JOMO: Apa Itu, Perbedaannya dengan FOMO, dan Tips Menjalankannya

Diperbarui 16 Jan 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Takut ketinggalan saat melihat pencapaian orang-orang di sekitarmu? Yuk, tahan perasaan itu dengan JOMO alias joy of missing out!

    Memangnya, apa itu JOMO? Mengapa ia bisa menahan rasa takut ketinggalan atas pencapaian orang lain?

    Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yuk!

    Apa Itu JOMO?

    Apa Itu JOMO?

    © Freepik.com

    Kita mulai pembahasan dengan definisi. Mengutip Psychology Today, JOMO adalah perasaan cukup atas apa yang kamu punya dan hidup dengan maksimal di hari ini.

    Joy of missing out erat kaitannya dengan:

    • berhenti membandingkan diri dengan orang lain
    • lebih memperhatikan penggunaan waktumu
    • berkata “tidak” untuk hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan

    Baca Juga: Sering Tak Sadar, 4 Masalah Mental Ini Kerap Dialami Pekerja Kantoran

    JOMO vs FOMO

    joy of missing out vs fear of missing out

    © Freepik.com

    Lawan dari joy of missing out adalah fear of missing out alias FOMO. Melansir TIME, FOMO adalah rasa takut ketinggalan atas apa yang orang lakukan atau miliki saat ini.

    FOMO biasanya datang dengan pandangan bahwa apa yang orang lain miliki lebih baik dari apa yang kamu punya. Itu berbeda dengan JOMO yang fokus pada rasa cukup atas apa yang kamu punya hari ini.

    Misalnya, si A baru saja naik jabatan. Sementara itu, si B baru pulang dari liburan ke luar negeri. Si C baru saja melahirkan anak kembar. 

    Lalu, si D merasa takut tertinggal atas pencapaian A, B, dan C. Dapat disimpulkan, D merasa FOMO.

    Lantas, ada apa dengan pandangan tersebut?

    Dampak buruk FOMO dan JOMO sebagai solusinya

    Seperti yang sudah Glints singgung, FOMO fokus pada apa yang orang lain miliki. Orang yang merasakan FOMO akan cenderung melihat ke luar dirinya daripada ke dirinya sendiri.

    Dapat disimpulkan, FOMO akan membuatmu tampil sebagai orang lain, bukan dirimu sendiri. 

    Itu merupakan pernyataan Assistant Professor Darlene McLaughlin, psikiater Texas A&M Health Science Centre College of Medicine, yang dikutip oleh Women’s Weekly.

    Tak hanya itu saja, lho. 

    Sejatinya, akan selalu ada orang lain yang punya apa pun yang tak kamu miliki. Meski sudah berusaha mengejar itu, kamu tak akan pernah cukup. Hal tersebut tentu kurang baik untuk kesehatan mental.

    Sementara itu, JOMO adalah penekanan rasa cukup atas apa yang kamu punya. Otomatis, kamu akan selalu merasa cukup.

    Tentu saja, merasa cukup tak berarti kamu berhenti mengejar cita-cita atau tak berusaha menjadi lebih baik. Kamu tetap melakukan keduanya, namun merasa cukup dengan apa yang sudah ada saat ini.

    Baca Juga: 8 Aktivitas Sunday Self-Care untuk Jaga Kesehatanmu

    Tips Menjalankan JOMO

    Tips Menjalankan JOMO

    © Freepik.com

    Sekarang, kita bahas trik-trik menjalankan joy of missing out.

    1. Ketahui apa yang kamu mau dan fokus kejar kemauan itu

    Pertama-tama, kamu harus tahu apa yang kamu mau.

    Saat orang di sekitarmu punya banyak pencapaian, rasa takut ketinggalan sangat mudah datang. Perasaan itu bisa dicegah kalau kamu tahu apa yang benar-benar kamu inginkan, bukan sekadar ikut-ikutan.

    Tak cuma tahu keinginan, kamu juga harus fokus mengejarnya. Pecah keinginan itu menjadi langkah nyata dan konsisten lakukan langkah itu agar tujuanmu bisa tercapai.

    Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, kamu ingin mengubah arah karier. Kamu sudah memecah tujuan itu menjadi langkah nyata, yakni:

    • belajar skill yang dibutuhkan (dilakukan setiap akhir pekan bulan Januari)
    • memperbarui portofolio dan CV (dilakukan setiap akhir pekan bulan Februari)
    • mencari dan melamar kerja (dilakukan setiap hari di bulan Maret)
    • latihan wawancara kerja (dilakukan setiap akhir pekan bulan Maret)

    Lantas, di bulan Februari, 3 teman dekatmu mendapat promosi. Pencapaian ketiga temanmu itu tentu bisa memicu rasa FOMO.

    Akan tetapi, kamu tidak merasakannya. Sebab, kamu tahu bahwa promosi bukanlah tujuan kariermu yang sebenarnya. 

    Kamu ingin mengubah arah karier. Tak hanya itu, kamu juga sudah menjalani langkah-langkah untuk meraih pencapaian itu.

    Artinya, kamu sudah mempraktikkan JOMO alias joy of missing out.

    Baca Juga: 10 Kegiatan Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan untuk Me Time

    2. Kurangi media sosial

    Seperti dituliskan Fairygodboss, FOMO biasanya muncul karena media sosial.

    Di tempat publik tersebut, orang biasanya menampilkan sisi terbaik hidup mereka. Itu tentu tak salah, sebab semua orang ingin dinilai baik oleh orang lain.

    Akan tetapi, semua orang tentu punya sisi kurang baik yang kurang tampak. Selalu ingat hal itu saat membuka media sosial.

    Kalau memang sudah tak kuat, kamu bisa mengurangi frekuensi membuka media sosial. Fokuslah pada dirimu sendiri, dan lakukan hobi atau kejar impianmu.

    Selain dua langkah di atas, Glints juga punya cara lain untuk mengatasi fear of missing out. Dengan begitu, kamu bisa mempraktikkan joy of missing out secara lebih maksimal.

    Yuk, baca artikelnya dengan klik tombol di bawah!

    BACA DI SINI

    Demikian penjelasan Glints seputar joy of missing out. Intinya, JOMO adalah rasa cukup atas apa yang kamu miliki saat ini, terlepas dari pencapaian-pencapaian orang lain.

    Artinya, JOMO bisa membuatmu fokus pada diri sendiri. Kamu juga jadi lebih sehat mental karena selalu merasa cukup.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.2 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait