Detoks Finansial: Apa Itu, Manfaat, dan 10 Tips Melakukannya
Ketika dengar kata detoks, kamu mungkin langsung membayangkan diet atau minum jus detox untuk menjaga kesehatan kesehatan tubuh. Namun ternyata, detoks juga dapat diterapkan pada keuangan untuk menjaga kesehatan finansial.
Dikenal juga dengan sebutan financial detox, detoksifikasi ini berfokus pada pengeluaran dan pemasukan kamu.
Maka, yuk, pelajari lebih lanjut apa manfaatnya melakukan detoks keuangan dan tips-tips melakukan financial detox bersama Glints!
Isi Artikel
Apa Itu Detoks Finansial?
Detoks finansial atau financial detox adalah cara menyingkirkan kebiasaan belanja yang di luar kendali dan membuat pengeluaranmu membengkak.
Sehingga, jika detoks kesehatan adalah cara untuk membuang racun-racun dalam tubuh yang merugikan kesehatan, prinsip detoks keuangan juga mirip.
Tujuan utama dari detoks finansial adalah agar kamu bisa memiliki kestabilan keuangan yang lebih baik.
Seperti disampaikan Jason Labrum, penasihat keuangan sekaligus penulis buku Financial Detox: How to Steer Clear of Toxic Advice, Achieve Financial Independence and Manage Your Wealth for Maximum Impact, lewat wawancaranya bersama Forbes.
Manfaat Melakukan Detoks Finansial
Dengan melakukan detoks finansial, Labrum berharap:
- Orang-orang belajar bagaimana membelanjakan uang dengan bijak supaya merasa lebih aman dan bahagia menjalani hidup.
- Lebih siap menghadapi tantangan atau situasi tak terduga yang berdampak pada sumber pendapatanmu, seperti pemutusan hubungan kerja atau pemotongan gaji.
Tips Melakukan Financial Detox
Nah jika selama ini kamu merasa lebih besar pasak daripada tiang, berikut beberapa tips dari Glints untuk membantu mulai detoks finansial:
1. Cek kembali pengeluaranmu selama ini
Coba cek jejak transaksimu, minimal dalam 3-6 bulan ke belakang ini, dan cari tahu pengeluaran apa yang terbesar.
Pengeluaran terbesar di sini maksudnya bukan selalu yang jumlah biayanya menguras kantong dalam sekali transaksi, lho.
Pengeluaran rutin seperti bayar tagihan atau cicilan dan belanja bulanan memang akan selalu memotong porsi pendapatan kita.
Namun yang justru biasanya paling menyedot isi rekening adalah pembelian kecil-kecil tapi sering.
Sebagai contoh, kebiasaan online shopping untuk jajan printilan yang tidak mendesak atau belum tentu dibutuhkan.
2. Buat rencana pengeluaran
Bagi kebanyakan orang, membuat anggaran pengeluaran adalah sesuatu yang gampang-gampang susah.
Namun, ini merupakan salah satu cara yang harus dilakukan untuk bisa sukses detoks finansial.
Membuat anggaran bulanan sebetulnya mudah. Catat pengeluaran yang biasa kamu habiskan dalam sebulan di luar tagihan/cicilan dan kebutuhan dasar, kemudian kelompokkan dalam 3 kategori ini:
- Must have (mutlak atau penting)
- Nice to have (hal-hal yang membuat kita senang)
- Extras (tidak penting untuk dimiliki)
Persiapan awal ini akan membuatmu memiliki gambaran yang lebih jelas mengenai ke mana saja kamu bisa, tidak bisa, dan tidak seharusnya membelanjakan uang.
Selanjutnya, buatlah komitmen pada diri sendiri untuk tidak membeli barang-barang apa pun yang termasuk dalam golongan ketiga.
3. Tentukan mana yang harus disingkirkan
Nah, Entourage menyarankan, daripada terlalu ngotot untuk sekaligus setop semua pengeluaran yang tidak perlu, pilih satu dulu yang menurutmu bisa dihentikan sekarang.
Misalnya pilih salah satu dari:
- jajan es kopi kekinian
- top-up dompet online untuk delivery makan
- uang jajan baju dan skincare
- biaya berlangganan macam-macam situs streaming
- uang jajan beli perintilan hobi — buku, game online, koleksi action figure, dan lain sebagainya
Cara yang paling mudah untuk menentukannya adalah bercermin pada diri sendiri. Apakah kamu membutuhkan itu? Jika tidak, tidak usah dibeli.
Jika dirasa terlalu berat, coba dulu detoks finansial selama 2 minggu. Sementara “puasa”, teruslah mencatat pengeluaranmu dan pastikan hanya membeli apa yang benar-benar dibutuhkan.
Ketika kamu sudah mulai terbiasa, kamu bisa tambah sumber pengeluaran yang harus dihentikan dan memperpanjang durasi “puasanya”.
4. Banyak pertimbangan sebelum beli
Alih-alih impulsif langsung membeli tas atau sepatu, paksa dirimu untuk menunggu sebelum tergoda menekan tombol check-out.
Coba tunggu selama 3 hari atau lebih lama lebih baik. Jika setelah menunggu ternyata rasa ingin memiliki itu tidak lagi ada, artinya kamu tidak benar-benar butuh beli baru.
Setelah berhasil menghemat, langsung masukkan bujet yang tak jadi terpakai itu ke rekening tabunganmu.
Dengan begitu, kamu bisa menghindari penggunaannya untuk alasan-alasan lain.
5. Hapus aplikasi keuangan dan berhenti pakai kartu kredit
Kecuali untuk bayar pengeluaran rutin seperti biaya sewa tempat tinggal, biaya listrik dan internet, serta tagihan bulanan lainnya.
American Credit Foundation menyarankan kamu untuk berhenti pakai kartu kredit selama sedang detoks finansial.
Hindari juga membayar segala sesuatu secara online. Oleh karena itu, sebaiknya hapus juga aplikasi m-banking atau dompet online sementara kamu sedang “puasa”.
Sebagai gantinya, beralihlah ke cara lama — bayar pakai uang tunai. Bagi-bagi anggaran pengeluaran bulanan ini ke dalam amplop terpisah, misalnya:
- Amplop A untuk beli makanan sehari-hari
- Amplop B untuk uang transport
- Amplop C untuk jajan, dst
Dengan cara ini, kamu bisa jadi lebih sadar sudah berapa banyak yang sudah kamu belanjakan.
6. Tidak apa sesekali punya cheat day
Tujuan detoks finansial sangatlah spesifik, yaitu menghentikan sumber pengeluaran dan bukan mengurangi atau memotong biayanya.
Nah ketika kita “dipaksa” untuk melepaskan sesuatu, pasti akan ada keinginan untuk berontak dan mendapatkannya kembali. Ini adalah reaksi yang wajar.
Jika tidak di-manage dengan baik, kamu justru bisa lepas kontrol dan malah belanja secara impulsif.
Maka selayaknya diet untuk menurunkan berat badan, tidak apa-apa sebenarnya untuk punya cheat day saat detoks finansial.
Namun ingat, self-reward bukan berarti kamu jadi kalap belanja, ya!
Council for Disability Awareness menyarankan, pilihlah waktu khusus atau hari yang spesial untuk menghadiahi diri sendiri.
Tentukan dan batasi juga budget agar tidak melewati anggaran “hura-hura”.
7. Minta pengawasan teman atau orang lain
Kamu tidak harus sampai menyewa financial advisor untuk mengawasi perjalanan detox ini.
Cukup mintalah bantuan dari orang terdekat yang kamu percaya, seperti sahabat, pasangan, atau orang tua, untuk memberikan nasihat selama kamu menjalani detoks finansial.
Nah ketika kamu sewaktu-waktu tergoda untuk membeli sesuatu, coba konsultasikan pada mereka.
Mereka bisa memberikan sudut pandang baru dan obyektif apakah barang itu benar-benar penting untuk kamu yang mungkin sedang terbutakan nafsu duniawi.
Beri tahu mereka apa alasanmu melakukan financial detox serta apa saja tujuan jangka pendek dan jangka panjangmu.
Dengan begitu, mereka juga akan lebih memahami harus sampai sejauh mana bertindak untuk mengerem kebiasaan belanjamu.
8. Buat bekal makan sendiri
Tips lain untuk melakukan detoks finansial adalah dengan membuat bekal makan sendiri saat ke kantor.
Meski terkesan simpel, tapi hal ini bisa kamu lakukan untuk menghentikan kebiasaanmu berbelanja makanan secara berlebihan.
Tak hanya itu, membuat bekal makan sendiri juga akan mendorongmu merencanakan menu makanan yang akan dibuat.
Sehingga, kamu akan semakin berhati-hati dalam mengeluarkan uangmu karena dirimu hanya berbelanja bahan makanan yang dibutuhkan saja.
9. Gunakan uang cash setiap saat
Mengutip The Times, menggunakan uang cash setiap saat juga menjadi salah satu tips dalam melakukan detoks finansial.
Melakukan hal ini dapat menjadi pengingat bagimu untuk tidak berlebihan ketika sedang melakukan belanja.
Tak hanya itu, kamu juga akan terhindar dari kebiasaan membeli sesuatu dengan cicilan. Yang mana, jumlah harga yang kamu bayar biasanya akan menjadi lebih tinggi dibandingkan biasanya.
Kamu bisa melakukannya dengan mengambil sejumlah uang cash di setiap awal minggu.
Lalu, kamu harus bisa memastikan pengeluaranmu tidak melebihi uang yang sudah diambil tersebut.
10. Sisihkan uang untuk ditabung
Menyisihkan uang untuk ditabung menjadi salah satu tips dalam melakukan financial detox.
Misalkan, dalam budget-mu terdapat sejumlah uang tersisa setelah mencatat pengeluaran rutinmu.
Nah, ketimbang mengalokasikan uangnya untuk berbelanja, kamu bisa mencoba menyimpannya ke tabunganmu.
Hal ini membuatmu belajar kebiasaan baik dalam mengelola keuangan.
Di samping itu, kamu pun bisa sekaligus menyiapkan dana darurat supaya bisa mengantisipasi hal-hal tak terduga.
Itulah yang harus kamu tahu tentang detoks finansial, supaya bisa mengontrol pengeluaran.
Bagaimana, tertarik untuk mulai mencoba detoks finansial?
Masih ada ragam informasi finansial dan tips keuangan lainnya sudah Glints sudah siapkan untuk kamu.
Yuk, baca dapatkan dan baca artikel lainnya dengan klik di sini!