Pelajari Return on Equity (ROE) dan Perannya dalam Menilai Performa Keuangan

Tayang 08 Des 2020 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Sebelum berinvestasi, mengetahui return on equity (ROE) sebuah perusahaan adalah langkah yang wajib diambil oleh investor. 

    Bagaimana tidak, angka tersebut dapat menunjukkan efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan ekuitas dan performa keuangannya secara keseluruhan.

    Ingin mempelajari ROE lebih lanjut mulai dari pengertian, cara menghitung, sampai apa saja kegunaannya?

    Baca artikel ini sampai tuntas, ya!

    Apa Itu Return on Equity (ROE)?

    return on equity ROE adalah

    © Freepik.com

    Mengutip Investopedia, return on equity adalah rasio yang menunjukkan seberapa efisienkah sebuah perusahaan dan manajemennya (dari segi keuangan).

    Rasio ini dibutuhkan oleh para investor, agar mereka tahu apakah performa keuangan sebuah perusahaan cukup baik sebelum diinvestasikan.

    Istilahnya, sama seperti ketika ingin menyelam. Kamu perlu tahu seberapa dalam kolam yang diselami, agar disesuaikan dengan kemampuan diri.

    Saat baru belajar berenang, akan bahaya dan bisa saja tenggelam jika menyelam di kolam dalam, kan? 

    Intinya, ROE sangat penting untuk dilihat oleh investor, agar tidak asal masuk secara buta. Dengan data ini, setidaknya mereka tahu medan yang akan dihadapi nantinya. 

    Semakin tinggi ROE, tandanya semakin efisien pula manajemen perusahaan dalam mencari pendapatan dan meningkatkan perkembangan dari pembiayaan ekuitas yang ada. 

    Sampai sini sudah paham tentang dasar dari return on equity, kan?

    Baca Juga: Risk Management: Definisi, Tanggung Jawab, dan Skill yang Diperlukan

    Cara Menghitungnya

    return on equity adalah

    © Freepik.com

    Di awal sempat disebutkan bahwa ROE menandakan performa keuangan sebuah perusahaan. 

    Nah, perhitungan apakah kira-kira yang bisa menentukan hal tersebut? 

    Jawabannya adalah pendapatan bersih dan juga ekuitas dari para shareholder atau biasa disebut dengan istilah pemegang saham.

    Cara menghitung ROE pun mudah, kamu hanya perlu membagi jumlah pendapatan bersih dengan shareholders’ equity.

    Pendapatan bersih yang dimaksud di sini adalah pendapatan perusahaan, dikurangi dividen dan pengeluaran lainnya. 

    Untuk shareholders’ equity, jumlah yang diperhitungkan dalam return on equity adalah semua saham yang dimiliki oleh para stockholder/investor.

    Indikasi Return on Equity

    Seperti yang sudah disebutkan berulang kali dari awal, ROE itu digunakan untuk menunjukkan performa keuangan dan efisiensi sebuah perusahaan.

    Melansir Corporate Finance Institute, return on equity dapat memperlihatkan inti dari suatu perusahaan, untuk mengukur profitabilitas (kemungkinan mendapatkan keuntungan) bagi para pemilik usaha dan investor.

    Pendapatan yang diterima oleh para stockholder adalah tolak ukur yang menunjukkan seberapa besar uang yang kembali setelah mereka berinvestasi di sana.

    Baca Juga: Yuk, Kenali Perbedaan Risiko Sistematis dan Risiko Sistemik

    Mencari Tahu Masalah dengan Melihat ROE

    return on equity ROE

    © Freepik.com

    Selain mengindikasikan keuntungan yang mungkin didapatkan, fungsi lain return on equity adalah mencari tahu masalah di perusahaan yang mungkin tak terlihat di permukaan.

    Memang, ROE tinggi menandakan manajemen keuangan perusahaan cukup bagus. Akan tetapi, kalau tidak diimbangi dengan ekuitas yang setimpal bisa menjadi faktor risiko juga.

    Disarikan dari Investopedia, berikut adalah penjelasannya. 

    1. Profit tidak konsisten

    Salah satu masalah utama dari ROE yang terlampau tinggi adalah kemungkinan adanya profit yang tidak konsisten. 

    Misalkan, ada perusahaan yang sudah beberapa tahun belakangan tidak memiliki profit sama sekali.

    Tiba-tiba tahun ini mereka mendapatkan profit. Setelah dihitung, nilai akhir ROE bisa jadi sangat tinggi tetapi agak menyesatkan.

    2. Utang dalam jumlah besar

    Permasalahan kedua yang bisa jadi “bersembunyi” di belakang return on equity yang tinggi adalah sebuah perusahaan memiliki utang dalam jumlah besar. 

    Contohnya adalah ada perusahaan yang sedang sering meminjam uang dalam jumlah besar. Pinjaman tersebut dapat secara instan meningkatkan ROE. 

    Pasalnya, equity yang terdapat dalam perhitungan adalah hasil pengurangan aset dengan utang. 

    Semakin tinggi utang sebuah perusahaan, semakin rendah pula ekuitasnya.

    Baca Juga: Cari Tahu Letak Perbedaan antara Angel Investor dan Venture Capital di Sini

    Itu dia penjelasan lengkap seputar return on equity, mulai dari pengertian sampai kegunaannya untuk mencari tahu beragam masalah di sebuah perusahaan.

    Intinya, ROE merupakan rasio yang membantu investor melihat kemungkinan mendapat keuntungan setelah berinvestasi di perusahaan tertentu. 

    Semoga artikel ini dapat bermanfaat untukmu, ya.

    Kalau ingin mendapat informasi seputar topik keuangan seperti ini, kamu bisa coba berlangganan newsletter blog dari Glints, lho.

    Ingin belajar langsung dari ahlinya? Tenang saja, Glints ExpertClass siap mewujudkan impianmu. 

    Glints ExpertClass adalah kelas yang akan dibawakan oleh para ahli di bidang keuangan (baik pribadi maupun perusahaan), dengan pengalaman yang tak perlu diragukan lagi.

    Jadi, tunggu apa? Cari kelas yang ingin diikuti dan daftarkan dirimu, sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait