Maximizer vs Satisficer: Siapakah Kamu Ketika Mengambil Keputusan?

Diperbarui 02 Feb 2023 - Dibaca 4 mnt

Isi Artikel

    Ada berbagai kepribadian yang bisa kamu lihat di tempat kerja. Ada si maximizer yang selalu berusaha melebihi target vs si satisficer yang selalu berusaha menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.

    Kedua sifat ini sekilas tampak sama-sama pekerja keras. Namun, kedua didorong oleh motivasi yang berbeda.

    Apa saja yang membedakan maximizer dan satisficer? Yuk, cari tahu selengkapnya dalam artikel berikut.

    Baca Juga: Coba Metode Decision Tree bagi Kamu yang Sulit Ambil Keputusan

    Maximizer

    Menurut Psychology Today, orang dengan sifat maximizer memiliki kecenderungan memeriksa semua pilihan sebelum mengambil keputusan.

    Menurutnya, semua keputusan yang ia buat haruslah yang terbaik.

    Sayangnya, sering kali seorang maximizer terjebak dalam keputusannya sendiri dan malah menghasilkan keputusan yang tidak seharusnya.

    Pemaksimal ingin membuat keputusan sebaik mungkin atau menghindari membuat keputusan yang buruk. Namun dalam melakukan itu mereka menghabiskan terlalu banyak waktu.

    Penelitian yang dilansir Psychology Today menunjukkan bahwa sifat ini menimbulkan beban psikologis yang besar juga.

    Seperti penyesalan, menyalahkan diri sendiri, hingga menghindari komitmen pada pilihan apa pun yang mereka lakukan.

    Meskipun maximizer lebih cenderung menjadi perfeksionis, rata-rata maximizer hanya sedikit lebih teliti dibandingkan kebanyakan orang.

    Satisficer

    © Freepik.com

    Berkebalikan dengan maximizer, seorang satisficer menurut Investopedia cenderung mengambil keputusan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan atau memadai, bukan solusi yang optimal.

    Alih-alih mengerahkan tenaga maksimal untuk mencapai hasil yang ideal, satisficer berfokus pada upaya yang pragmatis ketika dihadapkan dengan tugas.

    Ini dilakukan dengan harapan dapat menghemat biaya atau pengeluaran.

    Strategi seorang satisficer dalam mengambil keputusan mencakup mengadopsi pendekatan minimalis dalam hal mencapai resolusi pertama yang dapat dicapai yang memenuhi hasil dasar yang dapat diterima.

    Satisificer mempersempit cakupan pilihan yang dianggap untuk mencapai hasil tersebut, mengesampingkan pilihan yang memerlukan upaya yang lebih intensif, kompleks, atau tidak mungkin untuk mencoba mencapai hasil yang lebih optimal.

    Batasan dari seorang satisficer adalah bahwa tidak ada definisi yang tegas tentang hasil yang memadai atau dapat diterima.

    Kepuasan mereka dinilai dengan memenuhi standar yang mereka miliki.

    Bagi mereka waktu dan tenaga dianggap pemborosan jika ada pilihan yang lebih efektif.

    Akan tetapi, satisificer tidak selalu memiliki standar yang rendah; mereka bisa menjadi sangat pemilih atau menginginkan merek ternama.

    Baca Juga: Sulit Membuat Keputusan Sendiri? Waspada FOBO!

    Maximizer vs Satisficer

    © Freepik.com

    Maximizer vs satisficer bukanlah dua kubu yang hitam dan putih. Sebaliknya, kedua sifat dapat dimiliki oleh satu orang bersamaan seperti sifat dan perilaku lainnya.

    Pada beberapa kasus, kamu mungkin akan cenderung menggunakan salah satu sifat saja untuk menentukan keputusan yang paling menguntungkan.

    Misalnya, ketika membeli gadget kamu memilih gadget dengan fitur yang terbaik. Sebaliknya, saat membeli makanan, kamu memilih makanan dengan harga yang paling murah atau diskon.

    Di lain waktu, mungkin saja kamu malah menggunakan kedua sifat ini secara bersamaan. Misalnya, ketika mempertimbangkan untuk kuliah S2.

    Kamu mungkin memiliki standar universitas mana yang akan dituju berdasarkan akreditasi atau biaya.

    Namun pada saat yang sama, ada serangkaian persyaratan kamu dari universitas yang harus kamu penuhi.

    Saat membuat keputusan, kamu dapat membandingkannya dengan universitas yang dipilih oleh teman-temanmu, tetapi kamu mungkin akan merasa puas dengan pilihanmu berdasarkan keadaan yang kamu hadapi.

    Baca Juga: Cara Menyusun Skala Prioritas Ketika Semua Pekerjaan Terasa Urgent

    Untuk dapatkan informasi seperti di atas, kamu bisa cek artikel-artikel di Glints Blog!

    Ada banyak informasi seputar tips karier, merencanakan karier, dan istilah-istilah dalam karier yang wajib kamu ketahui.

    Penasaran? Yuk, langsung baca semuanya dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait