Jauhi 5 Kesalahan Content Writing Ini agar Pembaca Terkesan
Isi Artikel
Supaya artikel yang kamu tulis bisa menarik minat pembaca, sebaiknya coba untuk meminimalisir kesalahan dalam content writing.
Bagi seorang content writer, artikel yang menarik bukan yang tulisannya enak dibaca saja. Namun, konten yang disajikan juga harus dibutuhkan dan menjawab pertanyaan audiens.
Karena itu, menulis konten artikel tak bisa asal-asalan karena akan sulit mendapatkan pembaca setia dan memengaruhi kredibilitas perusahaan.
Nah, supaya konten artikelmu bisa bernilai bagi pembaca, sebaiknya ketahui dulu apa saja jenis kesalahan dalam content writing yang perlu kamu hindari berikut ini.
1. Tidak melakukan riset secara teliti
Riset adalah bagian dari pekerjaan seorang content writer. Sebelum membuat artikel diperlukan riset untuk mencari tahu apa topik yang dapat menarik dan dibutuhkan oleh audiens.
Menurut Relevance kurangnya riset menjadi salah satu kesalahan dalam content writing yang masih kerap terjadi.
Content writer tidak melakukan riset topik yang dibutuhkan oleh pembacanya dan menulis apa yang diinginkannya saja.
Padahal, seharusnya artikel yang dibuat bisa menjawab kebutuhan pembaca akan suatu informasi.
Dengan begitu, mereka akan mendapatkan jawaban saat membaca artikel tersebut dan jadi pembaca setia.
2. Tak memaksimalkan SEO
Pengetahuan soal SEO menjadi salah satu bekal yang harus dimiliki oleh seorang content writer.
Alasannya, sebaik apa pun artikel yang kamu buat jika tidak muncul di mesin pencari, tentu tak ada yang membacanya.
Sayangnya, tak semua content writer sudah paham dengan pentingnya hal tersebut. Mereka biasanya hanya menulis artikel tanpa memperhatikan SEO.
Padahal, jika artikel ditulis seadanya dan tak sesuai dengan kaidah SEO, tentunya akan sulit untuk ditemukan oleh pembaca.
Jadi, jika ingin tulisanmu bisa dibaca oleh banyak orang, pastikan hindari kesalahan dalam content writing yang satu ini, ya.
Karena itu, sebaiknya kamu mulai mencari tahu bagaimana cara optimasi SEO yang tepat pada artikel.
Hal itu bisa dilakukan dengan belajar sendiri atau belajar langsung dari ahlinya seperti lewat Glints ExpertClass.
Di Glints ExpertClass tersedia kelas yang membahas soal content writing dan dunia content marketing secara umum.
Di kelas tersebut akan dipandu langsung oleh pakar yang sudah profesional di industrinya. Jadi, kamu akan mendapatkan banyak insight baru yang pastinya bermanfaat di bidang content writing.
Tertarik untuk mengikutinya? Klik tombol di bawah ini untuk mencari kelasnya!
Jangan sampai terlewat kesempatan menarik untuk belajar langsung dari para ahlinya, ya!
3. Tidak menyisipkan CTA
Dalam sebuah artikel, idealnya juga harus dilengkapi satu atau lebih CTA (call-to-action) untuk mendorong pembaca melakukan suatu tindakan.
Misalnya, untuk membaca artikel lain yang ada di blog, berlangganan newsletter, atau bahkan menuju ke halaman produk.
Menurut Prize Content, tanpa tambahan CTA akan membuat audiens kurang jelas dan mereka tak tahu harus mengambil langkah apa yang selanjutnya.
Contohnya, audiens datang ke artikelmu untuk membaca seputar tips finansial. Kamu, bisa membuat CTA untuk mengarahkannya untuk membaca artikel lainnya yang ada di blog.
Jadi, audiens saat berkunjung ke blog-mu bisa benar-benar menemukan apa yang diinginkannya dan tak akan pergi ke tempat lain untuk menemukan jawaban yang dicarinya.
4. Terlalu promosi
Kesalahan dalam content writing yang satu ini masih cukup sering ditemukan di artikel yang bertujuan untuk menjual produk atau layanan.
Artikel memang bisa menjadi alat untuk membantu penjualan. Namun, sebaiknya jangan membuat artikel yang terlalu menunjukkan sebuah promosi.
Pembaca mencari artikel yang isinya berkualitas dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Karena itu, saat artikel yang kamu buat terlalu menonjolkan promosi produk atau layanan, tentu pembaca bisa merasa tertipu.
Sebenarnya tak apa-apa untuk “berjualan” lewat artikel yang kamu tulis. Namun, pastikan kamu melakukan soft selling agar pembaca masih merasa nyaman membaca artikelmu.
5. Kurang memperhatikan proses editing
Sebelum diserahkan kepada editor, sebaiknya kamu sudah melakukan proses editing terlebih dahulu pada artikel yang telah dibuat.
Baca kembali tulisanmu dan temukan apakah ada kesalahan penulisan, tata bahasa yang kurang tepat, atau bahkan kalimat yang masih membingungkan.
HubSpot memberikan tips bagi content writer yang ingin mencoba mengedit tulisan artikelnya.
Menurut mereka, setelah menulis cobalah untuk tinggalkan artikel itu sejenak. Baru setelah itu, baca lagi tulisan karena akan lebih mudah untuk menemukan kesalahan pada tulisan dengan perspektif yang baru.
Setelah membaca penjelasan di atas, tentu kamu sudah paham seperti apa cara menulis artikel yang lebih baik lagi, kan?
Supaya artikelmu bisa membekas di hati pembaca, sebaiknya hindari kesalahan dalam content writing di atas.
Selamat mencoba dan jangan patah semangat untuk terus belajar menulis artikel yang baik, ya!