• Blog
    • Bidang Profesi
      • Marketing
      • Tech & Data
      • Media & Communications
      • Business Dev & Sales
      • Product
      • Design
    • Tips Karier
      • Mengawali Karier
      • Dunia Kerja
    • Konten Eksklusif
      • Artikel Expert
      • Panduan
      • Laporan
    • Dari Glints
      • Panduan Komunitas & Konten
      • Campaign Berlangsung
      • Kabar Produk
      • Kabar Glints
  • Lowongan Kerja
  • Glints ExpertClass
  • Glints Community
  • Dunia Kerja
  • Kesehatan Kerja
  • Tips Karier

JOMO: Apa Itu, Perbedaannya dengan FOMO, dan Tips Menjalankannya

Tayang 26 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
Khairina F. Hidayati Former content writer at Glints, currently designing digital products with words.

Isi Artikel

    Takut ketinggalan saat melihat pencapaian orang-orang di sekitarmu? Yuk, tahan perasaan itu dengan JOMO alias joy of missing out!

    Memangnya, apa itu JOMO? Mengapa ia bisa menahan rasa takut ketinggalan atas pencapaian orang lain?

    Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yuk!

    Apa Itu JOMO?

    Apa Itu JOMO?

    © Freepik.com

    Kita mulai pembahasan dengan definisi. Mengutip Psychology Today, JOMO adalah perasaan cukup atas apa yang kamu punya dan hidup dengan maksimal di hari ini.

    Joy of missing out erat kaitannya dengan:

    • berhenti membandingkan diri dengan orang lain
    • lebih memperhatikan penggunaan waktumu
    • berkata “tidak” untuk hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan

    Baca Juga: Sering Tak Sadar, 4 Masalah Mental Ini Kerap Dialami Pekerja Kantoran

    JOMO vs FOMO

    joy of missing out vs fear of missing out

    © Freepik.com

    Lawan dari joy of missing out adalah fear of missing out alias FOMO. Melansir TIME, FOMO adalah rasa takut ketinggalan atas apa yang orang lakukan atau miliki saat ini.

    FOMO biasanya datang dengan pandangan bahwa apa yang orang lain miliki lebih baik dari apa yang kamu punya. Itu berbeda dengan JOMO yang fokus pada rasa cukup atas apa yang kamu punya hari ini.

    Misalnya, si A baru saja naik jabatan. Sementara itu, si B baru pulang dari liburan ke luar negeri. Si C baru saja melahirkan anak kembar. 

    Lalu, si D merasa takut tertinggal atas pencapaian A, B, dan C. Dapat disimpulkan, D merasa FOMO.

    Lantas, ada apa dengan pandangan tersebut?

    Dampak buruk FOMO dan JOMO sebagai solusinya

    Seperti yang sudah Glints singgung, FOMO fokus pada apa yang orang lain miliki. Orang yang merasakan FOMO akan cenderung melihat ke luar dirinya daripada ke dirinya sendiri.

    Dapat disimpulkan, FOMO akan membuatmu tampil sebagai orang lain, bukan dirimu sendiri. 

    Itu merupakan pernyataan Assistant Professor Darlene McLaughlin, psikiater Texas A&M Health Science Centre College of Medicine, yang dikutip oleh Women’s Weekly.

    Tak hanya itu saja, lho. 

    Sejatinya, akan selalu ada orang lain yang punya apa pun yang tak kamu miliki. Meski sudah berusaha mengejar itu, kamu tak akan pernah cukup. Hal tersebut tentu kurang baik untuk kesehatan mental.

    Sementara itu, JOMO adalah penekanan rasa cukup atas apa yang kamu punya. Otomatis, kamu akan selalu merasa cukup.

    Tentu saja, merasa cukup tak berarti kamu berhenti mengejar cita-cita atau tak berusaha menjadi lebih baik. Kamu tetap melakukan keduanya, namun merasa cukup dengan apa yang sudah ada saat ini.

    Baca Juga: 8 Aktivitas Sunday Self-Care untuk Jaga Kesehatanmu

    Tips Menjalankan JOMO

    Tips Menjalankan JOMO

    © Freepik.com

    Sekarang, kita bahas trik-trik menjalankan joy of missing out.

    1. Ketahui apa yang kamu mau dan fokus kejar kemauan itu

    Pertama-tama, kamu harus tahu apa yang kamu mau.

    Saat orang di sekitarmu punya banyak pencapaian, rasa takut ketinggalan sangat mudah datang. Perasaan itu bisa dicegah kalau kamu tahu apa yang benar-benar kamu inginkan, bukan sekadar ikut-ikutan.

    Tak cuma tahu keinginan, kamu juga harus fokus mengejarnya. Pecah keinginan itu menjadi langkah nyata dan konsisten lakukan langkah itu agar tujuanmu bisa tercapai.

    Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, kamu ingin mengubah arah karier. Kamu sudah memecah tujuan itu menjadi langkah nyata, yakni:

    • belajar skill yang dibutuhkan (dilakukan setiap akhir pekan bulan Januari)
    • memperbarui portofolio dan CV (dilakukan setiap akhir pekan bulan Februari)
    • mencari dan melamar kerja (dilakukan setiap hari di bulan Maret)
    • latihan wawancara kerja (dilakukan setiap akhir pekan bulan Maret)

    Lantas, di bulan Februari, 3 teman dekatmu mendapat promosi. Pencapaian ketiga temanmu itu tentu bisa memicu rasa FOMO.

    Akan tetapi, kamu tidak merasakannya. Sebab, kamu tahu bahwa promosi bukanlah tujuan kariermu yang sebenarnya. 

    Kamu ingin mengubah arah karier. Tak hanya itu, kamu juga sudah menjalani langkah-langkah untuk meraih pencapaian itu.

    Artinya, kamu sudah mempraktikkan JOMO alias joy of missing out.

    Baca Juga: 10 Kegiatan Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan untuk Me Time

    2. Kurangi media sosial

    Seperti dituliskan Fairygodboss, FOMO biasanya muncul karena media sosial.

    Di tempat publik tersebut, orang biasanya menampilkan sisi terbaik hidup mereka. Itu tentu tak salah, sebab semua orang ingin dinilai baik oleh orang lain.

    Akan tetapi, semua orang tentu punya sisi kurang baik yang kurang tampak. Selalu ingat hal itu saat membuka media sosial.

    Kalau memang sudah tak kuat, kamu bisa mengurangi frekuensi membuka media sosial. Fokuslah pada dirimu sendiri, dan lakukan hobi atau kejar impianmu.

    Selain dua langkah di atas, Glints juga punya cara lain untuk mengatasi fear of missing out. Dengan begitu, kamu bisa mempraktikkan joy of missing out secara lebih maksimal.

    Yuk, baca artikelnya dengan klik tombol di bawah!

    BACA DI SINI

    Demikian penjelasan Glints seputar joy of missing out. Intinya, JOMO adalah rasa cukup atas apa yang kamu miliki saat ini, terlepas dari pencapaian-pencapaian orang lain.

    Artinya, JOMO bisa membuatmu fokus pada diri sendiri. Kamu juga jadi lebih sehat mental karena selalu merasa cukup.

    • JOMO: The Joy of Missing Out
    • This Is The Best Way to Overcome Fear of Missing Out
    • How To Embrace The Joy Of Missing Out
    • 6 Fun Ways to Replace Your FOMO With JOMO

    jomo joy of missing out

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait

    • Dunia Kerja 8 Tips Risk Taking yang Harus Dicoba agar Karier Gemilang

      Khairina F. Hidayati 22 Jun 2022
    • Dunia Kerja 7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

      Khairina F. Hidayati 06 Jun 2022
    • Dunia Kerja Self-sabotage: Apa Itu, Dampak, Contoh, dan Tips Menghindarinya

      Khairina F. Hidayati 04 Jun 2022
    • Dunia Kerja 9 Cara Jitu Menghadapi Rekan Kerja Sensitif atau Mudah Tersinggung

      Khairina F. Hidayati 03 Jun 2022
    Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
    Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
    Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
    Kategori Topik
    • Tips Karier
    • Bidang Profesi
    • Konten Eksklusif
    • Kabar Glints
    Media Sosial
    • Facebook
    • Twitter
    • Instagram
    • LinkedIn
    Solusi Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community

    • Blog
      • Bidang Profesi
        • Marketing
        • Tech & Data
        • Media & Communications
        • Business Dev & Sales
        • Product
        • Design
      • Tips Karier
        • Mengawali Karier
        • Dunia Kerja
      • Konten Eksklusif
        • Artikel Expert
        • Panduan
        • Laporan
      • Dari Glints
        • Panduan Komunitas & Konten
        • Campaign Berlangsung
        • Kabar Produk
        • Kabar Glints
    • Lowongan Kerja
    • Glints ExpertClass
    • Glints Community



    • Dunia Kerja
    • Kesehatan Kerja
    • Tips Karier

    JOMO: Apa Itu, Perbedaannya dengan FOMO, dan Tips Menjalankannya

    Tayang 26 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
    Khairina F. Hidayati Former content writer at Glints, currently designing digital products with words.

    Isi Artikel

      Takut ketinggalan saat melihat pencapaian orang-orang di sekitarmu? Yuk, tahan perasaan itu dengan JOMO alias joy of missing out!

      Memangnya, apa itu JOMO? Mengapa ia bisa menahan rasa takut ketinggalan atas pencapaian orang lain?

      Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yuk!

      Apa Itu JOMO?

      Apa Itu JOMO?

      © Freepik.com

      Kita mulai pembahasan dengan definisi. Mengutip Psychology Today, JOMO adalah perasaan cukup atas apa yang kamu punya dan hidup dengan maksimal di hari ini.

      Joy of missing out erat kaitannya dengan:

      • berhenti membandingkan diri dengan orang lain
      • lebih memperhatikan penggunaan waktumu
      • berkata “tidak” untuk hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan

      Baca Juga: Sering Tak Sadar, 4 Masalah Mental Ini Kerap Dialami Pekerja Kantoran

      JOMO vs FOMO

      joy of missing out vs fear of missing out

      © Freepik.com

      Lawan dari joy of missing out adalah fear of missing out alias FOMO. Melansir TIME, FOMO adalah rasa takut ketinggalan atas apa yang orang lakukan atau miliki saat ini.

      FOMO biasanya datang dengan pandangan bahwa apa yang orang lain miliki lebih baik dari apa yang kamu punya. Itu berbeda dengan JOMO yang fokus pada rasa cukup atas apa yang kamu punya hari ini.

      Misalnya, si A baru saja naik jabatan. Sementara itu, si B baru pulang dari liburan ke luar negeri. Si C baru saja melahirkan anak kembar. 

      Lalu, si D merasa takut tertinggal atas pencapaian A, B, dan C. Dapat disimpulkan, D merasa FOMO.

      Lantas, ada apa dengan pandangan tersebut?

      Dampak buruk FOMO dan JOMO sebagai solusinya

      Seperti yang sudah Glints singgung, FOMO fokus pada apa yang orang lain miliki. Orang yang merasakan FOMO akan cenderung melihat ke luar dirinya daripada ke dirinya sendiri.

      Dapat disimpulkan, FOMO akan membuatmu tampil sebagai orang lain, bukan dirimu sendiri. 

      Itu merupakan pernyataan Assistant Professor Darlene McLaughlin, psikiater Texas A&M Health Science Centre College of Medicine, yang dikutip oleh Women’s Weekly.

      Tak hanya itu saja, lho. 

      Sejatinya, akan selalu ada orang lain yang punya apa pun yang tak kamu miliki. Meski sudah berusaha mengejar itu, kamu tak akan pernah cukup. Hal tersebut tentu kurang baik untuk kesehatan mental.

      Sementara itu, JOMO adalah penekanan rasa cukup atas apa yang kamu punya. Otomatis, kamu akan selalu merasa cukup.

      Tentu saja, merasa cukup tak berarti kamu berhenti mengejar cita-cita atau tak berusaha menjadi lebih baik. Kamu tetap melakukan keduanya, namun merasa cukup dengan apa yang sudah ada saat ini.

      Baca Juga: 8 Aktivitas Sunday Self-Care untuk Jaga Kesehatanmu

      Tips Menjalankan JOMO

      Tips Menjalankan JOMO

      © Freepik.com

      Sekarang, kita bahas trik-trik menjalankan joy of missing out.

      1. Ketahui apa yang kamu mau dan fokus kejar kemauan itu

      Pertama-tama, kamu harus tahu apa yang kamu mau.

      Saat orang di sekitarmu punya banyak pencapaian, rasa takut ketinggalan sangat mudah datang. Perasaan itu bisa dicegah kalau kamu tahu apa yang benar-benar kamu inginkan, bukan sekadar ikut-ikutan.

      Tak cuma tahu keinginan, kamu juga harus fokus mengejarnya. Pecah keinginan itu menjadi langkah nyata dan konsisten lakukan langkah itu agar tujuanmu bisa tercapai.

      Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, kamu ingin mengubah arah karier. Kamu sudah memecah tujuan itu menjadi langkah nyata, yakni:

      • belajar skill yang dibutuhkan (dilakukan setiap akhir pekan bulan Januari)
      • memperbarui portofolio dan CV (dilakukan setiap akhir pekan bulan Februari)
      • mencari dan melamar kerja (dilakukan setiap hari di bulan Maret)
      • latihan wawancara kerja (dilakukan setiap akhir pekan bulan Maret)

      Lantas, di bulan Februari, 3 teman dekatmu mendapat promosi. Pencapaian ketiga temanmu itu tentu bisa memicu rasa FOMO.

      Akan tetapi, kamu tidak merasakannya. Sebab, kamu tahu bahwa promosi bukanlah tujuan kariermu yang sebenarnya. 

      Kamu ingin mengubah arah karier. Tak hanya itu, kamu juga sudah menjalani langkah-langkah untuk meraih pencapaian itu.

      Artinya, kamu sudah mempraktikkan JOMO alias joy of missing out.

      Baca Juga: 10 Kegiatan Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan untuk Me Time

      2. Kurangi media sosial

      Seperti dituliskan Fairygodboss, FOMO biasanya muncul karena media sosial.

      Di tempat publik tersebut, orang biasanya menampilkan sisi terbaik hidup mereka. Itu tentu tak salah, sebab semua orang ingin dinilai baik oleh orang lain.

      Akan tetapi, semua orang tentu punya sisi kurang baik yang kurang tampak. Selalu ingat hal itu saat membuka media sosial.

      Kalau memang sudah tak kuat, kamu bisa mengurangi frekuensi membuka media sosial. Fokuslah pada dirimu sendiri, dan lakukan hobi atau kejar impianmu.

      Selain dua langkah di atas, Glints juga punya cara lain untuk mengatasi fear of missing out. Dengan begitu, kamu bisa mempraktikkan joy of missing out secara lebih maksimal.

      Yuk, baca artikelnya dengan klik tombol di bawah!

      BACA DI SINI

      Demikian penjelasan Glints seputar joy of missing out. Intinya, JOMO adalah rasa cukup atas apa yang kamu miliki saat ini, terlepas dari pencapaian-pencapaian orang lain.

      Artinya, JOMO bisa membuatmu fokus pada diri sendiri. Kamu juga jadi lebih sehat mental karena selalu merasa cukup.

      • JOMO: The Joy of Missing Out
      • This Is The Best Way to Overcome Fear of Missing Out
      • How To Embrace The Joy Of Missing Out
      • 6 Fun Ways to Replace Your FOMO With JOMO

      jomo joy of missing out

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait

      • Dunia Kerja 8 Tips Risk Taking yang Harus Dicoba agar Karier Gemilang

        Khairina F. Hidayati 22 Jun 2022
      • Dunia Kerja 7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

        Khairina F. Hidayati 06 Jun 2022
      • Dunia Kerja Self-sabotage: Apa Itu, Dampak, Contoh, dan Tips Menghindarinya

        Khairina F. Hidayati 04 Jun 2022
      • Dunia Kerja 9 Cara Jitu Menghadapi Rekan Kerja Sensitif atau Mudah Tersinggung

        Khairina F. Hidayati 03 Jun 2022
      Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
      Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
      Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
      Kategori Topik
      • Tips Karier
      • Bidang Profesi
      • Konten Eksklusif
      • Kabar Glints
      Media Sosial
      • Facebook
      • Twitter
      • Instagram
      • LinkedIn
      Solusi Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community

      • Blog
        • Bidang Profesi
          • Marketing
          • Tech & Data
          • Media & Communications
          • Business Dev & Sales
          • Product
          • Design
        • Tips Karier
          • Mengawali Karier
          • Dunia Kerja
        • Konten Eksklusif
          • Artikel Expert
          • Panduan
          • Laporan
        • Dari Glints
          • Panduan Komunitas & Konten
          • Campaign Berlangsung
          • Kabar Produk
          • Kabar Glints
      • Lowongan Kerja
      • Glints ExpertClass
      • Glints Community



      • Dunia Kerja
      • Kesehatan Kerja
      • Tips Karier

      JOMO: Apa Itu, Perbedaannya dengan FOMO, dan Tips Menjalankannya

      Tayang 26 Mei 2022 - Dibaca 8 mnt
      Khairina F. Hidayati Former content writer at Glints, currently designing digital products with words.

      Isi Artikel

        Takut ketinggalan saat melihat pencapaian orang-orang di sekitarmu? Yuk, tahan perasaan itu dengan JOMO alias joy of missing out!

        Memangnya, apa itu JOMO? Mengapa ia bisa menahan rasa takut ketinggalan atas pencapaian orang lain?

        Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, yuk!

        Apa Itu JOMO?

        Apa Itu JOMO?

        © Freepik.com

        Kita mulai pembahasan dengan definisi. Mengutip Psychology Today, JOMO adalah perasaan cukup atas apa yang kamu punya dan hidup dengan maksimal di hari ini.

        Joy of missing out erat kaitannya dengan:

        • berhenti membandingkan diri dengan orang lain
        • lebih memperhatikan penggunaan waktumu
        • berkata “tidak” untuk hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan

        Baca Juga: Sering Tak Sadar, 4 Masalah Mental Ini Kerap Dialami Pekerja Kantoran

        JOMO vs FOMO

        joy of missing out vs fear of missing out

        © Freepik.com

        Lawan dari joy of missing out adalah fear of missing out alias FOMO. Melansir TIME, FOMO adalah rasa takut ketinggalan atas apa yang orang lakukan atau miliki saat ini.

        FOMO biasanya datang dengan pandangan bahwa apa yang orang lain miliki lebih baik dari apa yang kamu punya. Itu berbeda dengan JOMO yang fokus pada rasa cukup atas apa yang kamu punya hari ini.

        Misalnya, si A baru saja naik jabatan. Sementara itu, si B baru pulang dari liburan ke luar negeri. Si C baru saja melahirkan anak kembar. 

        Lalu, si D merasa takut tertinggal atas pencapaian A, B, dan C. Dapat disimpulkan, D merasa FOMO.

        Lantas, ada apa dengan pandangan tersebut?

        Dampak buruk FOMO dan JOMO sebagai solusinya

        Seperti yang sudah Glints singgung, FOMO fokus pada apa yang orang lain miliki. Orang yang merasakan FOMO akan cenderung melihat ke luar dirinya daripada ke dirinya sendiri.

        Dapat disimpulkan, FOMO akan membuatmu tampil sebagai orang lain, bukan dirimu sendiri. 

        Itu merupakan pernyataan Assistant Professor Darlene McLaughlin, psikiater Texas A&M Health Science Centre College of Medicine, yang dikutip oleh Women’s Weekly.

        Tak hanya itu saja, lho. 

        Sejatinya, akan selalu ada orang lain yang punya apa pun yang tak kamu miliki. Meski sudah berusaha mengejar itu, kamu tak akan pernah cukup. Hal tersebut tentu kurang baik untuk kesehatan mental.

        Sementara itu, JOMO adalah penekanan rasa cukup atas apa yang kamu punya. Otomatis, kamu akan selalu merasa cukup.

        Tentu saja, merasa cukup tak berarti kamu berhenti mengejar cita-cita atau tak berusaha menjadi lebih baik. Kamu tetap melakukan keduanya, namun merasa cukup dengan apa yang sudah ada saat ini.

        Baca Juga: 8 Aktivitas Sunday Self-Care untuk Jaga Kesehatanmu

        Tips Menjalankan JOMO

        Tips Menjalankan JOMO

        © Freepik.com

        Sekarang, kita bahas trik-trik menjalankan joy of missing out.

        1. Ketahui apa yang kamu mau dan fokus kejar kemauan itu

        Pertama-tama, kamu harus tahu apa yang kamu mau.

        Saat orang di sekitarmu punya banyak pencapaian, rasa takut ketinggalan sangat mudah datang. Perasaan itu bisa dicegah kalau kamu tahu apa yang benar-benar kamu inginkan, bukan sekadar ikut-ikutan.

        Tak cuma tahu keinginan, kamu juga harus fokus mengejarnya. Pecah keinginan itu menjadi langkah nyata dan konsisten lakukan langkah itu agar tujuanmu bisa tercapai.

        Supaya lebih jelas, Glints akan memberikan contoh. Misalnya, kamu ingin mengubah arah karier. Kamu sudah memecah tujuan itu menjadi langkah nyata, yakni:

        • belajar skill yang dibutuhkan (dilakukan setiap akhir pekan bulan Januari)
        • memperbarui portofolio dan CV (dilakukan setiap akhir pekan bulan Februari)
        • mencari dan melamar kerja (dilakukan setiap hari di bulan Maret)
        • latihan wawancara kerja (dilakukan setiap akhir pekan bulan Maret)

        Lantas, di bulan Februari, 3 teman dekatmu mendapat promosi. Pencapaian ketiga temanmu itu tentu bisa memicu rasa FOMO.

        Akan tetapi, kamu tidak merasakannya. Sebab, kamu tahu bahwa promosi bukanlah tujuan kariermu yang sebenarnya. 

        Kamu ingin mengubah arah karier. Tak hanya itu, kamu juga sudah menjalani langkah-langkah untuk meraih pencapaian itu.

        Artinya, kamu sudah mempraktikkan JOMO alias joy of missing out.

        Baca Juga: 10 Kegiatan Terbaik Yang Bisa Kamu Lakukan untuk Me Time

        2. Kurangi media sosial

        Seperti dituliskan Fairygodboss, FOMO biasanya muncul karena media sosial.

        Di tempat publik tersebut, orang biasanya menampilkan sisi terbaik hidup mereka. Itu tentu tak salah, sebab semua orang ingin dinilai baik oleh orang lain.

        Akan tetapi, semua orang tentu punya sisi kurang baik yang kurang tampak. Selalu ingat hal itu saat membuka media sosial.

        Kalau memang sudah tak kuat, kamu bisa mengurangi frekuensi membuka media sosial. Fokuslah pada dirimu sendiri, dan lakukan hobi atau kejar impianmu.

        Selain dua langkah di atas, Glints juga punya cara lain untuk mengatasi fear of missing out. Dengan begitu, kamu bisa mempraktikkan joy of missing out secara lebih maksimal.

        Yuk, baca artikelnya dengan klik tombol di bawah!

        BACA DI SINI

        Demikian penjelasan Glints seputar joy of missing out. Intinya, JOMO adalah rasa cukup atas apa yang kamu miliki saat ini, terlepas dari pencapaian-pencapaian orang lain.

        Artinya, JOMO bisa membuatmu fokus pada diri sendiri. Kamu juga jadi lebih sehat mental karena selalu merasa cukup.

        • JOMO: The Joy of Missing Out
        • This Is The Best Way to Overcome Fear of Missing Out
        • How To Embrace The Joy Of Missing Out
        • 6 Fun Ways to Replace Your FOMO With JOMO

        jomo joy of missing out

        Leave a Reply

        Your email address will not be published. Required fields are marked *

        Artikel Terkait

        • Dunia Kerja 8 Tips Risk Taking yang Harus Dicoba agar Karier Gemilang

          Khairina F. Hidayati 22 Jun 2022
        • Dunia Kerja 7 Perbedaan WFH vs WFO vs Hybrid, Mana yang Tepat Untukmu?

          Khairina F. Hidayati 06 Jun 2022
        • Dunia Kerja Self-sabotage: Apa Itu, Dampak, Contoh, dan Tips Menghindarinya

          Khairina F. Hidayati 04 Jun 2022
        • Dunia Kerja 9 Cara Jitu Menghadapi Rekan Kerja Sensitif atau Mudah Tersinggung

          Khairina F. Hidayati 03 Jun 2022
        Langganan untuk dapatkan info konten karier terbaru di emailmu
        Terima kasih sudah berlangganan! Nantikan info konten terbaru Glints di emailmu.
        Maaf, permintaanmu tidak bisa diproses. Silakan coba lagi.
        Kategori Topik
        • Tips Karier
        • Bidang Profesi
        • Konten Eksklusif
        • Kabar Glints
        Media Sosial
        • Facebook
        • Twitter
        • Instagram
        • LinkedIn
        Solusi Glints
        • Lowongan Kerja
        • Glints ExpertClass
        • Glints Community
        Scroll Up