Return on Ad Spend, Metrics untuk Mengukur Keampuhan Strategi Iklan

Diperbarui 24 Des 2020 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Ingin mengetahui efektivitas digital campaign yang dijalankan? Jika ya, return on ad spend atau ROAS adalah metrics marketing yang bisa digunakan untuk mengukurnya. 

    Dengan ROAS, kamu jadi bisa tahu apakah apa yang dikeluarkan setimpal dengan apa yang diterima. 

    Disarikan dari Bigcommerce, Corporate Finance Institute, dan The Balance SMB, berikut adalah penjelasan seputar ROAS.

    Simak artikel ini sampai tuntas agar benar-benar paham, ya!

    Apa Itu Return on Ad Spend?

    apa itu return on ad spend

    © Freepik.com

    Return on ad spend atau ROAS adalah cara mengetahui efektivitas digital campaign yang dijalankan. 

    Dengan mencari tahu ROAS, kamu akan tahu lebih dalam performa tiap iklan yang dipasang dan bagaimana pengaruhnya ke perusahaan.

    Istilahnya seperti ketika investasi emas, kamu pasti berharap nilai jualnya akan naik terus agar uang, perhitungan, dan tenaga yang dikeluarkan setimpal, kan?

    Nah, sama saja halnya dengan ROAS.

    Perusahaan tentu perlu mengevaluasi apakah hasil yang didapatkan setimpal dengan tenaga dan biaya yang dikeluarkan.

    Kamu bisa mengukur ROAS dalam berbagai macam level pada akun Google Ads yang dimiliki.

    Hal tersebut mulai dari akun itu sendiri, salah satu campaign yang dibuat, grup campaign secara keseluruhan, dan seterusnya.

    Kalau digabungkan dengan customer lifetime value (CLV), kamu jadi bisa lebih paham strategi mana yang ampuh dan budget yang dibutuhkan.

    Jadi, tim marketing dan advertising akan memiliki arah yang lebih jelas, dan juga campaign yang dijalankan tentu akan lebih efektif lagi.

    Baca Juga: Apa sih Perbedaan Antara Google Adwords dan Adsense?

    Cara Menghitung dan Apa Saja yang Harus Diperhatikan

    SOV

    © Freepik.com

    Cara menghitung ROAS adalah dengan membagi gross revenue (pendapatan kotor) dari ad campaign dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuat campaign tersebut.

    Sangat sederhana, bukan?

    Kalau ingin contoh lengkap, tenang saja. Glints sudah menyiapkannya untukmu.

    Katakanlah perusahaan A menjalankan campaign selama satu bulan, lalu mendapatkan keuntungan sebesar Rp15.000.000.

    Biaya yang dikeluarkan untuk campaign ini adalah Rp3.000.000.

    Dari data tersebut dan cara perhitungan di atas, hasilnya adalah Rp5 atau bisa dikatakan 5:1.

    Cara membacanya adalah setiap 1 rupiah yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk campaign tersebut, mereka mendapatkan keuntungan sebesar 5 rupiah. 

    Sampai sini paham, kan?

    Kalau sudah mengerti, Glints mau menjelaskan lagi faktor apa saja yang harus masuk ke dalam perhitungan tersebut. 

    Ketika menghitung ROAS, hal yang tidak boleh dilupakan adalah biaya partner/vendor, komisi affiliate, dan juga biaya yang dikeluarkan untuk click dan impression.

    Biaya vendor biasanya dikeluarkan saat sedang pembuatan iklan itu sendiri. Gaji anggota advertising in-house per bulannya juga masuk biaya pengeluaran, lho. 

    Komisi affiliate dikeluarkan untuk membayar bidding iklan dan juga biaya lain yang terkait dengan pihak penerbit campaign-mu. 

    Untuk click dan impression, kamu juga harus memperhitungkan biaya yang dikeluarkan untuk strategi yang digunakan. Baik itu cost per click, cost per impression, dan lainnya.

    Baca Juga: 5 Strategi Pemasaran Jitu yang Wajib Kamu Catat

    Mengapa ROAS Penting?

    return on ad spend

    © Freepik.com

    Seperti yang sudah disebutkan di awal, pentingnya ROAS adalah perusahaan jadi bisa tahu apakah strategi marketing dan advertising yang dijalankan sepadan atau tidak. 

    Pasalnya, return on ad spend yang tinggi dapat membantu kesuksesan bisnis. Hal ini terutama jika terkait dengan peluncuran produk baru. 

    Metrics ini juga bisa jadi sarana evaluasi mengenai pilihan strategi yang dijalankan. 

    Contohnya adalah secara umum, website yang menggunakan strategi iklan banner biasanya memiliki ROAS yang lebih rendah.

    Setelah mengetahui hal tersebut, mereka jadi bisa menggunakan strategi yang lebih efektif lagi seperti pay per click, cost per action, misalnya.

    Alhasil, campaign dan strategi yang dijalankan seterusnya akan lebih efektif dan tentunya menguntungkan bagi perusahaan.

    Baca Juga: Tahapan Meningkatkan Conversion Rate dalam Marketing

    Itu dia penjelasan seputar return on ad spend (ROAS), mulai dari pengertian, cara menghitungnya, apa saja yang harus diperhatikan saat menghitung, dan juga cara kerjanya.

    Semoga setelah membaca artikel ini, kamu jadi lebih paham dan bisa mengaplikasikannya langsung di pekerjaanmu. 

    Ingin mendapatkan informasi terbaru yang bisa mendukung praktik digital marketing? Kamu bisa berlangganan newsletter blog dari Glints, lho.

    Cukup mendaftarkan email saja, informasi tersebut akan dikirimkan langsung ke emailmu setiap minggunya.

    Kamu juga bisa mengikuti kelas yang diadakan di Glints ExpertClass, kalau butuh belajar langsung dari ahlinya. 

    Glints ExpertClass sendiri adalah kelas yang akan dibawakan oleh para profesional di bidang marketing, dengan bertahun-tahun pengalaman.

    Jadi, tunggu apa lagi? Cari kelas yang ingin diikuti, sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.1 / 5. Jumlah vote: 16

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait