Selanjutnya, coba buat rencana dan tujuan jangka pendek. Tentukan kapan kamu harus belajar, latihan, dan mengevaluasi kemampuanmu.

    Dalam proses ini, Indeed menuliskan, buatlah rencana yang realistis. Dengan begitu, kamu tak kelelahan untuk melakukan rencana itu.

    4. Pelajari keterampilannya

    Selanjutnya, yuk, eksekusi rencanamu! Asah kemampuanmu dan terus belajar sesuai timeline yang sudah ada.

    Kamu bisa manfaatkan sumber daya pembelajaran gratis dari internet maupun YouTube.

    5. Ikut pelatihan

    Nah, jika kamu bukan tipe yang bisa belajar secara otodidak, kamu juga bisa ikut beberapa pelatihan.

    Mulai dari pelatihan jangka panjang seperti bootcamp, atau yang janga pendek seperti expert class. Pelatihan seperti ini bantu kamu belajar lebih sistematis bersama para profesional di bidangnya.

    6. Ikut kelompok belajar

    Belum ada biaya untuk mengikuti pelatihan berbayar? Kamu bisa temukan teman belajar dari lingkungan sekitarmu maupun media sosial lalu ajak mereka untuk belajar bersama-sama.

    Belajar dengan teman seperjuangan terkadang bisa bantu kamu untuk tetap semangat, lho.

    7. Minta feedback

    Hal ini memang tidaklah mudah, karena kita harus siap menerima kenyataan bahwa mungkin skill kita belum mumpuni.

    Jika tidak meminta feedback, kamu tak akan tahu kemampuanmu sudah sejauh mana. Mintalah feedback kepada mentor atau ke teman supaya mereka bisa beri lebih banyak masukan.

    Baca Juga:

    8. Monitor seluruh progres

    Rencana belajar yang telah kamu susun akan terbuang percuma jika tidak kamu cek progresnya.

    Dengan mengecek progres, kamu bisa mengidentifikasi kelemahanmu lebih cepat. Setelah itu, kamu bisa kembali cari cara belajar yang lebih efektif.

    9. Bangun networking

    Mirip seperti poin sebelumnya, kamu juga bisa tingkatkan skill melalui networking.

    Jika memiliki relasi yang bekerja di bidang yang sama, kamu berkesempatan untuk menimba ilmu dari yang lebih berpengalaman.

    10. Jangan lihat sebagai beban

    Di tengah jalan, ternyata, proses belajarmu terlalu berat? Jangan paksakan dirimu, ya. Coba ambil waktu istirahat sebentar.

    Kalau perlu, sesuaikan kembali rencana belajarmu. Meski progresmu pelan, asal mau konsisten, kemampuanmu akan terus terasah. Jadi, tak perlu khawatir.

    Istilah Lainnya Terkait Skill

    istilah lainnya terkait skill

    © Freepik.com

    Bicara soal keterampilan, ada beberapa istilah yang sering dipakai. Beberapa di antaranya adalah:

    1. Transferable skill

    Menurut Indeed, transferable skill adalah kemampuan yang dibutuhkan berbagai industri dan pekerjaan. Kadang kala, ada yang menyebutnya portable skill.

    Beberapa contohnya adalah:

    • komunikasi
    • kerja sama
    • adaptasi
    • kepemimpinan
    • pemecahan masalah
    • analisis
    • inisiatif
    • kemampuan komputer

    Baca Juga: Ingin Mencoba Karier Baru? Pahami Transferable Skill Dulu, Yuk!

    2. Upskilling

    Kata Forbes, secara sederhana, upskilling merupakan proses belajar keterampilan baru. Akan tetapi, sejatinya, upskilling punya arti yang lebih kompleks.

    Upskilling didorong oleh perkembangan teknologi, termasuk di dunia kerja. Teknologi ini mengubah kebutuhan keterampilan di dunia kerja.

    Kemampuan yang dulu penting, kini sudah bisa tergantikan oleh aplikasi dalam komputer. Akan tetapi, muncul kebutuhan kemampuan baru untuk menunjang teknologi itu.

    Nah, untuk menjembatani perubahan ini, upskilling pun dilakukan. 

    3. Reskilling

    Selanjutnya, ada reskilling. Mengutip TechTarget, sama seperti upskilling, reskilling adalah proses mempelajari kemampuan baru.

    Akan tetapi, teknis pelaksanaannya berbeda. 

    Saat melakukan upskilling, kamu menambah kemampuan baru untuk menunjang kemampuanmu sebelumnya. Sementara itu, reskilling berarti mengganti kemampuan lama dengan kemampuan baru.

    Namun, keduanya sama-sama didorong oleh perkembangan teknologi.

    Demikian penjelasan Glints soal skill. Jangan lupa, asah terus kemampuanmu, ya. Dengan begitu, karier dan dirimu bisa terus berkembang.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.6 / 5. Jumlah vote: 13

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait