Waspadai 10 Jenis Pelecehan Seksual di Kantor, Pahami Cara Menanggapinya

Diperbarui 21 Feb 2023 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) jadi sorotan publik setelah dugaan kasus pelecehan seksual yang terjadi di kantor pusatnya terungkap Rabu (1/9) lalu.

    Mengutip Tirto, MS adalah pegawai KPI Pusat dan mengalami berbagai tindakan perundungan, termasuk kekerasan seksual dari seniornya sejak 2011.

    Umumnya, korban-korban ragu melaporkan kejadian yang mereka alami karena takut dipecat, dikucilkan, dan hal lain yang mana justru jadi bumerang bagi mereka.

    Kasus pelecehan ini menjadi bukti bahwa kekerasan tak hanya terjadi pada perempuan, tapi juga laki-laki. Jadi, Glints tekankan kalau pelecehan tidak terbatas oleh gender, ya. 

    Lantas, apa saja perilaku yang dapat masuk ke dalam kategori pelecehan seksual di kantor?

    Glints sudah menyiapkan daftarnya dan juga tips yang bisa kamu gunakan untuk menyiasati kejadian tersebut.

    Baca Juga: Tips Menghadapi Diskriminasi Gender di Tempat Kerja

    Beragam Tipe Pelecehan Seksual di Kantor

    pelecehan seksual di kantor

    © Unsplash.com

    Menurun UN Women, sebuah perilaku dapat dikategorikan sebagai pelecehan seksual adalah ketika perilaku tersebut tidak diinginkan dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. 

    1. Diskriminasi gender

    Meskipun tidak melakukan pelecehan secara fisik, diskriminasi gender tetap masuk ke dalam pelecehan seksual.

    Terkadang, orang tidak sadar melakukan hal ini karena sudah terbiasa dengan pola yang begitu toxic dan stigma sosial yang dianggap benar.

    Beberapa contoh diskriminasi gender adalah: 

    • Teman satu tim mendapatkan perlakuan spesial, hanya karena gender-nya
    • Mengucilkan kamu berdasarkan orientasi seksual

    2. Pelecehan seksual sesama jenis

    Ketika berbicara tentang pelecehan seksual, mayoritas orang langsung berpikir tentang pelecehan yang dilakukan para orang-orang heteroseksual.

    Padahal, pelecehan seksual juga sering dilakukan oleh sesama jenis. Beberapa contohnya adalah:

    • Menyentuh lawan bicara tanpa consent
    • Mengutarakan rayuan yang membuat tidak nyaman
    • Komentar seksis terhadap sesama jenis
    • Mengirimkan foto, email, atau konten apapun yang kurang pantas dan berbau seksual

    Biasanya, orang yang melakukan pelecehan sesama jenis menjadikan ini sebagai strategi. 

    Mereka ingin membuat orang tersebut tidak nyaman dan akhirnya meminimalisir ‘lawan’ demi keberhasilan di kantor.

    3. Sentuhan yang tidak pantas

    Ketika sedang berbincang, terkadang kamu tidak sadar menyentuh lawan bicara tanpa maksud apa-apa, bukan?

    Atau mungkin, menyapa orang dengan sentuhan di area tubuh yang sebenarnya sensitif untuk mereka contoh: pundak, pinggang?

    Nah, kamu harus berhati-hati mengenai hal ini. Tidak semua orang yang tidak nyaman disentuh akan langsung protes atau mengutarakannya.

    Jadi, keep it professional dan jangan sampai kamu menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman untuk rekan kerjamu.

    4. Pelecehan verbal

    Pelecehan verbal merupakan salah satu jenis pelecehan seksual yang paling sering terjadi di kantor.

    Biasanya pelecehan jenis ini dapat berbentuk sebagai berikut:

    • Memberi komentar seksual (contoh: “Baju kamu seksi banget hari ini”, Body lo oke juga”, dll.)
    • Melakukan catcalling dan bersiul yang kurang pantas
    • Menggunakan kata-kata kasar, menceritakan lawakan yang tidak pantas
    • Membuat suara seksual yang membuat tidak nyaman
    • Bertanya tentang kehidupan seks pribadi
    • Rayuan dan pujian yang tidak pantas
    • Memberi komentar yang merendahkan (contoh: “Perempuan bisa apa, sih?”, “Laki-laki pantasnya gini aja, deh”, dll.)
    • Menyatakan keinginan untuk melakukan tindakan seksual, meminta bantuan seksual

    5. Pelecehan fisik

    Tak hanya verbal saja, pelecehan seksual di kantor juga dapat berupa pelecehan fisik.

    Contoh tindakan yang masuk ke dalam jenis pelecehan fisik antara lain adalah:

    • Lirikan yang tidak senonoh (mengarah ke area privat seperti dada, bokong, selangkangan, dll.)
    • Kekerasan seksual, pemerkosaan
    • Sentuhan yang tidak diinginkan
    • Sikap cabul (contoh: menyentuh bagian privat, alat kelamin, dll.)
    • Pemaksaan kegiatan seksual dengan sesama pegawai atau atasan

    6. Pelecehan seksual oleh atasan

    Jenis pelecehan seksual yang satu ini termasuk sering terjadi. Biasanya, atasan merasa memiliki power lebih yang dapat membuat mereka bertindak semena-mana. 

    Mulai dari catcalling sampai menyentuh dengan tidak pantas dan tidak profesional. 

    Bahkan, tidak sedikit ada kasus yang mewajibkan pegawai untuk ‘melayani’ dan memenuhi kebutuhan supervisor atau manajer. 

    Pegawai yang menolak baik secara halus maupun gamblang sering kali diancam akan dipecat, atau bahkan dicemarkan nama baiknya dengan rumor yang tidak benar. 

    Padahal, seharusnya atasan menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan mencegah hal-hal seperti ini untuk terjadi di bawah pengawasannya.

    7. Pelecehan quid pro quo

    Quid pro quo merupakan istilah berbahasa Latin yang berarti memberikan sesuatu ke seseorang dengan mengharapkan imbalan.

    Jenis pelecehan seksual yang satu ini paling sering ditemui di kantor, sama seperti contoh pelecehan seksual oleh atasan atau bisa juga kebalikannya. 

    Terdapat dua contoh agar kamu dapat lebih mudah mengerti: 

    • “A” merupakan pegawai kantor yang menawarkan kegiatan seksual kepada “Bos B” untuk meminta promosi jabatan 

    (dalam kasus ini, “Bos B” mengalami pelecehan seksual jika ia tidak menginginkan hal tersebut)

    • “C” harus menuruti permintaan seksual “Bos D”, jika ingin mempertahankan posisinya di kantor

    (dalam kasus ini, “C” mengalami pelecehan seksual jika ia tidak menginginkan hal tersebut)

    8. Pelecehan seksual oleh rekan kerja

    Tak hanya atasan saja, sesama rekan kerja juga bisa melakukan pelecehan seksual. Hal ini biasanya terjadi karena sudah terlalu terbiasa bekerja sama.

    Sehingga, melupakan batasan profesional di kantor. Atau bisa jadi juga karena memang dari awal, pelaku sudah menganggap rendah rekan kerjanya. 

    9. Pemaksaan kencan

    Ketika mengajak kencan, orang tersebut memiliki dasar ketertarikan terhadap lawan atau sesama jenis.

    Maka dari itu, pemaksaan kencan yang sampai membuat rekan kerja tidak nyaman dan takut ke kantor masuk ke dalam pelecehan seksual di wilayah kantor.

    Selain itu, memaksa rekan kerja yang tidak memberikan consent dari awal untuk berkencan sangat tidak profesional dan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak nyaman.

    10. Penguntitan

    Dalam kasus yang sudah serius, bisa saja terjadi penguntitan atau stalking oleh rekan kerja.

    Jika kamu mulai diikuti oleh seorang rekan kerja dan mulai merasa tidak nyaman, kamu harus segera melaporkan ke atasan atau pihak Human Resources Department (HRD).

    Karena jika tidak ditindaklanjuti, pelaku pelecehan dapat melakukan tindakan yang lebih jauh dan ekstrim seperti pelecehan verbal, fisik, atau bahkan pemerkosaan.

    Rasa nyaman dan keamanan pegawai di lingkungan kantor harus menjadi prioritas manajemen.

    Baca Juga: Membangun Kesetaraan Gender di Kantor

    Tips-Tips Menghadapinya

    pelecehan seksual di kantor

    © Pexels.com

    Edukasi

    Tips pertama untuk mencegah dan mengatasi pelecehan seksual di kantor adalah dengan memberi edukasi mengenai hal ini ke seluruh pegawai dan jajaran atas perusahaan. 

    Alih-alih hanya menyalahkan salah satu pihak, edukasi perihal pelecehan seksual dapat membantu orang untuk memahami apa saja jenis pelecehan seksual, apa dampaknya terhadap orang yang dilecehkan, dan lain-lain. 

    Jika tidak diberi tahu, kejadian yang tidak mengenakkan ini akan terus-terusan terjadi.

    Membela diri

    Jika masih terjadi juga pelecehan seksual, kamu dapat mencoba untuk membela dirimu sendiri. 

    Biasanya, ketika pelaku pelecehan seksual dikonfrontasi langsung, mereka akan langsung terdiam dan merasa malu sendiri. 

    Dengan membela diri, kamu sekaligus membuat semacam statement bahwa tidak ada yang boleh memperlakukan kamu dengan semena-mena.

    Laporkan ke HRD

    Jika pelecehan seksual di kantor tidak kunjung berhenti, langkah paling tepat berikutnya adalah melaporkan pelecehan seksual ke pihak HRD.

    Namun, memang lebih baik untuk melaporkan kasus pelecehan ini di awal sebelum keadaan semakin keruh. 

    Agar yakin, kamu bisa mendiskusikan permasalahan ini ke teman di kantor terlebih dahulu. 

    Kamu bisa mengumpulkan bukti baik secara fisik maupun dalam bentuk saksi yang melihat kejadian tersebut, agar laporan kamu lebih kuat dan dapat segera ditindaklanjuti.

    Baca Juga: Tips Menghadapi Bully di Kantor

    Nah, itu dia 10 jenis pelecehan seksual di kantor beserta cara yang bisa dilakukan untuk menanggapinya.

    Dengan edukasi yang tepat dan merata di seluruh jajaran, kasus pelecehan di kantor dapat perlahan dihentikan.

    Nah, kamu bisa menemukan ragam tips menghadapi sikap tidak menyenangkan seperti di atas dengan baca artikel lainnya di Glints Blog.

    Di kategori Tips Tempat Kerja, ada berbagai info yang bisa kamu terapkan saat berhadapan dengan situasi buruk seperti di atas.

    Yuk, cek berbagai artikelnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.8 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait