Memahami Apa Itu Pitching Klien dan 11 Tips Melakukannya
Isi Artikel
Sebagai orang yang bekerja di bidang sales, mungkin kamu bertanya, bagaimana cara membuat orang yang bukan pelanggan, berubah menjadi pelanggan? Salah satu pilihannya adalah melalui pitching klien.
Sudahkah kamu mengetahui definisi dan tujuan dari proses ajakan calon pelanggan ini? Selain itu, bagaimana langkah yang bisa dilakukan agar lebih efektif?
Glints punya jawaban dari semua pertanyaanmu. Simak di bawah ini, ya!
Apa Itu Pitching Klien?
Dirangkum dari Marketing Craft, pitching sendiri berarti semua aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk meyakinkan orang lain.
Dalam konteks bisnis, biasanya, pitching digunakan untuk meyakinkan klien atau pemegang kebijakan atas produk atau proyek tertentu.
Sering kali, pitching dilakukan dengan metode presentasi singkat kepada orang yang ingin diyakinkan.
Nah, dalam artikel ini, pembahasan akan dikerucutkan khusus untuk meyakinkan seorang klien atau calon klien.
Tujuan dari pitching ini biasanya memperkenalkan perusahaan, brand, produk, atau jasa yang kamu miliki.
Lantas, bagaimana cara melakukan proses ajakan untuk klien ini? Glints sudah membuat tipsnya untukmu.
11 Tips Pitching Klien
Dirangkum dari Sydney Morning Herald dan Entrepreneur, inilah hal yang bisa kamu lakukan:
1. Mulai dari masalah klien
Hal pertama yang wajib kamu ketahui adalah ekspektasi, keinginan, serta masalah yang bisa saja dihadapi oleh klien
Dengan mengetahui masalah yang mereka miliki, kamu bisa merancang materi pitching dengan lebih tepat sasaran.
2. Buat dirimu “dekat” dengan klien
Layaknya cermin, kamu bisa menjadi lebih dekat dengan klien atau calon klien jika merasa memiliki masalah yang sama atau mirip.
Orang akan lebih mudah dipengaruhi apabila terasa dekat dengan mereka. Jadi, tekankan hal ini dalam proses ajakan klienmu, ya!
Cari hal yang bisa jadi irisan antara dirimu dengan mereka.
3. Persiapan teknis
Hal-hal yang bersifat teknis sering kali dilupakan saat kita bekerja. Padahal, ini merupakan hal penting yang harus diingat.
Apakah dokumen presentasimu sudah baik? Apa kamu sudah memastikan dokumennya bisa dibuka? Bagaimana jika terjadi mati lampu?
Pastikan semua itu sebelum mulai pitching klien, ya!
4. Gunakan unique value proposition-mu
Trik pitching klien yang kedua adalah memanfaatkan unique value proposition (UVP) yang kamu miliki.
Dikutip dari Inc, UVP adalah pernyataan, penjelasan, atau uraian soal hal yang membuat apa yang kamu jual berbeda dengan produk lainnya.
Dengan menggunakan UVP, klien bisa terpikat oleh hal yang kamu tawarkan, alih-alih lebih memilih produk kompetitor.
5. Sampaikan dengan jelas
Presentasi tak hanya soal konten, lho! Caramu berbicara juga mempengaruhi apakah klien bisa diyakinkan atau tidak.
Selalu latih kemampuan public speaking-mu agar kamu semakin terdengar dan terlihat meyakinkan di mata calon pelanggan.
Ini akan menjadi nilai plus besar untukmu.
6. Buka dengan hal menarik
Saat akan memulai presentasi ajakan untuk calon pelanggan, pastikan kamu memulai dengan baik, ya!
Sebagai contoh, keluarkan data statistik yang mengejutkan atau buka dengan sepotong kisah humor yang menarik.
Dengan begitu, klien cenderung mendengarkan apa yang ingin kamu katakan dan lebih mudah kamu yakinkan.
7. Tunjukkan hasil nyata produkmu
Agar klien semakin yakin, dalam proses pitching, tunjukkanlah bukti nyata atau kebermanfaatan produkmu.
Alih-alih terlalu banyak bicara soal fitur kecil, coba lihat kembali masalah klien dan bagaimana produkmu bisa menyelesaikan persoalan tersebut.
Dengan fokus pada pelanggan, produkmu bisa lebih disukai.
8. Gunakan kata ganti orang kedua
Saat presentasi, coba pakai kata ganti orang kedua, alih-alih kata ganti orang pertama.
Contoh kata ganti orang kedua adalah anda, kamu, teman-teman, audiens sekalian, saudara-saudara, dan lain-lain. Sementara itu, kata ganti orang pertama di antaranya saya, aku, dan lain-lain.
Ini akan membuat klien merasa lebih dekat denganmu dalam proses ajakan dan promosimu.
9. Jaga durasi agar tidak terlalu lama
Tentu saja, calon pelanggan memiliki waktu yang sangat terbatas.
Oleh karena itu, proses pitching klien yang baik adalah yang berdurasi cukup. Tidak terlalu lama, namun tidak terlalu sebentar juga.
Rancang materimu sebaik mungkin agar singkat, padat, dan tetap jelas, ya!
10. Akhiri dengan CTA
Jangan lupa, sampaikan call-to-action atau CTA di akhir proses pitching klien, ya! Dengan begitu, mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.
Selain di akhir proses, kamu juga bisa menyisipkan CTA di tengah, bahkan awal presentasi. Sesuaikan semua dengan kebutuhan serta keadaanmu, ya!
11. Selalu follow up
Hal yang sering dilupakan adalah proses follow up alias menanyakan kembali, apakah calon klien tertarik dengan apa yang kamu tawarkan.
Padahal, proses follow up bisa menjadi kunci seseorang menjadi klienmu, lho! Pasalnya, tak semua orang bisa langsung tertarik lewat lirikan pertama.
Terkadang, proses pengenalan pertama memiliki output berupa brand awareness saja. Mereka bisa saja menjadi klien setelah kamu hubungi kembali.
Demikian uraian informasi dari Glints soal pitching klien dan beragam tipsnya. Terapkan semua satu per satu agar brand atau produkmu semakin sukses, ya!
Mau belajar lebih banyak tentang dunia sales? Ada banyak pembahasan penting lainnya di Glints Blog yang sayang jika kamu lewatkan.
Mulai dari topik terkait strategi, tren, hingga istilah teknis mengenai bidang sales, semuanya tersedia untukmu.
Jadi, kamu bisa perkaya pengetahuanmu dan mendalami bidang ini lebih jauh lagi.
Langsung klik link ini sekarang juga untuk temukan artikel terbarunya, ya!