Pemira: Definisi, Tujuan, Asas, dan Impelementasinya
Pemira adalah singkatan dari pemilihan raya, yang mirip dengan pemilihan umum (pemilu) pada tingkat nasional, dan diberlakukan untuk ranah perguruan tinggi.
Pemira merupakan kesempatan pembelajaran demokrasi yang menarik untuk mahasiswa.
Di sini, mahasiswa dari berbagai organisasi kemahasiswaan harus bersaing secara adil dalam proses pencalonan sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di tingkat universitas atau fakultas.
Ingin tahu lebih dalam mengenai serba serbi pemira?
Glints sudah merangkum berbagai informasinya dari berbagai sumber dalam artikel di bawah ini. Pelajari hingga akhir, ya!
Isi Artikel
Definisi Pemira
Pemira adalah suatu impelementasi demokrasi yang diadakan untuk memilih Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) atau Presiden Mahasiswa serta anggota Majelis/Dewan Permusyawaratan Mahasiswa.
Keduanya merupakan badan resmi di kampus dan berada di bawah naungan perguruan tinggi terkait.
Pemira biasanya diadakan setiap tahun dengan tujuan mencari generasi baru yang akan memimpin gerakan di kampus.
Asas Pemira
Dikutip dari Majelis Permusyawaratan Mahasiswa UNJ, , berikut adalah 4 asas pemira yang wajib dilaksanakan:
- “Langsung” berarti pemilih harus memberikan suaranya secara langsung tanpa perwakilan.
- “Umum” berarti pemilihan dapat diikuti oleh seluruh warga negara yang memiliki hak suara.
- “Bebas” berarti pemilih memberikan suara tanpa paksaan dari pihak manapun.
- “Rahasia” berarti suara yang diberikan bersifat rahasia dan hanya diketahui oleh pemilih itu sendiri.
Tujuan Pemira
Dikutip dari Universitas Airlangga, program ini merupakan pesta demokrasi bagi para mahasiswa, yang memberikan hak suara kepada setiap kandidat dari masing-masing organisasi mahasiswa.
Kegiatan ini menjadi media bagi fakultas untuk merefleksikan pendidikan berkualitas sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Melalui pemira, berikut tiga tujuan utama yang diharapkan dapat tercapai.
- Pemira dapat menguji hak-hak aspiratif mahasiswa.
- Pemira memungkinkan proses rekrutmen organisasi kemahasiswaan yang tetap berpegang pada asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
- Pemira diharapkan menciptakan pergiliran kepemimpinan yang damai.
Dengan ini, pemira diharapkan dapat menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan keinginan mahasiswa, berkualitas, dan mampu memajukan organisasi kemahasiswaan dalam perguruan tinggi.
Pelaksanaan Pemira
Pemira umumnya diadakan setiap 1 tahun sekali atau sesuai jadwal yang ditetapkan oleh lembaga kemahasiswaan di perguruan tinggi.
Proses pelaksanaan pun melibatkan sebuah panitia pemilihan atau komisi pemilihan yang bertugas mengatur dan memfasilitasi seluruh proses pemilihan.
Mekanismenya akan dimulai dengan pembagian kotak suara berdasarkan jumlah HIMA dan kotak suara untuk calon Presiden BEM sesuai dengan pasangan yang mencalonkan diri.
Kemudian, perhitungan akan dilakukan setelah semua suara terkumpul.
Nah, salah satu kendala dalam pelaksanaan pemira adalah, perhitungan suara di TPS sering kali memakan waktu yang sangat lama dengan banyaknya jumlah kotak suara, sehingga tidak efisien.
Apalagi, dengan mempertimbangkan intensitas mahasiswa yang berkuliah atau hadir di kampus pada hari tersebut, dapat menyebabkan mahasiswa, terutama mahasiswa baru, kurang terlibat.
Maka dari itu, beberapa universitas mulai menerapkan sistem e-voting untuk rekapitulasi penghitungan suara secara elektronik.
Adanya teknik ini diharapkan dapat memberikan dampak sebagai berikut pada proses.
- mengurangi kesalahan dalam memasukkan surat suara ke kotak suara
- mempercepat waktu perhitungan suara
- meminimalkan biaya dan kebutuhan pencetakan kertas surat suara sebagai media pemilihan sebelumnya
Demikian penjelasan mengenai pemira.
Intinya, PEMIRA adalah ajang pembelajaran bagi mahasiswa yang bertujuan untuk menciptakan proses politik yang rasional dan mencerdaskan.
Dengan demikian, setelah lulus, mahasiswa diharapkan sudah terbiasa dengan praktik politik yang sehat dan beretika.