Productive Procrastination: Arti dan Tips Melakukannya

Tayang 05 Mar 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Dalam beberapa kasus, procrastination bukan jadi kebiasaan buruk, ada yang memanfaatkannya sebagai cara untuk tetap produktif. Konsep ini disebut productive procrastination.

    Kebiasaan menunda pekerjaan yang satu ini dianggap sebagai cara menunda pekerjaan yang terstruktur.

    Pasalnya, sang pelaku tetap bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan tidak meninggalkan tugas begitu saja.

    Yuk, simak informasi selengkapnya soal productive procrastination di bawah ini!

    Arti Productive Procrastination

    Dilansir Neuropedia, Productive procrastination adalah langkah seseorang melakukan aktivitas apapun selain tugas atau kewajiban utamanya.

    Konsep ini diperkenalkan John Perry, seorang profesor filosofi di Stanford pada tahun 1995. Ia menyebut konsep ini sebagai structured procrastination.

    John Perry menjelaskan bahwa konsep utamanya adalah untuk mengubah procrastination menjadi alat yang produktif.

    Zapier menjelaskan saat kamu memiliki tugas atau pekerjaan yang besar, secara alami kamu akan merasa tidak nyaman.

    Oleh karena itu, sering kali perasaan ini dialihkan dengan melakukan pekerjaan yang lain.

    Makanya, alih-alih hanya membuang waktu bermalas-malasan, kamu bisa mengubah procrastination-mu jadi productive procrastination.

    Contohnya, saat kamu malas melanjutkan pekerjaan dari kantor saat WFH. Kamu bisa menundanya dulu dengan membersihkan kamarmu hingga mencuci piring yang sudah menumpuk.

    Baca Juga: Mengapa Kita Menunda Pekerjaan & Tips Antisipasinya

    Perbedaannya dengan Menunda Pekerjaan

    Untuk lebih mudah membedakannya, penyebutan kedua konsep procrastination ini pun harus dibedakan, productive procrastination dan active procrastination.

    Pengertian dan tujuan

    Active procrastination adalah kebiasaan menunda pekerjaan untuk mengerjakannya mendekati tenggat waktu.

    Tujuan dari kebiasaan ini yaitu menggunakan rasa stres dan perasaan tertekan untuk termotivasi menyelesaikan tugas.

    Sementara productive procrastination kamu melakukan pekerjaan dan kegiatan lain untuk menunda pekerjaan utama/penting.

    Efek

    Seperti pengertian di atas, active procrastination membuatmu 100% tidak melakukan apapun alias bersantai dan tidak produktif.

    Sementara productive procrastination akan membuatmu lebih termotivasi sekaligus menenangkan dan menjernihkan pikiran sebelum kembali kerja.

    Melakukan aktivitas produktif lain memberimu istirahat dari pekerjaan. Nantinya kalau sudah siap, kamu bisa kembali produktif bekerja.

    Praktik

    Solving Procrastination menyebutkan, walaupun memiliki perbedaan, terkadang kamus secara tidak sadar bisa mempraktikkan keduanya secara bersamaan.

    Contohnya, kamu bisa saja menunda pekerjaan hingga deadline karena ingin mendapatkan motivasi (active procrastination), namun secara bersamaan kamu juga melakukan pekerjaan lainnya sehingga kamu tetap produktif (productive procrastination).

    Baca Juga: 5 Second Rule, Cara Produktif Untukmu yang Sering Menunda Pekerjaan

    Tips Membentuk Productive Procrastination

    Agar kamu tidak melakukan active procrastination, berikut adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengubah kebiasaan menunda pekerjaan menjadi aktivitas produktif.

    1. Buat jadwal harian

    Walaupun kamu tidak suka membuat jadwal harian atau to do list, agar tetap produktif, coba untuk membuat dan mengorganisasi jadwal kamu pada hari itu.

    Contohnya, kamu harus membuat laporan kegiatan workshop, kamu menunda pekerjaan tersebut dengan membuat to do list yang akan kamu lakukan pada hari itu.

    Kegiatan ini disebut time blocking. Saat melakukan ini, kamu bukan hanya menunda pekerjaan, tapi kamu juga akan mendapatkan manfaatnya.

    Dengan hal ini, kamu jadi tetap bisa melacak progres dan memberi waktu untuk diri bersantai dulu sebelum kembali bekerja.

    2. Bagi menjadi tugas-tugas kecil

    Jika kamu mendapatkan pekerjaan dengan skala besar, kamu cenderung akan menunda pekerjaan tersebut.

    Tips agar kamu tetap produktif walaupun menunda pekerjaan besar ini adalah dengan membaginya ke dalam bagian-bagian pekerjaan yang lebih kecil.

    Walaupun membagi pekerjaan ini tidak akan menguranginya, namun dalam bagian kecil akan membuat kamu tidak kewalahan saat pengerjaannya.

    Hal ini juga berguna karena kamu bisa membuat prioritas dan rencana pengerjaan yang lebih matang.

    3. Cek pekerjaan yang tidak membutuhkan fokus tinggi

    Cara lain untuk bisa mengubah kebiasaan menunda pekerjaan jadi sesuatu yang produktif adalah dengan mengecek pekerjaan lain yang tidak membutuhkan fokus tinggi.

    Kamu bisa mengalihkan pikiran sejenak sebelum memulai atau melanjutkan pekerjaan utama.

    Misalnya dengan mengecek email, membalas chat atau pesan, memeriksa undangan meeting di kalender, hingga hal-hal di luar pekerjaan seperti mengecek daftar belanja bulanan.

    Contoh lain, bila kamu penulis SEO sebelum mulai menulis artikel panjang, kamu bisa mencari tambahan keyword terlebih dahulu atau mengerjakan artikel dengan jumlah kata yang lebih sedikit.

    4. Bersih-bersih

    Bersih-bersih atau merapikan ruangan adalah kegiatan yang menjadi pilihan banyak orang saat menunda pekerjaan.

    Jika kamu bekerja dari rumah, bentuk productive procrastination kamu mungkin membersihkan ruang kerja, menambah dekorasi meja kerja, atau mencuci piring kotor.

    Saat kamu bekerja di kantor, kamu mungkin akan membereskan meja kerja dan menyusun dokumen berdasarkan abjad.

    Baca Juga: Aplikasi Buat Kamu Yang Punya Kebiasaan Menunda

    Itu dia serba-serbi productive procrastination yang perlu kamu ketahui.

    Pada akhirnya menunda pekerjaan adalah hal yang harus dihindari.

    Selain pekerjaan jadi menumpuk, kamu jadinya punya kebiasaan buruk dan manajemen waktumu jadi kurang baik.

    Nah, agar kamu tetap bisa produktif, baik kerja dari kantor atau rumah, Glints sudah siapkan ragam artikel mulai dari tips hingga teknik-teknik yang bisa kamu praktikkan.

    Tertarik? Yuk, klik di sini untuk temukan baca ragam artikel lainnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait