Benarkah Clubhouse Menggeser Eksistensi Podcast?

Diperbarui 24 Mar 2021 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Ketika Clubhouse mulai populer di kalangan pengguna media sosial, banyak yang membandingkannya dengan podcast.

    Tak hanya itu, banyak yang khawatir, hadirnya Clubhouse akan mengancam eksistensi podcast yang telah dulu muncul karena formatnya yang tidak jauh berbeda.

    Namun, apakah benar demikian? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

    Clubhouse

    clubhouse adalah

    © Theverge.com

    Popularitas aplikasi Clubhouse tidak terlepas dari andil Elon Musk yang mengajak Presiden Rusia Vladimir untuk berdiskusi melalui platform tersebut.

    Sejak saat itu, banyak pesohor dunia yang mulai ikut menggunakannya. Termasuk Oprah, Ashton Kutcher, Drake, Jared Leto, dan berbagai figur terkenal lainnya.

    Aplikasi berbasis suara ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Desember 2020 dan hingga saat ini hanya tersedia bagi pengguna iOS.

    The Guardian menyebut aplikasi ini sebagai klub elit dunia nyata dalam bentuk virtual. Ini karena kamu harus mendapatkan undangan (invite) terlebih dahulu untuk dapat mengakses Clubhouse.

    Setiap pengguna pun hanya akan mendapatkan dua invite. Akses ini, dilansir The Guardian, baru akan dibuka setelah fase beta selesai dilaksanakan pada tahun 2021.

    Konsep Clubhouse sendiri tak ubahnya dengan voice conference.

    Kamu bisa mendengarkan dan bahkan ikut serta dalam diskusi-diskusi di ruang (room) yang disediakan. Ada banyak room yang tersedia sesuai dengan topiknya, mulai dari kesehatan hingga isu dunia.

    Sayangnya, semua diskusi yang berlangsung dalam Clubhouse terjadi secara real-time.

    Artinya, ketika diskusi telah selesai, kamu tidak bisa mengaksesnya kembali. Kamu harus membuat room baru untuk memulai diskusi baru.

    Baca Juga: Tak Sekadar Diskusi, Ini 5 Tips Memaksimalkan Clubhouse bagi Brand

    Podcast

    podcast adalah

    © Fullyfundedpodcast.com

    Podcast adalah bentuk penyiaran audio di web. Konten podcast dapat didengarkan saat dalam perjalanan, saat bersantai atau bahkan saat bekerja.

    Jenis konten ini tidak membutuhkan semua perhatian penuh audiens seperti konten video atau blog.

    Live 365 menyebut, tidak ada kriteria atau batasan khusus untuk membuat podcast. Kamu bisa membuat podcast dengan genre apapun.

    Kamu bisa membuat konten podcast dengan topik apa saja dalam durasi beberapa menit hingga beberapa jam dengan berbagai format. Ada beberapa format podcast yang umum ditemui.

    • Konten podcast interview, di mana pemilik podcast mewawancarai narasumber atau tamu.
    • Podcast solo yang dijalankan oleh pemilik podcast seorang diri.
    • Podcast multi-host yang digawangi dua host atau lebih.

    Konten-konten podcast dapat diakses melalui berbagai platform seperti website, Spotify, Google Podcasts, Apple Podcast, dan lainnya.

    Konten yang dibagikan dalam podcast merupakan konten pre-record. Artinya, konten diproduksi terlebih dahulu sebelum dibagikan dan bukan secara real-time.

    Oleh karena itu, aplikasi podcast biasanya memiliki fitur download sehingga kamu bisa mendengarkan podcast yang diinginkan kapanpun dan di manapun.

    Baca Juga: Gaet Audiens Baru dengan Podcast Advertising, Iklan Modern Favorit Milenial

    Clubhouse vs Podcast

    Apakah hadirnya Clubhouse benar-benar akan menggeser popularitas podcast?

    LinkedIn mengatakan bahwa hadirnya Clubhouse malah akan membantu kreator untuk meningkatkan engagement pada podcast-mu.

    Podcast adalah konten audio yang dapat kamu sematkan di situs web atau dibagikan melalui media sosial.

    Sementara itu, Clubhouse dapat digunakan untuk membuat engagement pada topik tertentu atau melanjutkan percakapan dari episode terbaru podcast-mu.

    Sehingga, kamu bisa membuat pengalaman yang unik bagi pendengar lama sembari menarik pendengar baru untuk podcast-mu.

    Meski berdampak positif, Washington Post menyebut bahwa persaingan konten antara Clubhouse vs podcast tidak bisa dihindari. Ini karena pengalaman pendengar yang diberikan sangat jauh berbeda.

    Clubhouse akan lebih menarik bagi pendengar yang ingin mendapatkan informasi secara real-time.

    Sementara podcast akan lebih disukai oleh para pendengar yang ingin mengakses konten kapanpun dan di manapun.

    Untuk itu, kamu perlu membuat konsep yang berbeda jika ingin menggunakan Clubhouse dan podcast secara bersamaan.

    Dalam podcast, buatlah konten yang bersifat umum dan evergreen. Sehingga, pendengar tetap dapat merasa terhubung ketika mendengarkan konten podcast tersebut.

    Sementara pada Clubhouse, fokuslah pada isu-isu terkini yang sedang hangat dibicarakan. Jadi, pendengar bisa mendapatkan informasi terkini seputar topik yang diangkat.

    Baca Juga: 5 Tren Dunia Podcast yang Akan Booming di 2021 Mendatang!

    Itulah jawaban pertanyaan apakah Clubhouse akan menggeser podcast. Keduanya memang punya keunggulan masing-masing yang tentunya dinikmati oleh pendengar setianya.

    Nah, apakah kamu tertarik jadi podcaster andal atau speaker mumpuni di Clubhouse?

    Kamu bisa mengikuti webinar dari Glints ExpertClass untuk bisa membuat dan konten-konten yang menarik bagi audiensmu, lho!

    Cukup klik tombol di bawah ini untuk mendaftar berbagai webinar marketing dari Glints ExpertClass. Yuk, buruan sebelum kehabisan kuota!

    DAFTAR

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait