Mengupas Gamma Testing, Tahap Pengujian Produk Terakhir sebelum Diluncurkan

Diperbarui 23 Des 2020 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Setelah melalui tahapan alpha dan beta testing, ada tahapan ketiga yang harus dilalui sebuah produk sebelum siap diluncurkan. Tahapan ketiga itu adalah gamma testing.

    Tidak banyak yang mengetahui tahapan terakhir ini. Tahapan terakhir ini memang tidak sepopuler pengujian lainnya.

    Apa sebenarnya yang diujikan dalam gamma testing? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

    Mengenal Gamma Testing

    © Pexels.com

    Gamma testing adalah tahapan pengujian yang dilakukan setelah produk lolos alpha testing dan beta testing. Tahapan ini dilakukan setelah tidak ada lagi perubahan dalam sistem produk.

    Menurut QATestLab, pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa produk benar-benar siap untuk diluncurkan ke pasar. Oleh karena itu, ini berfokus terutama pada keamanan dan fungsionalitas produk.

    Pada fase ini, produk tidak boleh mengalami perubahan apa pun, selain perbaikan kritis yang mempengaruhi fungsi dan keamanan produk.

    Jadi, apabila ditemukan permasalahan yang tidak begitu krusial, tim akan melakukan perbaikan setelah produk tersebut diluncurkan.

    Baca Juga: Kenali Usability Testing, Tahap Desain Produk yang Tak Boleh Dilewatkan

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gamma testing adalah langkah yang dilakukan apabila alpha dan beta testing telah selesai dilaksanakan.

    Fase ketiga ini dilakukan secara langsung dengan melewatkan aktivitas pengujian in-house. Maka, penguji atau gamma tester tidak dianggap sebagai peserta dalam fase ini, melainkan sebagai pengguna.

    Dilansir dari ProfesionalQA, produk akan dilepas ke pasar terbuka dengan hanya spesifikasi terbatas yang disebut sebagai versi Gamma. Gamma tester kemudian diminta untuk menguji keseluruhan produk pada fase ini.

    Feedback kemudian dikumpulkan dari para peserta dan dievaluasi sesuai untuk menilai kualitasnya. Setiap feedback yang terkait dengan improvisasi produk dianggap sebagai pembaruan untuk produk di perilisan mendatang.

    Sayangnya, saat ini gamma testing sudah jarang dilakukan. Hal ini karena proses pengujian dapat memakan waktu dan mengganggu jadwal peluncuran produk.

    Inilah sebabnya sebagian besar produk saat ini diluncurkan langsung ke pasaran setelah lolos beta testing.

    Ketidakpopuleran fase pengujian ini menyebabkan gamma testing dikenal sebagai tren masa lalu.

    Baca Juga: Guerilla Testing: Bongkar Arti dan Fungsinya untuk Keperluan UX Research

    Kelebihan dan Kekurangan Gamma Testing

    © Pexels.com

    Seperti pengujian produk lainnya, gamma testing juga adalah hal yang tidak lepas dari kelebihan dan kekurangan dalam prosesnya.

    Kelebihan

    Melakukan gamma testing sebelum meluncurkan produk memiliki beberapa keuntungan berikut:

    • Membantu menilai kualitas produk dalam hal kegunaan, keamanan, dan kinerja.
    • Selama tidak ada perubahan perangkat lunak yang diasumsikan, tidak ada risiko munculnya bug baru.
    • Menghemat waktu, tenaga, dan biaya pengujian karena melewatkan semua aktivitas pengujian internal.
    • Membantu dalam mengidentifikasi celah di antara persyaratan pengguna utama.
    • Pengumpulan feedback dapat dilakukan secara lebih efektif.
    • Adanya jaminan produk memenuhi semua persyaratan yang ditentukan.
    • Menyakinkan bahwa produk dapat beroperasi dengan benar di lingkungan kehidupan nyata dengan data nyata.
    • Mendapatkan berbagai informasi berharga untuk riset pasar lebih lanjut.

    Kekurangan

    Meskipun memiliki beberapa keuntungan bagi produk, gamma testing juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa kekurangan dari gamma testing di antaranya adalah:

    • Tidak dapat dilakukan jika terlalu dekat dengan jadwal peluncuran produk.
    • Proses pengujian tidak dapat dikontrol karena melibatkan pengguna.
    • Pengguna dapat memutuskan untuk berhenti terlibat, sehingga tidak ada jaminan pengujian dapat terselesaikan.
    • Sebagian persyaratan mungkin tidak tercakup dalam pengujian tersebut.

    Gamma testing dilakukan untuk membantu mendapatkan kepercayaan pada produk. Hal ini untuk memastikan bahwa produk telah siap digunakan sebelum dilepas ke pasar.

    Baca Juga: Apa Itu Black Box Testing? Yuk, Kenali Arti, Manfaat, dan Jenis-jenisnya

    Meskipun gamma testing saat ini adalah hal yang telah jarang digunakan dalam pengembangan produk, tidak ada salahnya bagi kamu untuk mengetahuinya.

    Pengujian pada fase ini memang sering diabaikan. Terlebih jika sebagian besar masalah keamanan dan fungsi telah terselesaikan pada fase beta testing.

    Namun ini bukan berarti kamu harus mengabaikan gamma testing. Pengujian ini dapat bermanfaat ketika kamu ingin memastikan produkmu benar-benar aman sebelum diluncurkan.

    Selain alpha, beta, dan gamma testing yang umum digunakan, ada banyak jenis pengujian lain yang bisa kamu lakukan. Pengujian-pengujian ini bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan produk yang akan kamu luncurkan.

    Kamu bisa mempelajari berbagai hal seputar pengembangan produk ini melalui Glints ExpertClass, lho.

    Glints ExpertClass adalah kelas yang dibawakan oleh para profesional sesuai dengan bidang keahliannya di dunia kerja. Kamu bisa belajar dan bertanya langsung sesuai dengan topik yang mereka bawakan.

    Menarik, kan? Yuk, daftar sekarang. Kuotanya terbatas, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait