Organic Marketing vs Paid Marketing: Strategi Mana yang Lebih Dibutuhkan Marketer?

Diperbarui 23 Nov 2022 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Dalam dunia pemasaran digital, para marketer kerap membandingkan organic marketing vs paid marketing.

    Mengapa demikian? Sebab, kedua strategi tersebut dinilai memiliki pola kerja yang cukup serupa.

    Tak hanya itu, metode-metode ini juga dianggap efektif untuk membantu perusahaan mencapai tujuan sales mereka.

    Meskipun demikian, sebagai seorang profesional, wajib sifatnya bagimu untuk memahami perbedaan kedua strategi pemasaran ini.

    Dengan mengetahui perbedaannya, kamu akan memahami manfaat yang dapat diberikan masing-masing strategi untuk keperluan marketing-mu.

    Nah, agar tidak bingung lagi, berikut Glints paparkan serba-serbi organic marketing vs paid marketing khusus untuk kamu. Simak selengkapnya di bawah ini.

    Baca Juga: Promosikan Produk secara Jitu dengan Strategi Trade Marketing

    Definisi Organic dan Paid Marketing

    organic marketing vs paid marketing

    © Freepik.com

    Sebelum mengulas perbedaan organic marketing vs paid marketing, kita harus mengulas dulu definisi dari masing-masing strategi.

    Menurut laman Writer Access, organic marketing mengacu pada strategi pemasaran yang dapat menghasilkan traffic dari waktu ke waktu tanpa menggunakan metode berbayar. 

    Dalam strategi ini, marketer dapat memanfaatkan berbagai platform, termasuk posting blog, social media repost, unpaid tweet, hingga Facebook updates.

    Organic marketing sendiri menggunakan SEO dan berbagai saluran lainnya untuk meningkatkan brand awareness di mata para target audiens.

    Di sisi lain, paid marketing mendorong brand untuk menargetkan, menjangkau, melibatkan, dan mengonversi audiens menggunakan metode berbayar.

    Hal tersebut dinilai perlu karena memanfaatkan metode berbayar dirasa sebagai strategi yang lebih efektif

    Alih-alih menunggu seseorang menemukan posting blog dalam pencarian organik, paid marketing memaksamu untuk mendorong konten dalam bentuk iklan.

    Iklan tersebut nantinya akan langsung sampai ke audiens target. 

    Dengan demikian, ia dianggap sebagai strategi yang jauh lebih mengedepankan penjualan dan berfokus pada engagement ketimbang awareness.

    Perbedaan Organic Marketing vs Paid Marketing

    Setelah membaca definisinya, perbedaan jelas antara organic marketing vs paid marketing adalah cara pemasarannya.

    Meskipun demikian, bukan itu saja hal yang membedakan kedua strategi marketing tersebut.

    Nah, berikut ini adalah beberapa perbedaan lainnya antara organic dan paid marketing.

    Baca Juga: Ingin Maksimalkan Content Marketing? Ini 7 Tipsnya!

    1. Biaya pemasaran

    organic marketing vs paid marketing

    © Freepik.com

    Melansir Business Degrees, salah satu hal yang membedakan organic marketing vs paid marketing adalah biaya pemasarannya.

    Dikarenakan organic marketing menggunakan platform seperti blog dan media sosial, secara otomatis biaya yang perlu dikeluarkan tidaklah banyak.

    Di sisi lain, paid marketing mendorong marketer untuk memanfaatkan berbagai tools dan platform ads berbayar.

    Berdasarkan hal tersebut, perusahaan perlu mengeluarkan jauh lebih banyak uang untuk strategi paid marketing.

    2. Platform yang digunakan

    organic marketing vs paid marketing

    © Freepik.com

    Hal berikutnya yang membedakan organic marketing vs paid marketing adalah platform yang perlu digunakan, sesuai diungkapkan oleh Hubspot.

    Strategi paid marketing akan mendorong marketer untuk menggunakan berbagai platform periklanan berbayar.

    Sebagai contoh, adalah tools search marketing, paid social media ads, sponsored post, hingga YouTube Ads.

    Sementara itu, organic marketing lebih seperti pemasaran mulut ke mulut, di mana platform utama marketer adalah blog, media sosial feed, dan web resmi mereka.

    3. Tujuan akhir

    © Freepik.com

    Tujuan akhir dari masing-masing strategi organic dan paid marketing juga cukup berlainan.

    Pada dasarnya, organic marketing lebih diutamakan untuk keperluan awareness.

    Maka dari itulah platform yang digencarkan merupakan blog dan media sosial resmi perusahaan.

    Tak hanya itu, strategi ini juga biasanya digunakan bagi perusahaan baru yang sedang berkembang.

    Di sisi lain, tujuan akhir paid marketing adalah untuk keperluan engagement.

    Strategi ini dapat menggaet jumlah audiens yang lebih besar sehingga cocok untuk memengaruhi keputusan pembelian mereka.

    4. Target pemasaran

    © Freepik.com

    Aspek terakhir yang membedakan organic marketing vs paid marketing adalah target pemasarannya, sesuai disebutkan oleh Sales Force.

    Karena hanya disebarkan pada platform milik perusahaan, konten organic marketing cocok untuk diberikan pada pelanggan setia brand.

    Di sisi lain, kampanye paid marketing yang diluncurkan pada berbagai platform berbayar cocok untuk menggaet audiens dan prospek baru.

    Pasalnya, platform paid marketing dapat menjangkau lebih banyak orang ketimbang organic marketing.

    Baca Juga: Asal Mau Belajar, Influencer Marketing Bisa Efektif, lho!

    Itulah penjelasan singkat Glints mengenai organic marketing vs paid marketing.

    Intinya, kedua strategi memiliki fungsinya masing-masing dan dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan perusahaan.

    Maka dari itu, agar kinerjanya bisa maksimal, pahami dulu biaya dan keperluan yang dimiliki oleh badan usahamu.

    Nah, selain kedua strategi di atas, ada berbagai metode pemasaran lainnya yang wajib kamu kuasai.

    Penasaran apa saja? Bila ya, segera kunjungi Glints ExpertClass.

    Di sana, para pakar dan praktisi profesional siap membagikan ilmu mereka untukmu di kelas kategori marketing.

    Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, cek kelasnya sekarang juga. Jangan sampai ketinggalan!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait