Personalized Marketing, Strategi Brand untuk Mengambil Hati Pelanggan

Tayang 27 Jan 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Dalam beberapa tahun belakangan ini, marketing terus berkembang seiring dengan semakin canggihnya teknologi. Salah satu strategi marketing yang muncul di era modern ini adalah personalized marketing.

    Hal ini yang membuat para marketer semakin meninggalkan marketing tradisional.

    Sebab, strategi digital marketing ini terbukti mampu meningkatkan ROI hingga 20%, lho.

    Yuk, pelajari seluk-beluknya di artikel Glints ini!

    Baca Juga: Para Marketer, Simak 5 Tren Email Marketing 2021 Berikut Ini, yuk!

    Apa Itu Personalized Marketing?

    personalized marketing

    © Enengineering.com

    Personalized marketing adalah strategi marketing yang sangat sering digunakan saat ini.

    Dikenal juga dengan marketing personalization atau one-to-one marketing, strategi ini dilakukan dengan menyesuaikan brand message dengan individu calon prospek berdasarkan data.

    Menurut Instapage, personalized marketing sangat berbeda dengan marketing tradisional yang menyebarkan pesannya ke siapa pun secara luas.

    Dengan personalized marketing, yang menjadi fokus adalah relevansi brand message atau promosi terhadap orang yang menerimanya.

    Penerima brand message yang sudah disesuaikan idealnya merasa bahwa iklan atau pesan yang mereka dapatkan seakan dibuat khusus untuk mereka.

    Oleh karena itu, penggunaan data menjadi kunci utama yang perlu dikuasai marketer.

    Selain itu, waktu yang tepat juga menjadi pertimbangan penting dalam strategi marketing ini.

    Tujuan Personalized Marketing

    personalized marketing

    © Searchenginejournal.com

    1. Memaksimalkan customer experience

    Personalized marketing adalah cara yang sangat efektif untuk membuat konsumen merasa dimengerti.

    Dengan pesan yang tersampaikan dengan baik dan cocok dengan penerimanya, mereka bisa merasa telah menemukan solusi permasalahan dengan penawaranmu.

    Menurut Mail Chimp, personalized marketing membuat customer journey menjadi lebih mudah.

    Tak hanya itu, brand juga bisa membangun koneksi yang erat dengan konsumen.

    Jadi, mereka akan terus menggunakan produk atau jasamu.

    2. Meningkatkan loyalitas konsumen

    Loyalitas konsumen terhadap brand adalah hal yang sangat penting untuk mendatangkan keuntungan, dan ini bisa didapat dengan strategi ini.

    Riset menunjukkan bahwa dengan strategi ini, lebih dari 40% konsumen menjadi repeat customer atau pelanggan yang membeli kembali suatu barang atau menggunakan lagi jasa yang telah dicobanya.

    3. Mendatangkan keuntungan berlipat

    Personalized marketing adalah strategi yang lebih ekonomis daripada marketing tradisional, lho.

    Orang-orang yang melihat iklan personalized marketing adalah yang kemungkinan besar sudah cocok dengan barang atau jasa yang kamu tawarkan.

    Tentu kemungkinan mereka membeli semakin besar.

    Selain itu, paling tidak 85% konsumen yang membeli produkmu merasa puas dengan apa yang mereka dapat.

    Akan tetapi, ini juga tergantung kualitas produk atau jasamu, ya.

    Baca Juga: 5 Tool Email Marketing Automation untuk Strategi Pemasaran yang Sukses

    Cara dan Tips Melakukan Personalized Marketing

    personalized marketing

    © Kisscc0.com

    1. Kumpulkan data

    Untuk melakukan personalized marketing, hal paling utama yang perlu dilakukan marketer adalah mengumpulkan data.

    Pasalnya, tanpa data, akan sulit untuk menemukan target yang tepat dan cara pendekatan yang paling cocok.

    Data-data ini harus diolah untuk membentuk buyer persona sehingga upaya marketing menjadi tepat sasaran.

    Tool apa pun yang kamu gunakan, misalnya Facebook Ads, wajib untuk memiliki data yang cukup terlebih dahulu sebelum melakukannya.

    Untuk mendapatkan data, kamu harus tahu apa saja atribut yang ingin dikumpulkan sesuai dengan produk atau jasa yang akan dipasarkan.

    Semakin banyak data yang dikumpulkan, semakin baik kamu memahami pelangganmu.

    2. Buat customer persona

    Setelah bisa mengumpulkan data yang cukup, kamu bisa membuat customer persona.

    Customer persona dalam personalized marketing adalah segmentasi audiens berdasarkan faktor-faktor tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, penghasilan, lokasi, kebiasaan tertentu, dan masih banyak lagi.

    Ini memudahkan marketer untuk menentukan bagaimana konten serta cara memasarkan produknya yang paling tepat.

    3. Rencanakan content map

    Dalam content map, kamu harus memikirkan konten apa yang paling menarik untuk calon pembeli.

    Tak hanya menarik, kontenmu juga baiknnya bermanfaat dan meningkatkan engagement.

    Misalnya, jika produkmu di bidang fashion, kamu bisa membuat konten tips-tips berpakaian dan hal terkait lainnya.

    Hal ini juga harus disesuaikan dengan ketertarikan segmen audiens yang sudah dibuat sebelumnya.

    4. Buat personalized content

    Jika tahap 1-3 sudah dilakukan, kamu siap untuk membuat konten untuk strategi marketing-mu.

    Yang paling umum digunakan untuk personalized marketing adalah email dengan tool automation.

    Dengan tool ini, kamu bisa menghemat waktu dan mengirim pada banyak orang dengan lebih cepat.

    Konten yang dikirimkan harus sepersonal mungkin dan sesuai dengan penerimanya.

    Jadi, buat beberapa versi konten untuk satu campaign yang sama.

    Baca Juga: Ingin Mengirim Newsletter? Ketahui Dulu Rekomendasi Tools-nya di Sini!

    Memang butuh usaha ekstra untuk melakukan personalized marketing, tetapi strategi ini adalah strategi yang sudah terbukti efektif.

    Jadi, coba tingkatkan penjualanmu dengan menjalankannya, ya.

    Untuk memperdalam pengetahuanmu di bidang digital marketing, kamu bisa ikut kelas di Glints ExpertClass, lho.

    Ragam webinar-nya dibawakan oleh para pakar dalam marketing yang akan berbagi banyak ilmu.

    Yuk, cek kelas yang tersedia dan langsung beli tiketnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait