Di tengah maraknya kemunculan perusahaan berbasis teknologi, peran engineer memiliki nilai yang tak kalah besar dengan tim lain. Salah satu posisi yang banyak diminati di bagian engineer adalah front end developer.
Front end developer bekerja secara beriringan dengan back end developer. Mereka dikhususkan mengerjakan halaman interaksi antara user dengan situs atau aplikasi.
Sementara itu, back end lebih kepada sistem atau urusan lain yang tak dilihat.
Nah, di dalam tulisan ini, Glints akan menjelaskan tentang posisi tersebut, keterkaitannya dengan back end, sekaligus skill apa yang harus dimiliki untuk menjadi seorang front end developer yang baik.
Apa Itu Front End?
Menurut UpWork, front end adalah “client-side” programming. Hal ini berbeda dengan back end yang kerap disebut sebagai “server–side” programming.
Dengan sebutannya sebagai client-side” ini, bisa disebutkan bahwa pekerjaan ini banyak berkaitan dengan pengguna. Terutama, mereka yang memakai situs atau aplikasi dari perusahaan.
Jadi, bayangkan sebuah perusahaan memiliki aplikasi. Nah, ketika ada orang yang melihat aplikasi itu, di situlah tim ini bekerja. Front end membuat interaksi dengan pengguna lewat banyak halaman, klik, atau swipe.
Orang yang berposisi sebagai front end ini pada intinya bekerja untuk menciptakan merespons keinginan dari user.
Respons ini kelak akan diteruskan kepada back end, yang menjadi motor dari situs atau aplikasi, dengan bentuk berupa permintaan atau penarikan data.
Apa yang Dilakukan Seorang Front End Developer?
Sebelumnya, telah dijelaskan dengan singkat tentang apa-apa saja yang dilakukan seorang front end developer. Di bagian ini, akan dijelaskan dengan lebih rinci tentang apa saja pekerjaan yang ia lakukan.
Menurut Ivan Codesido dari The Guardian Blog, tujuan dari posisi ini adalah untuk membuat halaman dan antarmuka yang jelas. Tujuannya adalah agar pengguna memahami apa isi dan konteks dari sebuah situs atau aplikasi.
Memang, front end developer pada dasarnya berinteraksi dengan user menggunakan aplikasi. Namun, apa yang mereka lakukan jauh lebih rumit dari sekadar itu.
UpWork menjelaskan kerja dari front end developer ini dalam beberapa bagian. Berikut di antaranya.
1. Membangun situs atau aplikasi
Pertama, mereka bekerja untuk membangun situs atau aplikasi. Sebuah situs atau aplikasi merupakan gabungan dari pekerjaan berbagai elemen di mana front end, bertanggung jawab pembuatan user interface.
Sementara itu, back end, jadi pihak yang membangun sistem atau database di dalamnya.
Nah, di langkah pertama ini, front end diharuskan untuk mendesain sebuah situs atau aplikasi yang ramah bagi pelanggan. Lazimnya, aplikasi yang ramah itu bisa beradaptasi di banyak device tanpa gangguan.
2. Menciptakan penampilan yang dapat diakses oleh pengguna
Pembuatan situs atau aplikasi akan jadi sia-sia apabila yang diciptakan tidak mampu merespons apa permintaan dari pengguna. Respons ini dibuat melalui skrip-skrip yang akan meneruskan setiap permintaan pengguna.
Untuk membuat penampilan dari sebuah situs atau aplikasi, mereka akan menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript.
HTML dan CSS digunakan untuk menampilkan informasi atau data. Sementara itu, JavaScript diciptakan untuk menghadirkan interaksi.
3. Menghubungkan antarmuka dengan database
Tugas ketiga front end adalah menghubungkan antarmuka sebuah situs atau aplikasi dengan sistem dan database yang dipegang oleh back end.
Di sini, mereka dituntut untuk dapat menghubungi sistem dan database apabila pengguna melakukan sesuatu di antarmuka.
Permintaan untuk membuka database itu akan dilempar ke back end. Mereka akan mengolah database tersebut, serta mencari apa yang user butuhkan. Hasil dari data ini juga akan berguna bagi back end dalam melacak kesukaan dari user.
Skill dan Kualifikasi untuk Posisi Front End
Melihat pekerjaan umum dari front end developer ini, ada persyaratan mendasar yang harus dimiliki. Bagi mereka yang ingin bekerja di bidang ini, minimal mereka harus melek teknologi sekaligus kreatif.
Mengapa demikian? Karena front end berkaitan dengan kreativitas dalam membuat aplikasi menjadi lebih mudah diakses.
Mereka juga harus mengerti teknologi, karena akan banyak instruksi-instruksi yang akan dibuat melalui bahasa pemrograman tertentu. Selain itu, ada beberapa hal lain yang juga wajib dikuasai. Berikut di antaranya.
1. Mengelola tampilan antarmuka
Untuk bekerja di posisi ini, mereka diharuskan untuk memahami HTML, CSS, dan JavaScript. Ketiga hal tersebut merupakan syarat utama karena menentukan cara komunikasi dengan pengguna.
JavaScript adalah bahasa pemograman penting untuk urusan client-side. Ia adalah bahasa pemrograman yang banyak digunakan oleh front end hingga kini.
Lalu, ada HTML sebagai pengatur konten dan kelayakan dari sebuah aplikasi (atau situs). Kemudian, ada Cascading Style Sheets (CSS). Ia bertujuan untuk membantu para front end developer dalam mempercantik grafis dalam aplikasi.
Di luar itu, ada pula teknologi penting lain yang perlu dikuasai yaitu AJAX (Asynchronous JavaScript and XML). Hal ini digunakan untuk menciptakan halaman web dan aplikasi yang dinamis.
2. Menjaga antarmuka situs aplikasi
Orang-orang yang bekerja di bidang ini diwajibkan memiliki kemampuan menjaga antarmuka situs atau aplikasi.
Mereka harus memiliki skill untuk dapat mereka harus bisa memproduksi, memodifikasi, dan merawat aplikasi agar tetap ramah bagi pengguna.
Bagaimana caranya? Mereka harus memiliki rasa keingintahuan dan tingkat kepekaan yang tinggi.
Pasalnya, hanya dengan sifat-sifat tersebut, masalah yang terbilang kecil, bisa jadi akan menjadi besar dan berdampak buruk bagi situs atau aplikasi yang dibuat.
3. Memahami desain
Beberapa perusahaan mensyaratkan orang-orang yang duduk di posisi ini harus memiliki intuisi akan desain yang jauh lebih baik ketimbang programmer dan developer lain.
Mengapa? Karena posisi ini akan banyak berkaitan dengan desain.
Sejak awal, front end bekerja atas desain yang sudah dibuat oleh tim desain.
Dari masukan tim desain tersebut, mereka wajib menjaga apa yang diinginkan dan mengevaluasi apabila tidak cocok dengan sistem atau teknologi yang akan digunakan oleh back end.
4. Melakukan tes terhadap situs atau aplikasi
Terakhir, seorang front end developer juga harus dapat melakukan pengetesan situs atau aplikasi dengan baik.
Hal ini menjadi kewajiban, karena ketika kelak aplikasi mengalami gangguan atau terkena bug, mereka dapat langsung memperbaikinya.
Tes ini bisa bermacam-macam, seperti validation checking, cookie checking, dan accessibility testing.
Menguasai tiga tes yang disebutkan tadi adalah hal mendasar untuk bekerja di posisi ini. Pasalnya, ketiga hal itu akan sering digunakan saat mengembangkan situs atau aplikasi.
Itulah dari pekerjaan front end yang harus kamu pahami. Mau mencoba berkarier di bidang ini atau sedang mencari peluang mengembangkan diri di posisi tersebut? Yuk, cek lowongan kerja engineering di Glints sekarang juga!