10 Kode Etik yang Wajib Dipatuhi dan Dilakukan Hakim

Tayang 11 Des 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Kode etik seorang hakim Indonesia diatur dalam Surat Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung RI dan Ketua Komisi Yudisial RI Nomor 047/KMA/SKB/IV/2009 – 02/SKB/P.KY/IV/2009.

    Sehingga jika kamu tertarik untuk menjadi seorang hakim dan sudah mengikuti seleksi CPNS, penting bagimu mengetahui beberapa kode ini.

    Kode ini akan menjadi cerminan perilaku utama seorang hakim, baik ketika di pengadilan maupun dalam kehidupan sehari-hari.

    Simak penjelasannya di artikel Glints berikut ini, mengutip Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim!

    Kode Etik Hakim

    1. Berperilaku adil

    Kode pertama ini menekankan bahwa seorang hakim harus punya prinsip bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama di mata hukum.

    Sehingga, hal ini mendorong seorang hakim untuk memberi perlakuan dan kesempatan yang sama ke setiap orang.

    Sebagai contoh, seorang hakim wajib melakukan tugasnya dengan mengimplementasikan asas praduga tak bersalah.

    Setiap orang yang ada di pengadilan dianggap tidak bersalah hingga ditetapkannya putusan pengadilan.

    Ia pun harus melakukan tugasnya tanpa mengharapkan imbalan.

    Baca Juga: Profesi PNS: Apa Itu, Tanggung Jawab, dan Pangkat-Pangkatnya

    2. Berperilaku jujur

    Kode etik hakim selanjutnya yang harus dipenuhi adalah berperilaku jujur.

    Dalam lingkup pengadilan, hal ini berarti bahwa seorang hakim tidak boleh menerima atau meminta hal-hal ini ke pihak manapun yang terlibat di pengadilan;

    • janji
    • hadiah
    • hibah
    • warisan
    • pemberian
    • penghargaan
    • pinjaman
    • fasilitas

    Hakim juga harus mencegah suami/istri, anak, orang tua, dan anggota keluarga lainnya untuk mendapatkan maupun melakukan hal serupa.

    Tak hanya itu, hakim juga harus memastikan sikap, perilaku, hingga perbuatannya di dalam serta luar pengadilan dapat menjaga dan meningkatkan kepercayaan setiap lapisan masyarakat.

    Dengan begitu, sikap ketidakberpihakan hakim dan lembaga pengadilan akan terlihat jelas.

    3. Berperilaku arif dan bijaksana

    Kode etik selanjutnya yang harus dipatuhi setiap hakim adalah berperilaku arif dan bijaksana.

    Maksudnya, seorang hakim harus bisa berperilaku sesuai norma yang ada di masyarakat. Ia pun harus menghindari perbuatan tercela dalam kehidupan sehari-harinya.

    Seorang hakim juga tidak boleh terlibat dalam situasi yang memunculkan kecurigaan atau sikap keberpihakan.

    Ini berarti seorang hakim tak boleh memberi keterangan, pendapat, kritik, atau pembenaran secara terang-terangan mengenai putusan pengadilan yang belum maupun sudah tetap dalam kondisi apapun.

    Hakim juga harus menjalankan tugasnya dengan terbebas dari pengaruh keluarga ataupun pihak ketiga.

    4. Bersikap mandiri

    Maksudnya, seorang hakim harus melakukan tugas dan perannya tanpa pengaruh, tekanan, ancaman, atau bujukan dari pihak manapun.

    Hal ini untuk memastikan bahwa seorang hakim bisa membuat keputusan di pengadilan seadil-adilnya.

    5. Berintegritas tinggi

    Kode etik selanjutnya yang harus dipatuhi seorang hakim adalah berintegritas tinggi.

    Salah satu contoh penerapannya adalah, seorang hakim tidak boleh mengadili suatu perkara yang memiliki atau berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dengan dirinya sendiri.

    Hakim juga harus bersikap terbuka dan memberi informasi tentang kepentingan dirinya dalam setiap pengadilan.

    Hal ini untuk menunjukkan bahwa ia tidak memiliki konflik kepentingan ketika mengadili suatu perkara.

    Baca Juga: Panitera: Apa Itu, Tugas Berdasarkan UU, dan Kode Etiknya

    6. Bertanggung jawab

    Maksud dari kode etik ini adalah seorang hakim harus selalu melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebaik mungkin.

    Ia pun harus berani untuk menanggung seluruh akibat dari wewenang atau tugas yang dikerjakannya.

    Seorang hakim juga tidak boleh menyalahgunakan jabatannya untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau pihak lain.

    7. Menjunjung tinggi harga diri

    Maksud dari poin ini adalah, seorang hakim harus selalu menjaga wibawa dan martabat lembaga pengadilan serta profesinya baik ketika di luar maupun dalam pengadilan.

    8. Berdisiplin tinggi

    Seorang hakim harus mengetahui dan melaksanakan tugasnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Hal ini agar ia bisa menerapkan hukum sebenar-benarnya dan memberi keadilan yang pantas bagi setiap pihak yang terlibat.

    Hakim juga harus menghormati hak setiap orang di pengadilan dan melakukan pemeriksaan perkara dengan sederhana, cepat, serta tidak memakan biaya besar.

    9. Berperilaku rendah hati

    Poin ini menjelaskan bahwa seorang hakim harus melakukan tugas dan pekerjaannya dengan tulus dan penuh pengabdian.

    Dalam Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim juga dijelaskan bahwa profesi hakim bukan sekadar mata pencarian, melainkan sebuah amanat yang dipertanggung jawabkan ke masyarakat dan Tuhan.

    10. Bersikap profesional

    Seorang hakim harus memprioritaskan tugas yudisialnya di atas kegiatan lain dengan profesional.

    Hal ini juga berarti bahwa seorang hakim tidak boleh;

    • menciptakan kekeliruan ketika membuat keputusan
    • mengabaikan fakta yang bisa memengaruhi terdakwa atau setiap pihak di pengadilan
    • sengaja membuat pertimbangan yang menguntungkan suatu pihak di pengadilan
    Baca Juga: Jaksa: Apa Itu, Tugas, Syarat, dan Gaji Berdasarkan Golongan

    Itu adalah paparan seputar kode etik profesi hakim yang bisa kamu pelajari.

    Intinya, untuk menjadi seorang hakim, penting bagimu mematuhi beragam kode etik ini. Jika tidak, kamu akan mendapatkan sanksi sesuai peraturan Mahkamah Konstitusi.

    Selain paparan di atas, kamu bisa tahu lebih banyak seputar dunia kerja di bidang pemerintahan dengan baca kumpulan artikel yang ada di Glints Blog.

    Kamu bisa akses dan baca ragam artikelnya secara gratis dengan klik di sini sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait