Kenalan dengan Fintech: Definisi, Sejarah, hingga Jenis-jenisnya

Diperbarui 28 Des 2022 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Dewasa ini, fintech adalah kata yang sudah sering digunakan. Akan tetapi, apakah kamu sudah memahami apa maksudnya?

    Selain definisinya, sudahkah kamu mengetahui berbagai jenis fintech yang ada? Lalu, mengapa fintech disebut-sebut sebagai solusi keuangan masa depan?

    Jangan khawatir, Glints sudah merangkum informasi lengkapnya untukmu.

    Definisi Fintech

    Dikutip dari Bank Indonesia, fintech adalah singkatan dari financial technology, yaitu hasil pencampuran antara jasa keuangan dan jasa teknologi.

    Dulu, apabila ingin bertransaksi dan membayar, kedua belah pihak harus bertemu dengan membawa sejumlah uang tunai.

    Karena adanya fintech, pembayaran ini bisa dilakukan di jarak yang sangat jauh dan durasi waktu yang sangat singkat.

    Hal ini sama dengan apa yang disampaikan oleh PwC. Selain itu, istilah fintech biasanya merujuk pada startup, perusahaan teknologi, dan lain-lain.

    Sejarah Fintech

    Bagaimana sejarah dan perkembangan fintech dari masa ke masa? Disarikan dari Kompas dan GateHub, sejarah fintech adalah sebagai berikut:

    fintech infografik

    Fintech 1.0

    Awal mula fintech adalah tahun 1866, saat kabel telegraf transatlantik pertama kali dipasang. Kabel ini memungkinkan adanya globalisasi sejak tahun 1866 hingga 1913.

    Lima tahun setelahnya, pada tahun 1918, muncul sistem pengiriman uang elektronik bernama Fedwire.

    Tahun 1950-an, terjadi perubahan besar pengiriman uang dengan munculnya kartu kredit.

    Fintech 2.0

    Perkembangan fintech periode selanjutnya ditandai dengan munculnya anjungan tunai mandiri (ATM) pada tahun 1967.

    Perkembangan fintech juga ditandai dengan perkembangan internet dan komputer.

    Karena berkembangnya internet, e-commerce mulai banyak bermunculan di tahun 90-an. Selain itu, mulai muncul banyak layanan internet banking dan situs penjualan saham online.

    Era ini berhenti saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 2008.

    Fintech 3.0

    Setelah tahun 2008, perkembangan fintech masuk ke masa selanjutnya.

    Sejak krisis ekonomi tahun 2008, banyak orang yang tidak percaya pada perbankan tradisional.

    Celah ini dimanfaatkan oleh banyak orang untuk menciptakan startup jasa layanan keuangan, seperti jasa pembayaran online, crowdfunding, pinjaman online, dan lain-lain.

    Pada tahun 2009, juga muncul Bitcoin sebagai alternatif investasi.

    Era ini juga didorong oleh munculnya ponsel pintar yang memungkinkan penggunaan mobile banking di awal dekade 2000-an.

    Baca Juga: 8 Alasan untuk Bekerja di Perusahaan Fintech

    Jenis-Jenis Fintech

    Seperti yang sudah dibahas di awal, fintech adalah industri penggabungan teknologi dan keuangan.

    Definisi ini masih sangat luas. Agar kamu lebih mudah memahami fintech, ini adalah berbagai macam fintech berdasarkan jasa keuangan yang ditawarkan, dirangkum dari Built.in dan Bloomberg.

    1. Perbankan

    Fintech perbankan adalah bank konvensional yang mulai menggarap dunia digital.

    Ada mobile dan internet banking yang bisa kamu manfaatkan dengan mudah dengan melibatkan internet. Saat ini, banyak bank yang telah melakukan sistem digitalisasi ini.

    Saat ini, bank-bank di Indonesia juga memiliki mobile banking yang memudahkan transaksi penggunanya. Contohnya BCA Mobile dari Bank BCA serta BRImo milik Bank BRI.

    2. Pembayaran

    Mirip dengan fintech perbankan, namun fintech pembayaran adalah layanan keuangan hanya untuk menerima dan mengirimkan uang secara digital.

    Untuk menggunakan layanan ini, kamu tidak perlu memiliki rekening bank. Contoh fintech ini adalah PayPal.

    Selain PayPal, aplikasi pembayaran lain seperti GoPay dari Gojek dan ShopePay dari Shopee juga termasuk fintech pembayaran yang sering digunakan.

    3. Pinjaman keuangan P2P

    Melalui fintech, kamu juga bisa mendapatkan berbagai pinjaman keuangan, terutama fintech P2P lending.

    Untuk pinjaman keuangan P2P, seorang calon peminjam uang akan “dipertemukan” secara virtual dengan investor yang berniat meminjamkan uang.

    Ingat, jangan lupa untuk memilih startup fintech yang telah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga agar transaksimu tetap aman.

    Contoh dari fintech P2P di Indonesia yang mungkin sering didengar adalah KoinWorks dan Modalku.

    Model P2P yang dibawa oleh KoinWorks terbuka untuk siapa saja yang ingin mengalokasikan dana untuk membantu peminjam.

    Sedangkan Modalku mendukung UKM dengan memberikan pinjaman.

    4. Crowdfunding

    Urun dana (crowdfunding) adalah salah satu layanan fintech yang mungkin sering kamu dengar.

    Biasanya ada dua jenis tujuan crowdfunding, untuk amal (uang akan disumbangkan), atau untuk donasi uang kepada pengusaha (uang digunakan untuk membuat konten, berkarya, dan lain-lain).

    Salah satu contoh dari fintech crowdfunding adalah Kitabisa.com.

    Berdiri sejak tahun 2013, aplikasi Kitabisa menjadi wadah menghimpun donasi dengan berbagai macam tujuan.

    PT. Kita Bisa Indonesia dan Yayasan Kitabisa memiliki fokus utama pada crowdfunding, donasi, dan amal.

    5. Asuransi

    Fintech asuransi adalah alternatif asuransi konvensional yang biasanya memakan waktu yang lama untuk membelinya.

    Melalui fintech ini, kamu bisa mendaftar asuransi hanya dalam hitungan menit.

    Jenis asuransi yang ditawarkan pun bermacam-macam, mulai dari kendaraan hingga kesehatan.

    Contoh fintech asuransi di Indonesia ada Asuransiku.id dan PasarPolis.

    PasarPolis merupakan fintech penyedia asuransi digital, mulai dari asuransi kesehatan hingga perjalanan.

    Asuransiku.id adalah layanan pialang asuransi berbasis teknologi e-commerce yang membantu pengguna untuk berhubungan dengan agen asuransi.

    6. Tabungan dan investasi

    Ada juga perusahaan fintech yang bergerak di bidang tabungan dan investasi.

    Jenis-jenis investasi online yang bisa kamu lakukan di startup ini adalah P2P lending, reksa dana, emas, hingga bitcoin.

    Contoh fintech dalam investasi yang sedang naik daun yaitu Bibit.

    Bibit merupakan aplikasi reksa dana yang membantu pemula untuk berinvestasi dan disesuaikan dengan level risikonya.

    7. Layanan AI finansial

    Fintech layanan AI adalah fintech yang akan membantumu membuat keputusan finansial.

    Kamu bisa memasukkan portfolio saham ke fintech ini, dan risiko serta preferensimu akan dikalkulasi menggunakan algoritma.

    Layanan ini juga sering disebut dengan roboadvisor atau penasihat robot.

    Dikutip dari Fintech Institute, salah satu penggunaan AI dalam layanan finansial telah diterapkan oleh BCA.

    Perusahaan memiliki AI yang disebut “Vira” yang merupakan virtual assistant untuk melayani segala kebutuhan informasi nasabah.

    Baca Juga: Apa Sanksi Kalau Tidak Bayar Pinjaman Online?

    Fintech Adalah Solusi Masa Depan?

    fintech adalah solusi masa depan

    © Freepik

    Seperti yang sudah dijelaskan di bagian sejarah, fintech adalah layanan yang berawal dari belakang layar perbankan dan saham konvensional.

    Layanan pengiriman uang secara elektronik, ATM, hingga kartu kredit merupakan salah satu contohnya.

    Dengan majunya teknologi, fintech mulai maju ke depan dan melayani pengguna secara langsung.

    Hal ini juga disampaikan oleh Investopedia.

    Pemodal bisnis alias venture capitalist awalnya tidak melirik fintech sama sekali. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, masa depan fintech mulai gemilang.

    Saat itu, fintech akhirnya mulai dilirik dan terus berkembang.

    Selain memiliki tren di mata investor, fintech adalah salah satu layanan keuangan yang melek customer experience. Ini bisa menjadi nilai tambah tersendiri.

    Aria Widyanto, direktur risk and sustainability perusahaan micro-finance Amartha, menyampaikan hal ini kepada Kontan.

    Baginya, fintech merupakan industri yang fleksibel dalam melayani dan memahami kebutuhan pelanggan.

    Sementara itu, bank konvensional merupakan institusi yang konservatif dan kurang mampu mengejar perubahan customer experience.

    Menurutnya, sinergi antara fintech dan perbankan konvensional tidak dapat dihindari.

    Selain itu, hal ini bisa menjadi pilihan solusi untuk masa depan finansial Indonesia yang lebih inklusif atau menyeluruh.

    Fintech dan Wabah Corona

    fintech dan wabah corona

    © Freepik

    Fintech adalah salah satu industri yang terdampak wabah corona.

    Akan tetapi, dampak yang dialami oleh fintech adalah meroketnya pengguna. Dilansir dari Detikstartup fintech OVO mengalami peningkatan transaksi online.

    Kenaikan untuk transaksi jual-beli adalah lebih dari 100%, dan untuk lending distribution sebesar 50%.

    GoPay juga mengalami kenaikan transaksi di situasi ini. Hal ini disampaikan oleh Managing Director GoPay.

    Transaksi itu di antaranya adalah pembayaran tagihan bulanan, pembelian pulsa, pembelian voucher game online dan belanja daring lainnya.

    Hal ini juga terjadi pada fintech pinjaman online.

    Dilansir dari Tempo, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan naiknya layanan fintech P2P lending.

    Akan tetapi, ada baiknya kamu tetap waspada.

    Bisnis menyampaikan laporan Satuan Petugas Waspada Investasi (SPWI) yang menunjukkan naiknya jumlah fintech lending tak resmi.

    Tahun lalu, jumlah fintech ilegal ini adalah 399 entitas. Akan tetapi, pada periode Januari hingga Maret 2020, ditemukan sejumlah 508 fintech lending ilegal.

    Meski ekonomi dan keuangan terdampak corona, jangan sampai kamu terkena salah satu rayuan fintech ilegal ini, ya. Selalu cek legalitas fintech melalui OJK.

    Baca Juga: ”11

    Melalui paparan informasi mengenai fintech di atas, semoga kamu sudah paham apa itu fintech, jenis-jenisnya, dan mengapa fintech dianggap sebagai solusi masa depan, ya.

    Apabila kamu tertarik untuk berkarier di dunia startup fintech, Glints punya beragam lowongan kerja yang siap kamu lamar. Tunggu apa lagi? Buat akun profesionalmu sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 7

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait